Analsik: Keterangan, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan
Analsik adalah obat yang berisi kandungan metamizole dan diazepam.
Keduanya zat tersebut efektif meringankan rasa nyeri dalam intensitas sedang hingga berat.
Metamizole termasuk ke dalam jenis obat analgetik-antipiretik, yang bekerja dengan menghambat hormon prostaglandin.
Hormon tersebut adalah senyawa yang menjadi pemicu nyeri dan peradangan.
Sementara itu, diazepam merupakan obat golongan benzodiazepine. Kandungan ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas asam gamma–aminobutirat (GABA).
Itu adalah senyawa yang bertugas menghambat zat kimia penghantar sinyal saraf (neurotransmitter) di sistem saraf pusat.
Diazepam efektif menciptakan rasa tenang, relaks, dan mengantuk.
Kandungan tersebut umumnya digunakan sebagai agen anticemas, antikejang, dan pelemas otot.
Analsik adalah obat golongan OAINS (obat anti-inflamasi nonsteroid) yang bekerja menghambat zat penyebab peradangan.
Ingin tahu cara konsumsi dan efek samping yang diberikan dari obat Analsik? Jika ya, simak informasinya hingga akhir, ya!
Baca juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan
Keterangan Obat Analsik
Analsik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dalam intensitas sedang hingga berat.
Obat termasuk ke dalam golongan psikotropika yang diklasifikasikan sebagai terapi obat antiinflamasi nonsteroid.
Di dalamnya berisi 500 miligram metamizole dan 2 miligram diazepam.
Obat dijual dalam satuan per strip berisi 10 kaplet seharga Rp55.000 hingga Rp85.000.
Dosis dan Aturan Pakai Anaksik
Obat termasuk ke dalam golongan psikotropika, sehingga dosis penggunaan harus sesuai anjuran dokter.
Dosis umum untuk mengatasi nyeri pada orang dewasa adalah 1 kaplet setiap 6 hingga 8 jam per hari.
Dosis maksimal penggunaan adalah 4 kaplet per hari.
Sementara itu, penggunaan pada anak-anak harus ditentukan langsung oleh dokter.
Hal tersebut mesti disesuaikan dengan kondisi dan gangguan yang mendasari
Kategori Kehamilan dan Menyusui
Analsik termasuk ke dalam obat kategori D.
Artinya, penggunaan pada ibu hamil berpotensi membahayakan janin dalam kandungan.
Sementara itu, pada ibu menyusui, kandungan dalam obat bisa terserap ke dalam ASI. J
adi, penggunaannya wajib sesuai dengan izin dari dokter.
Ingat, Moms, penggunaan obat selama masa kehamilan dan menyusui hanya boleh dilakukan jika manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya.
Baca juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.