08 September 2018

Waspadai Gangguan Mental Jika Balita Sering Melakukan 5 Kebiasaan Ini Saat Tantrum

Perhatikan durasinya dan seberapa sering anak tantrum
Waspadai Gangguan Mental Jika Balita Sering Melakukan 5 Kebiasaan Ini Saat Tantrum

Menghadapi tangisan dan teriakan dramatis saat balita tantrum memang bukan hal mudah ya, Moms?

Meski 83 persen anak berusia balita melakukannya, ternyata ada beberapa kebiasaan tantrum yang harus diwaspadai sebagai gangguan kesehatan mental balita seperti disruptive mood dysregulation disorder (DMDD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), bipolar, maupun depresi.

Menurut para peneliti dari Washington University School of Medicine, para orang tua tidak perlu khawatir dengan tantrum yang muncul karena anak merasa lapar, kelelahan, atau sedang sakit.

Baca Juga : Bagaimana Cara Terbaik Mengatasi Tantrum Pada Anak?

Yang perlu Moms waspadai sebagai tanda gangguan kesehatan mental balita adalah pola perilaku atau kebiasaan tidak normal yang muncul saat balita tantrum, seperti:

1. Sikap Agresif Saat Tantrum

waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 1
Foto: waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 1

Foto: Researchdigest.com

Moms, apakah Si Kecil berubah menjadi agresif dan kasar saat sedang tantrum?

Bila dari 90% kejadian tantrum, balita menunjukkan kebiasaan melempar barang, merusak mainan, atau menyakiti orang di sekitar, bisa jadi dia memiliki kondisi ADHD, oppositional-defiant disorder, atau DMDD.

Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah jika Moms, Dads, atau pengasuh selalu berusaha melindungi diri saat balita tantrum.

2. Menyakiti Diri Sendiri

waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 2
Foto: waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 2

Foto: Pbs.org

Diluar durasi dan frekuensinya, kebiasaan menyakiti diri sendiri saat sedang tantrum bisa menjadi tanda kuat bahwa balita mengalami depresi atau gangguan perilaku.

Segera bawa buah hati ke psikiater anak bila dia menunjukkan kebiasaan seperti menggigit tangan, mencakar bagian tubuh hingga berdarah, atau berulang kali memukulkan kepala ke tembok.

3. Durasi Tantrum yang Lama

waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 3
Foto: waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 3

Foto: Sun-sentinel.com

Moms, balita dengan gangguan kesehatan mental seringkali tantrum dengan durasi lebih dari 25 menit.

Bandingkan dengan hasil studi yang dilakukan oleh psikolog perkembangan anak Andy C. Belden, PhD, dimana durasi rata-rata tantrum balita normal adalah 11 menit.

Untuk lebih memastikan kondisi kesehatan mental balita, Moms bisa meminta psikolog anak untuk melakukan evaluasi lebih mendalam.

Baca Juga : Tips Menghadapi Anak Tantrum Tanpa Bantuan Gadget

4. Frekuensi Tantrum yang Lebih Sering

waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 4
Foto: waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 4

Foto: Pixabay.com

Saat mood balita sedang tidak baik, tantrum sebanyak 10 kali dalam sehari saat sedang di rumah masih bisa dianggap wajar.

Tapi, bila frekuensi tantrum tersebut terjadi lebih dari sekali dalam periode satu bulan, maka Si Kecil memiliki resiko lebih besar mengalami ADHD atau gangguan kesehatan mental balita lainnya.

Baca Juga : Jangan Ikut Marah Moms! Ini Yang Harus Dilakukan Ketika Anak Tantrum Di Depan Umum

5. Balita Tidak Bisa Meredakan Tantrum Sendiri

waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 5
Foto: waspadai gangguan kesehatan mental dibalik 5 kebiasaan tantrum balita ini 5

Foto : Romper.com

Apa Moms sudah sering mencoba bersikap tegas dan bersikap kalem, tapi tantrum balita tidak kunjung reda?

Secara umum, balita berusia 3 tahun seharusnya sudah mampu menenangkan diri sendiri.

Balita yang tidak bisa menenangkan diri sendiri kecuali dikeluarkan dari situasi pemicu tantrum atau diberikan “sogokan,” ternyata memiliki resiko ADHD yang lebih tinggi dibandingkan balita pada umumnya. 

Bila melihat kebiasaan diatas saat balita tantrum, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog anak agar bisa dilakukan evaluasi lebih lanjut. Nah, apa Moms punya tips jitu untuk menghadapi balita tantrum?

(WA)

Sumber: todaysparent.com, babycenter.com

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb