Mengenal Battered Woman Syndrome atau Trauma Korban KDRT
Faktor Risiko Tercipta KDRT
Secara garis besar battered woman syndrome (BWS) memang terjadi akibat trauma kekerasan atau pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga.
Terdapat sejumlah faktor dan karakteristik mungkin ada pada seseorang yang melakukan kekerasan dalam suatu hubungan.
Walaupun tidak secara general seluruh karakteristik ini melakukan kekerasan, tetapi menurut penelitian Risk and Protective Factors for Perpetration, beberapa kelompok orang tersebut:
- Memiliki harga diri yang rendah dan mungkin isolasi sosial
- Memiliki kurangnya keterampilan pemecahan masalah tanpa kekerasan dan kebiasaan menggunakan agresi untuk menyelesaikan kesulitan
- Menyaksikan pelecehan antara orang tua sebagai seorang anak
- Memiliki keinginan untuk kekuasaan dan kontrol
- Memiliki pandangan khusus tentang peran gender
- Memiliki kondisi kesehatan mental, seperti gangguan kepribadian
- Memiliki kecenderungan untuk menggunakan alkohol atau obat-obatan
Baca Juga: 6 Nasehat Pernikahan Ini Patut Diterapkan dalam Rumah Tangga
Cara Penanganan dan Mengatasinya
Kebanyakan wanita tidak bisa meninggalkan pasangan yang melakukan KDRT karena beberapa alasan, seperti:
- Kurangnya sumber daya keuangan, jika orang tersebut bergantung secara finansial pada pasangannya
- Perasaan terasing dan ketakutan yang tak seorang pun akan mengerti
- Rasa bersalah bahwa ini mungkin bukan hal yang benar untuk dilakukan
- Takut akan kekerasan lebih lanjut atau tekanan untuk kembali ke situasi yang sama
- Kekhawatiran tentang konsekuensi hukum atau kerugian finansial atau materi, terutama jika ada anak-anak yang terlibat
- Keyakinan bahwa pelecehan itu adalah kesalahannya sendiri
Namun, ada beberapa langkah yang bisa membantunya keluar dari hubungan tidak sehat. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:
1. Bicaralah dengan Dokter
Konsultasilah mengenai gejala sindrom wanita babak belur dengan dokter.
Karena dokter atau perawat bisa memberi jalan keluar atau bantuan yang terbaik.
2. Cari Tempat Berlindung
Sadarilah bahwa Moms tidak sendirian dan ada orang yang bisa membantu.
Dalam kondisi ini, Moms bisa menghubungi lembaga bantuan hukum (LBH) yang fokus dalam membantu wanita.
Baca Juga: Kekerasan pada Anak: Tanda, Jenis, Dampak, dan Cara Mengatasinya
3. Buat Rencana Keselamatan
Kebanyakan wanita merasakan bahaya ketika pasangan mereka cenderung menyakiti mereka.
The National Domestic Violence Hotline mengatakan bahwa ketika orang dalam situasi KDRT berencana meninggalkan rumah, mereka harus menyusun rencana terlebih dahulu.
Kalau tidak bisa keluar dari rumah, cobalah hindari kekerasan dengan cara meringkuk seperti bola untuk melindungi wajah dengan lengan.
Baca Juga: 6 Bentuk Tindakan KDRT yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Merendahkan Pasangan!
Komplikasi KDRT
Meski sulit keluar dari hubungan yang tidak sehat, jika terus berada dalam hubungan ini bisa menjadi masalah yang serius, lho Moms.
Battered woman syndrome juga dapat menyebabkan trauma, di antaranya:
- Mengurangi harga diri
- Gejala PTSD jangka panjang
- Kecacatan jangka panjang atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan kekerasan fisik
- Perasaan bersalah dan malu
Bahkan jika orang tersebut meninggalkan hubungan, mereka mungkin mengalami komplikasi yang bertahan lama.
Baca Juga: 10 Fakta Bunga Edelweiss dan Mengenal Ragam Jenis Spesiesnya
Itulah informasi seputar battered woman syndrome (BWS) yang bisa Moms ketahui.
Tanpa disadari, dampak kekerasan ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Rata-rata, seseorang yang meninggalkan hubungan yang kasar akan melakukannya tujuh kali sebelum mereka memutuskan hubungan terakhir, menurut National Domestic Violence Hotline.
Bila Moms mengalami KDRT, Moms bisa menghubungi Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan, ya.
- https://www.thehotline.org/
- https://psychcentral.com/pro/battered-woman-syndrome-key-elements-of-a-diagnosis-and-treatment-plan#1
- https://www.cdc.gov/violenceprevention/intimatepartnerviolence/definitions.html
- https://ncadv.org/dynamics-of-abuse
- https://www.psychiatrictimes.com/view/battered-woman-syndrome
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/320747#causes
- https://www.cdc.gov/violenceprevention/intimatepartnerviolence/riskprotectivefactors.html
- https://www.psychiatrictimes.com/view/battered-woman-syndrome
- https://www.webmd.com/mental-health/features/battered-woman-syndrome
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.