Cara Relaktasi dengan Pompa Menurut Dokter, Bikin ASI Banjir
Moms, cara relaktasi dengan pompa sama seperti laktasi pada umumnya, lho!
Sebagai informasi, relaktasi merupakan proses untuk mengembalikan kegiatan laktasi setelah Moms pernah berhenti memproduksi dan mengeluarkan ASI.
Durasi berhenti laktasi ini bisa selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Yuk, Moms, simak panduan lengkap cara relaktasi dengan pompa ASI, lengkap dengan saran dari dr. Inke Prasetyowati, Dokter Umum Konselor Laktasi, RS Pondok Indah, Puri Indah!
Baca Juga: Begini Cara Pompa ASI Manual dan Menggunakan Alat Pompa, Cari Tahu Moms!
Relaktasi dengan Pompa ASI
Sebelum Moms mengetahui cara relaktasi dengan pompa ASI, ketahui terlebih dahulu hal yang harus dipersiapkan.
Menggunakan pompa ASI biasanya dilakukan saat seorang ibu tidak dapat menyusui bayinya secara langsung
Dengan begitu, Moms bisa memberikan ASIP untuk bayinya.
Pada kasus ibu tidak menyusui atau memerah ASI dalam waktu yang cukup lama (berbulan-bulan setelah melahirkan), rencana relaktasi harus dipersiapkan terlebih dahulu.
"Hal ini tentu berkaitan dengan support system, jangka waktu yang dimiliki, serta kebutuhan dan preferensi masing-masing ibu," jelas dr. Inke kepada Orami.
Mengapa harus dipersiapkan? Sebab, proses laktasi bergantung pada interaksi hormonal di akhir masa kehamilan dan kelahiran, Moms.
Moms mungkin memerlukan bantuan terapi hormon terlebih dahulu sebelum memulai relaktasi.
Ingat, Moms. Semakin muda usia bayi, semakin cepat pula proses relaktasi bisa berlangsung. Ini berlaku sejak Moms terakhir kali menyusui.
Konsistensi Moms untuk memerah ASI sesuai jadwal juga dapat mendukung keberhasilan relaktasinya.
Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan dalam relaktasi, menurut dr. Inke Prasetyowati:
- Usia ibu
- Riwayat kesehatan
- Kemampuan bayi untuk menyusu langsung
- Kualitas pompa ASI
- Suplemen dan obat-obatan yang dikonsumsi.
Baca Juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!
Cara Relaktasi dengan Pompa Menurut Dokter
Nah, saatnya Moms mengetahui cara relaktasi dengan pompa sesuai dengan arahan dr. Inke Prasetyowati.
Prinsip relaktasi sama seperti laktasi pada umumnya, yaitu proses supply and demand yang membutuhkan stimulasi di puting payudara dan pengosongan payudara.
Hal ini dapat dicapai melalui isapan bayi secara langsung di payudara, perahan tangan, maupun bantuan pompa ASI.
Langkah-langkah Relaktasi dengan Pompa:
- Memilih Jenis Pompa
Cara relaktasi dengan pompa yang pertama dan cukup penting adalah memilih jenis pompa yang tepat.
Jika Moms memilih untuk menggunakan pompa ASI dalam proses relaktasi, dapat memulai dengan memilih jenis pompa ASI.
Dalam memilih jenis pompa ASI, perhatikan beberapa faktor, seperti ukuran corong yang sesuai dengan ukuran payudara, kekuatan pompa, serta apakah pompa tersebut dapat mengatur kecepatan dan intensitas pemompaan.
- Belajar Metode Pompa ASI
Selain memilih jenis pompa yang tepat, keberhasilan dalam relaktasi juga sangat bergantung pada pengetahuan dan pemahaman Moms mengenai cara menggunakan pompa ASI.
"Penting bagi ibu untuk belajar mengenal metode pompa ASI dan mencoba mengaplikasikannya sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing," jelas dr. Inke Prasetyowati.
Oleh karena itu, Moms disarankan untuk melakukan riset atau berkonsultasi dengan ahli laktasi untuk memahami bagaimana cara efektif menggunakan pompa ASI, termasuk memahami intensitas pompa dan durasinya.
- Pengosongan Payudara
Cara relaktasi dengan pompa selanjutnya adalah pengosongan payudara.
Begitu payudara mulai memproduksi ASI kembali, pengosongan payudara secara rutin dan teratur dapat membantu menstabilkan produksi ASI.
Jika Moms memutuskan untuk melakukan relaktasi sambil membiarkan bayi menyusu langsung, penggunaan pompa ASI bisa sangat membantu dalam merangsang produksi ASI.
Terutama setelah sesi menyusui untuk memastikan bahwa payudara benar-benar kosong dan merangsang produksi ASI.
Baca Juga: Ini Perbedaan Selulit dan Stretch Mark Menurut Dokter!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.