04 April 2018

Tepatkah Pemberian Pendidikan Seks Untuk Anak?

Seberapa penting pendidikan seksual untuk anak?
Tepatkah Pemberian Pendidikan Seks Untuk Anak?

Kemajuan teknologi membuat anak semakin mahir menggunakan perangkat digital. Bahkan, bisa jadi anak lebih pandai memakainya dibanding orang tuanya sendiri. Memang ada sisi positif dari hal ini, namun kita perlu mencermati sisi negatifnya.

Lewat internet, anak bisa terpapar konten seksual yang tidak sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan pendidikan seks untuk anak dengan cara yang benar. Namun, apakah tepat mengajarkan pendidikan seks sejak dini untuk anak Moms?

Menurut  Aurora L. Toruan, psikolog dari Keara Konsultan Psikologi Cawang Jakarta, pengenalan seksual bisa diajarkan sejak dini. Penelitian lain menyebutkan bahwa informasi tentang seks dan perilakunya yang 10 tahun lalu diketahui anak 16 tahun, sekarang harus disampaikan pada anak usia 10 tahun.

Jadi, misalnya 10 tahun lalu anak mengetahui tentang masturbasi saat berusia 15 tahun, maka sekarang pengetahuan tersebut harus diberikan sejak anak berusia 9 tahun. Hal ini mempertimbangkan kemajuan teknologi yang membuat segala informasi dengan mudah didapatkan. 

Bagaimana dengan balita? Apakah tepat diajari pendidikan seks di usia tersebut? Sebuah penelitian yang dimuat di situs Mayoclinic mengungkapkan bahwa pengenalan seksual dimulai jika balita mulai penasaran dengan tubuhnya sendiri. Di sinilah Moms bisa mulai mengajarkannya pelan-pelan.

Ini cara memberikan pendidikan seks sejak dini untuk anak usia balita:

1. Eksplorasi Dini

Saat balita mulai bisa berjalan dan berbicara, dia mulai melakukan eksplorasi pada tubuhnya. Di sinilah peran Moms untuk mulai mengenalkan dan mengajarkan bagian-bagian tubuh si kecil, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki beserta fungsinya, termasuk juga alat vital.

Moms dapat mengenalkannya saat si kecil mandi. Di saat pengenalan tersebut, Moms juga harus memberitahu bahwa alat vital sangat penting bagi tubuh dan harus dijaga kebersihannya.

Jika anak mulai memasuki masa otonomi, yakni masa dia mulai mengetahui dirinya sendiri dan tidak selalu mau diarahkan oleh orangtuanya, maka si kecil akan mengenal perbedaan gender.

Moms dapat mengajarkan anak mengenal identitas dirinya sesuai gender lewat pakaian yang dikenakan. Dengan begitu, anak tidak akan kebingungan  mengenal identitas seksual sejak dini.

2. Rangsangan Usia Dini

Jika Moms melihat si kecil mulai memegang alat vitalnya seperti anak laki-laki yang suka memegang atau menarik penisnya atau anak perempuan yang suka memegang organ kewanitaannya, maka Moms harus bersikap cepat dan memberikan nasihat yang membuat si kecil mengerti bahwa hal itu tidak baik.

3. Belajar Setiap Hari

Mengajarkan anak tentang seks tidak perlu selalu serius dan satu kali saja. Pendidikan seks merupakan pengajaran terus menerus hingga anak benar-benar mengerti. Moms dapat menerapkan pendidikan yang menarik namun tetap bisa dimengerti oleh si kecil.

Menurut Aurora, pendidikan seksual hendaknya disampaikan dengan gaya pengasuhan autoritatif di mana Moms membuka jalur komunikasi sehingga anak bertanya dan menjawab pertanyaan sesuai yang Moms harapkan.

Sudahkah Moms mengajarkan seks sejak dini kepada anak? Bagaimana caranya? Ceritakan pengalaman Moms di kolom komentar, ya.

(PIA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb