25 Januari 2024

Biografi Abdul Kadir, Pahlawan Nasional dari Kalimantan

Simak perjalanan hidupnya!
Biografi Abdul Kadir, Pahlawan Nasional dari Kalimantan

Foto: Terasinfo.id

Abdul Kadir Raden Temenggung Setia Pahlawan adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dari Melawi, Kalimantan Barat.

Ia lahir pada tahun 1771 dan wafat pada tahun 1875 pada usia 104 tahun.

Ia adalah satu-satunya pahlawan nasional Indonesia yang meninggal dunia pada usia di atas 100 tahun.

Abdul Kadir lahir dari keluarga bangsawan di Sintang. Sejak muda, ia sudah menunjukkan jiwa kepemimpinannya.

Ia sering ditugaskan untuk mengamankan kerajaan dan mendamaikan suku-suku Dayak yang sedang bermusuhan.

Pada tahun 1845, Abdul Kadir diangkat sebagai Kepala Pemerintahan Melawi.

Ia memimpin rakyat Melawi untuk melawan penjajahan Belanda. Ia berhasil menyatukan suku-suku Dayak di Melawi untuk melawan Belanda.

Ingin tahu biografi Abdul Kadir selengkapnya? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Biografi Samanhudi, Saudagar Pendiri Sarikat Dagang Islam

Masa Muda Abdul Kadir

Raden Tumenggung Setia Pahlawan
Foto: Raden Tumenggung Setia Pahlawan (Daerahkita.com)

Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan dilahirkan di Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1771 Masehi.

Ayahnya dikenal dengan nama Oerip dan ibunya bernama Siti Safriyah.

Ayah Abdul Kadir memegang posisi penting sebagai hulubalang atau pemimpin pasukan Kerajaan Sintang.

Abdul Kadir memulai karirnya sebagai seorang pegawai Kerajaan Sintang sejak usia sangat muda.

Selama ia menjalankan tugasnya di dalam Kerajaan Sintang, ia menunjukkan dedikasi dan kinerja yang sangat baik.

Ia bahkan pernah diberi tugas oleh Raja Sintang untuk melindungi Kerajaan Sintang dari ancaman pengacau dan perampok.

Abdul Kadir berhasil menjalankan tugas tersebut dengan sangat baik.

Kemudian, ia dipromosikan menjadi pembantu ayahnya yang menjabat sebagai Kepala Pemerintahan kawasan Melawi.

Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1845, Abdul Kadir naik pangkat menjadi Kepala Pemerintahan Melawi yang menggantikan kedudukan ayahnya.

Atas prestasinya ini, Raja Sintang memberikan Abdul Kadir gelar Raden Tumenggung.

Baca Juga: Biografi Ernest Douwes Dekker, Pejuang Anti Kolonialisme

Menyatukan Dua Suku

Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1845, Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan naik jabatan menjadi Kepala Pemerintahan Melawi, menggantikan posisi ayahnya.

Selain itu, Raja Sintang memberinya gelar Raden Tumenggung sebagai penghargaan atas prestasinya.

Selama masa pemerintahannya di Melawi, Abdul Kadir berhasil memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Melawi.

Salah satu pencapaian pentingnya adalah perjuangannya untuk menyatukan dan mendamaikan dua suku yang selama hampir tujuh tahun terlibat dalam konflik, yaitu Suku Dayak dan Suku Melayu.

Abdul Kadir memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu menghimpun kekuatan bersama untuk melawan penjajah.

Upaya perdamaian ini dilakukan secara rahasia, dan berhasil meredakan ketegangan antara kedua suku tersebut.

Baca Juga: Biografi Raja Ali Haji, Sastrawan dan Ulama dari Melayu

Dalam perjuangannya, Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan berhasil menyatukan suku-suku...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb