30 Mei 2020

Waspadai Vertigo Pada Balita! Ini 8 Penyebabnya

Vertigo pada balita ternyata bisa disebabkan oleh penyakit serius. Hati-hati, Moms!
Waspadai Vertigo Pada Balita! Ini 8 Penyebabnya

Pernahkah Si Kecil mengeluh pusing dan merasa ruangan atau lingkungan sekitarnya seperti berputar? Jika ya, bisa jadi Si Kecil mengalami vertigo nih, Moms!

Berbeda dengan sakit kepala biasa, vertigo tidak hanya menimbulkan rasa pusing, tetapi juga sensasi berputar, melayang, dan membuat seseorang kehilangan keseimbangan.

Anak yang mengalami vertigo juga mungkin akan merasakan kondisi yang lebih buruk ketika mereka berdiri, berguling, atau mengubah posisi tidur.

Penyakit ini biasa terjadi pada orang dewasa dan sangat jarang terjadi pada anak-anak. Penyebabnya pun bisa karena berbagai hal, mulai dari yang ringan hingga berat.

Dalam jurnal yang ditulis American Academy of Pediatrics ada delapan penyebab vertigo. Kedelapan penyebab itu terbagi dalam dua jenis kategori yang berbeda, berikut penjelasannya:

Vertigo Paroksismal dengan Gangguan Pendengaran

BCA-1-final-15-750x389.png
Foto: BCA-1-final-15-750x389.png (https://asterclinic.ae/blog/wp-content/uploads/2019/04/BCA-1-final-15-750x389.png)

Foto : asterclinic.ae

Vertigo pada balita bisa terjadi karena efek samping dari hidung yang tersumbat karena pilek.

Namun, bisa juga disebabkan oleh beberapa gangguan kesehatan yang berkaitan dengan pendengaran Si Kecil. Ada tiga penyebab vertigo yang didasari karena gangguan pendengaran:

1. Labirinitis

Penyebab pertama adalah infeksi yang terjadi pada bagian dalam pendengaran anak. Vertigo ini bisa menyebabkan anak mual serta muntah parah.

Kemudian, gejalanya juga biasanya tidak cepat hilang dan bisa dirasakan hingga beberapa hari. Anak yang mengalami infeksi pada telinganya akan merasa nyaman jika berbaring pada sisi yang tidak memiliki gangguan.

Baca Juga: Anak Sering Pusing, Ini Bisa Jadi Penyebabnya

2. Fistula Perilimfe

Penyebab kedua adalah pecahnya jendela bundar atau oval yakni membran tipis pada telinga. Kondisi ini menyebabkan cairan di telinga bagian dalam mengalami kebocoran dan mengarah ke bagian tengah.

Hal ini bisa terjadi karena adanya trauma ringan pada kepala anak. Anak yang mengalami fistula perlimfe biasanya akan merasakan adanya perubahan tekanan mendadak yang dirasakan telinga (seperti saat naik pesawat).

3. Penyakit Meniere

Penyakit meniere adalah penyebab vertigo pada balita yang sangat jarang terjadi.

Penyakit ini merupakan kondisi dimana terdapat gangguan pendengaran yang tidak stabil, sensasi tekanan pada telinga, dan tinitus (dengungan pada telinga).

Saat gejala berulang kali terjadi, hal ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang lebih buruk.

Vertigo Paroksismal Tanpa Gangguan Pendengaran

shutterstock_351303371_800x480.jpg
Foto: shutterstock_351303371_800x480.jpg (https://www.childrens.com/wps/wcm/connect/childrenspublic/b0036786-6887-41ae-b235-d191ee0468cc/shutterstock_351303371_800x480.jpg?MOD=AJPERES&CVID=)

Foto : childrens.com

Nah Moms, ternyata selain gangguan yang terjadi berkaitan dengan pendengaran, ada beberapa penyebab vertigo lainnya.

Mulai dari faktor ringan hingga berat dapat menjadi alasan kenapa Si Kecil bisa mengalami vertigo. Moms harus berhati-hati apalagi jika gejala vertigonya berulang dan sering dialami Si Kecil!

Baca Juga:

4. Neuritis Vestibular

Penyebab vertigo pada balita yang keempat adalah adanya gangguan pada saraf vestibular. Saraf vestibular merupakan saraf yang terdapat pada telinga bagian dalam dan memengaruhi keseimbangan balita.

Ketika saraf ini bengkak atau meradang, hal itu dapat mengganggu jalannya informasi yang diproses oleh otak sehingga menyebabkan anak menjadi kehilangan keseimbangan. Itulah yang membuat anak akan merasakan seolah-olah lingkungannya berputar atau vertigo.

5. Vertigo dan Tortikolis Paroksismal Jinak

Vertigo paroksismal jinak kebanyakan dialami oleh anak usia 1 - 2 tahun. Pada beberapa kasus, gejalanya berulang hingga usia 4 tahun. Penyebab utama vertigo jenis ini merupakan faktor keturunan.

Anak biasanya akan mengalami rasa pusing yang ekstrem secara tiba-tiba dan sulit untuk berdiri tegak. Setelah itu, anak mungkin akan mengalami migrain.

Jenis lainnya yang mirip dengan vertigo paroksismal adalah tortikolis paroksismal. Seorang anak yang memiliki bentuk migrain langka ini biasanya akan memiringkan kepalanya ke satu sisi selama beberapa jam untuk membuatnya lebih nyaman. Keadaan ini seringkali dialami oleh anak usia 1 tahun dan akan berhenti pada usia 2 tahun.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Sakit Kepala pada Anak, Yuk Coba!

6. Gegar Otak

Vertigo juga bisa disebabkan karena cedera atau traumatis pada kepala. Biasanya kepala yang terbentur benda tumpul dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan rasa berat pada kepala. Vertigo akibat gegar otak biasanya berlangsung selama 4-6 minggu.

7. Vertigo Posisi Paroksismal Benigna

Vertigo ini sering disebut juga Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). Vertigo ini terjadi karena adanya gangguan pada saraf keseimbangan yang membuat balita merasakan vertigo jika tiba-tiba mengubah posisi secara cepat, misalkan langsung berdiri dan berlari setelah posisi tidur.

8. Disfungsi Saraf Otak Kecil

Penyebab ini jarang terjadi pada balita dan kebanyakan terjadi pada anak usia remaja. Ini adalah kondisi dimana ada gangguan pada batang otak dan disfungsi saraf otak kecil. Tidak hanya vertigo, anak juga bisa mengalami kejang saat penyakit ini menyerang.

Gejala vertigo yang  tidak dapat diprediksi kapan datangnya tentu dapat mengganggu Si Kecil dalam proses bermain dan belajarnya.

Mengutip Jennifer M, Spellman, seorang perawat praktisi dalam chop.edu menyatakan, “Vertigo bisa sangat menyusahkan seorang anak dan memengaruhi tumbuh kembangnya jika sering terjadi. Penting untuk mencari pengobatannya karena vertigo bisa menjadi tanda penyakit serius dan menyebabkan cidera karena gangguan keseimbangan dan koordinasi yang dialaminya.”

Baca Juga: Perbedaan Sakit Kepala dan Migrain pada Anak

Saat balita menunjukkan gejala vertigo, jangan ragu untuk segera periksakan ke dokter untuk diketahui penyebabnya ya, Moms.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb