14 Juli 2018

Waspadai Penyebab Perdarahan Setelah Melahirkan

Bisa timbulkan kejang hingga kematian, ketahui gejala perdarahan
Waspadai Penyebab Perdarahan Setelah Melahirkan

Dibalik kebahagiaan selama 9 bulan mengandung setiap calon ibu tentu memiliki rasa cemas jelang waktu melahirkan. Sebab persalinan adalah proses yang tergolong berat dimana nyawa ibu adalah taruhannya.

Dan salah satu penyebab kematian ibu setelah persalinan adalah terjadinya perdarahan yang berlebihan dan tidak berhenti.

Sebenarnya mengapa risiko tersebut bisa terjadi?

Yuk, ketahui tentang perdarahan paska persalinan atau disebut juga postpartum hemorrhage (PPH).

Baca Juga : Stres Pasca Melahirkan, Tanda Mama Menderita Baby Blues Syndrome

Apa Itu Postpartum Hemorrhage (PPH)?

PPH adalah perdarahan berlebih setelah persalinan. Sekitar 1-5 persen ibu mengalami PPH dan kebanyakan adalah ibu yang melakukan proses persalinan caesar.

Normalnya, tubuh wanita kehilangan sekitar 500 ml darah pada persalinan normal dan 1.000 ml pada persalinan ccaesar.

Umumnya kasus PPH terjadi sesaat setelah melahirkan, tapi ada juga PPH yang terjadi beberapa hari atau minggu setelah persalinan. 

Baca Juga : Kenali Bahaya 'Chemical Pregnancy'!

Penyebab Perdarahan Setelah Melahirkan

Saat plasenta terlepas dari tubuh, ada pembuluh darah yang terbuka dan mengeluarkan darah.

Setelah bayi keluar dari tubuh Moms, rahim akan berkontraksi untuk kembali ke ukuran semula. Kontraksi ini akan menutup pembuluh darah yang terbuka dan menghentikan pendarahan. 

Salah satu penyebab PPH adalah kontraksi rahim kurang kuat (disebut juga uterine atony) sehingga pembuluh darah tidak menutup dan perdarahan terus terjadi.

Beberapa penyebab lain adalah kelainan plasenta seperti plasenta previa (kondisi dimana plasenta berlokasi sangat dekat dengan bukaan serviks) atau plasenta abruption (kondisi ketika plasenta lepas dari rahim sebelum waktunya). 

Ibu hamil dengan kondisi kekentalan darah juga berisiko mengalami PPH. Demikian juga dengan komplikasi seperti preeklampsia.

Baca Juga : Hati-hati, Darah Tinggi Bisa Sebabkan Komplikasi Kehamilan!

Walaupun PPH terjadi secara spontan, sebenarnya ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalaminya dan bisa kita sadari sebelumnya. Seperti beberapa alasan berikut:

  • Obesitas
  • Hamil kembar
  • Melahirkan bayi lebih dari 4 kilogram
  • Beberapa kali melahirkan
  • Proses persalinan yang terlalu lama
  • Infeksi

PPH juga dapat terjadi pada ibu hamil yang tidak memiliki 6 risiko tadi. Penting pula bagi Moms untuk mengetahui apa saja gejala yang bisa dikenali terkait perdarahan.

Baca Juga: 7 Penyebab Keguguran Paling Umum

Gejala Perdarahan

Berikut adalah gejala PPH yang umum terjadi:

  • Perdarahan yang tidak terkontrol
  • Tekanan darah menurun
  • Denyut jantung meningkat
  • Sel darah merah berkurang
  • Bengkak dan rasa sakit terasa di bagian vagina.

Untuk mengetahui kemungkinan mengalami PPH tadi, Moms pun perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis.

Penanganan Perdarahan

Perdarahan yang berlebihan dapat menurunkan tekanan darah ibu dan mengakibatkan kejang bahkan kematian jika tidak segera ditangani.

Tujuan dari pengobatan PPH adalah menemukan sumber perdarahan dan menghentikan perdarahan. Nah, inilah beberapa tindakan yang akan dilakukan dokter:

  • Obat untuk stimulasi kontraksi rahim.
  • Pijat manual dari dalam rahim untuk stimulasi kontraksi rahim.
  • Mengambil sisa plasenta dari dalam rahim.
  • Menggunakan balon/kateter khusus untuk menekan perdarahan dalam rahim.
  • Laparotomy atau operasi membuka perut untuk melihat sumber pendarahan.
  • Hysterectomy atay operasi pengangkatan rahim sebagai jalan keluar terakhir.

Selain tindakan medis, dokter juga akan melakukan berbagai usaha untuk menggantikan darah dan cairan tubuh ibu, lewat infus dan transfusi darah.

Baca Juga : Mengenali Komplikasi Kehamilan Placenta Accreta, Harus Waspada!

Proses Penyembuhan

Moms akan merasa lemah dan pusing pada masa awal penyembuhan.

Untuk itu, perbanyaklah istirahat, minum banyak cairan, dan konsumsi makanan bernutrisi akan membantu Moms pada proses ini. Tambahan suplemen zat besi dan vitamin prenatal juga baik untuk dikonsumsi.

Jika dokter memberikan obat, produksi ASI mungkin terganggu. Beberapa obat akan memengaruhi ASI sehingga tidak bisa diberikan untuk Si Kecil. Moms bisa kembali memberikan ASI setelah obat keluar dari sistem tubuh.

Memang perdarahan setelah menlahirkan bisa menjadi hal yang serius. Tapi dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, ibu dengan perdarahan berlebih dapat diselamatkan dan sembuh total.

(HIL)

Sumber: Babycenter

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb