17 Juli 2018

Wanita Ini Divonis Leukemia ketika Hamil, Apa Bahayanya bagi Janin?

Bukan kanker tidak memengaruhi janin, melainkan pengobatannya
Wanita Ini Divonis Leukemia ketika Hamil, Apa Bahayanya bagi Janin?

Mengandung anak pertama menjadi kebahagiaan terindah bagi pasangan suami istri. Namun, kebahagiaan tersebut bercampur dengan kekhawatiran yang mendalam saat sang ibu malah divonis leukimia ketika sedang hamil, sama seperti apa yang dialami oleh Febriyanti Candra.

Kurang dari dua bulan lagi, pasangan suami-istri Dio Febriyanto dan Febriyanti Candra akan menimang anak pertama mereka. Kandungan Febriyanti yang sudah masuk 7,5 bulan membuat pasangan asal Lahat, Sumatera Selatan, itu semakin tidak sabar untuk bertemu bayi mereka.

Namun, belum lama ini, Febriyanti divonis mengidap leukemia Chronic Myeloid (CML). CML merupakan jenis kanker darah langka yang menyerang 1,7 dari setiap 100.000 orang dewasa.

Selain mengkhawatirkan biaya perawatan, Dio dan Febriyanti juga mengkhawatirkan kondisi si jabang bayi dalam kandungan. Keduanya khawatir penyakit yang diderita Febriyanti akan memengaruhi bayi mereka.

ibu leukemia
Foto: ibu leukemia
instagram/pempek_funny

Bahaya untuk Bayi

Dikutip dari Leukemia.org.au, kanker darah yang diderita ibu hamil sebetulnya tidak berdampak pada bayi yang dikandung. Pengobatan yang dijalani oleh ibu hamil lah yang bisa berdampak pada pertumbuhan janin dalam kandungan.

Pengobatan terhadap kanker darah bisa menyebabkan supresi tulang belakang yang menyebabkan rendahnya jumlah sel darah merah, trombosit, dan sel darah putih bayi.

Perawatan kanker darah juga bisa menyebabkan cacat ketika lahir, berat lahir rendah, fungsi neurologis abnormal, lahir mati, dan potensi perkembangan kanker masa kanak-kanak.

Risiko ini bervariasi dari sangat rendah hingga cukup signifikan tergantung pada obat yang digunakan dalam pengobatan.

Pada trimester pertama saat organ bayi tengah berkembang, dokter biasanya menghindari kemoterapi. Kemoterapi bisa menghambat perkembangan orang janin dalam kandungan. Kendati begitu, ada juga beberapa jenis kemoterapi lain dengan dosis kecil yang tetap aman dilakukan.

Pada trimester kedua dan ketiga, treatment kanker biasanya sangat dikurangi bahkan untuk sementara waktu ditunda sampai setelah persalinan. Treatment kanker darah pada trimester akhir konon memiliki efek samping pada bayi.

Baca Juga : Kenali 3 Cara Penting Cegah Kanker

Persalinan

Untuk kondisi kanker darah yang urgent untuk ditangani, dokter biasanya menyarankan persalinan awal. Dengan begitu, ibu bisa lebih cepat kembali melakukan perawatan kanker darah.

Biasanya, bayi dilahirkan saat usia kandungan mencapai 32 minggu. Namun, dokter terlebih dahulu melihat kondisi bayi dalam kandungan sebelum melakukan persalinan.
Bayi yang akan lahir dini ini akan membutuhkan penanganan medis untuk membantunya menyiapkan fungsi paru-paru sebelum dilahirkan.

Dengan kondisi yang masih belum mencapai HPL, proses persalinan biasanya dipicu dengan induksi untuk persalinan normal. Proses ini sangat sulit dilakukan. Persalinan dengan opearsi caesar biasanya jadi pilihan.

Penentuan waktu persalinan biasanya didasarkan pada waktu jeda antara treatment satu dengan treatment selanjutnya.

Menyusui

Menyusui kemungkinan besar tidak bisa dilakukan oleh ibu yang sedang menjalani perawatan kanker. Obat-obat yang dikonsumsi oleh ibu bisa ikut mengalir melalui ASI kepada Si Kecil.

Namun, tetap ada kemungkinan untuk tetap menyusui Si Kecil jika oban yang dikonsumsi termasuk obat yang aman dan tidak memiliki efek berbahaya untuk Si Kecil.

Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang dampak leukemia bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Semoga informasinya bermanfaat ya Moms.


(AND)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb