Fungsi Endometrium Wanita, Ini Jenis Penyakit yang Mengintai
Di dalam sistem reproduksi wanita, terdapat berbagai organ penting untuk proses pembuahan. Salah satunya adalah fungsi endometrium.
Seringkali dianggap serupa, nyatanya endometrium dan endometriosis adalah 2 hal yang berbeda, lho.
Tak hanya sebagai alat reproduksi, berbagai penyakit pun bisa mengintai organ ini, Moms.
Mari ketahui bersama peran dan fungsi endrometrium pada tubuh wanita!
Apa Itu Endometrium?
Moms mungkin sudah familiar dengan istilah endometriosis, bukan? Ini adalah salah satu kondisi yang membuat perempuan susah hamil.
Sistem reproduksi wanita terbagi dalam beberapa lapisan dalam rahim. Rahim sendiri terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
- Perimetrium (lapisan terluar)
- Miometrium (lapisan tengah)
- Endometrium (lapisan dalam)
Sementara itu, endometrium adalah lapisan di dalam rahim yang memiliki berbagai fungsi.
Setiap bulan, endometrium akan menebal dan memperbaharui dirinya sendiri, serta mempersiapkan untuk kehamilan.
Jika kehamilan tidak terjadi, endometrium akan meluruh dalam proses yang dikenal sebagai menstruasi.
Endometrium sebagian besar terdiri dari jaringan mukosa yang terbagi dalam:
1. Lapisan Pertama
Dikenal dengan sebutan stratum basalis, ini menempel pada lapisan jaringan otot polos rahim yang disebut miometrium.
Lapisan ini berfungsi sebagai 'jangkar' untuk endometrium menetap di dalam rahim dan tidak berubah.
2. Lapisan Kedua
Melansir jurnal dalam Frontiers, lapisan kedua endometrium bersifat dinamis.
Organ reproduksi ini akan mengalami perubahan sebagai respons dari naik dan turunnya kadar estrogen.
Lapisan kedua ini sering disebut sebagai fungsionalis. Lapisan ini juga memiliki peran penting saat pembuahan atau kehamilan terjadi.
Baca Juga: Bentuk Penis Kecil, Apakah Berdampak pada Kesuburan?
Fungsi Endometrium dalam Proses Kehamilan
Ovulasi adalah masa pelepasan sel telur dari tuba fallopi. Pada masa ini, organ dalam reproduksi wanita akan mengalami perubahan spesifik.
Setiap bulan, rahim mempersiapkan tubuh Moms menyambut kehamilan. Ketika mendekati fase ovulasi, endometrium akan menebal.
Akibatnya, lapisan yang menebal ini akan siap menerima sel telur yang telah dibuahi.
Setelah itu, pembuahan akan terjadi apabila embrio berhasil melekat pada endometrium.
Proses ini disebut implantasi. Tak jarang, sebagian wanita mengalami perdarahan implantasi sebagai bagian dari tanda-tanda kehamilan.
Studi PLoS ONE menjelaskan bahwa fungsi endometrium tidak berhenti pada proses pertumbuhan embrio saja, lho.
Sepanjang kehamilan, turut membantu pembentukan plasenta yang akan menyuplai nutrisi pada janin.
Baca Juga: Mengenal Skrotum, Bagian Sistem Reproduksi Pria yang Bertugas Melindungi Testis
Jenis-Jenis Gangguan Endometrium
Penting untuk mengetahui berbagai gangguan yang bisa dialami wanita, khususnya pada endometrium.
Terkadang muncul kelainan sehingga mempersulit terjadinya kehamilan.
Berikut beberapa contoh masalah pada endometrium yang dapat menghambat proses pembuahan:
1. Ukuran Terlalu Tipis
Endometrium yang tebal dan subur diperlukan agar implantasi atau kehamilan dapat terjadi.
Umumnya, memiliki ukuran ketebalan sekitar 8-13 milimeter.
Meskipun demikian, sejumlah wanita mengalami ukuran yang tak normal dalam endometrium.
Ukuran menjadi terlalu tipis bila ketebalannya di bawah 7 milimeter. Bila endometrium terlalu tipis, implantasi tidak akan berjalan optimal.
Embrio akan kekurangan nutrisi sehingga kehamilan tidak dapat berlanjut. Akibatnya muncul risiko keguguran.
2. Hiperplasia Endometrium
Melansir dalam Cleveland Clinic, hiperplasia endometrium adalah penebalan dinding rahim.
Masalah ini terjadi manakala dinding dalam rahim tumbuh secara berlebihan. Para ahli menduga, penyebabnya adalah ketidakseimbangan hormon.
Terjadi ketika kadar estrogen meningkat, namun tidak diimbangi oleh peningkatan kadar progesteron.
Gejala yang terlihat dari kondisi ini yakni meliputi:
- Menstruasi tidak teratur
- Volume darah menstruasi terlalu banyak
- Sakit ketika menstruasi
Baca Juga: 10 Tips Mudah Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir, Bantu Cegah Iritasi Kulit!
Karenanya, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter apabila mulai mengalami kondisi demikian.
3. Gangguan Hormon
Gangguan atau ketidakseimbangan hormon bisa terjadi sewaktu-waktu. Seringnya, menerpa wanita berbadan gemuk (obesitas) atau menderita PCOS.
Kadar estrogen pada perempuan dengan salah satu kondisi tersebut biasanya tidak seimbang dengan hormon progesteron.
Ketika endometrium tak memiliki hormon yang stabil, akan menyulitkan mengalami pembuahan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.