Furunkel: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati
Furunkel adalah sebutan lain dari bisul. Ini menjadi gangguan kulit yang sering dialami sejumlah orang.
Gejalanya terbilang cukup terasa, ini membuat rasa nyeri dan tidak nyaman di kulit.
Hal ini dikarenakan bisul menginfeksi di tempat khusus, yakni folikel rambut pada bagian kulit tertentu.
Mari, tengok bersama serba-serbi penting dari furunkel pada kulit ini, Moms.
Gejala Furunkel
Furunkel adalah infeksi bakteri pada folikel rambut yang bisa melibatkan jaringan di sekitarnya.
Tak hanya di kulit kepala, bisul ini juga bisa menyerang di berbagai area tubuh lainnya.
Mengutip dalam Mayo Clinic, gejala dari bisul ini meliputi beberapa hal berikut:
- Benjolan merah yang nyeri.
- Benjolan kecil dan berubah menjadi besar.
- Kemerahan atau keunguan pada bisul.
- Kulit bengkak di sekitar benjolan.
- Adanya nanah di bisul.
Ketika folikel rambut terinfeksi, gejalanya akan tampak meradang. Lalu, ketika pecah, nanahnya akan mengalir dan bisa menginfeksi kulit di dekatnya.
Bisul paling sering muncul di wajah, leher, paha, dan bokong.
Ingat Moms, ini berbeda dengan karbunkel.
Karbunkel adalah kelompok bisul yang menyerang lapisan kulit lebih dalam.
Tak jarang, ini memicu jaringan parut pada kulit.
Baca Juga: Anensefali, Kondisi Saat Bayi Lahir Tanpa Tempurung Kepala yang Utuh
Penyebab Umum Furunkel
Ada sejumlah kriteria umum yang bisa menyebabkan furunkel pada kulit. Hal ini meliputi:
1. Infeksi Bakteri
Infeksi menjadi penyebab utama furunkel, khususnya karena bakteri Staphylococcus aureus.
Disebut juga sebagai bakteri staph S, ini bisa menyerang berbagai area di kulit tubuh.
Bakteri dapat menyebabkan infeksi dan kerusakan pada kulit, seperti timbulnya luka atau goresan.
Nantinya, bakteri ini dapat dilawan dengan sel darah putih sebagai sistem kekebalan tubuh manusia.
2. Riwayat Eksim
Sejumlah orang memiliki riwayat eksim, yakni gangguan pada kulit dalam kurun waktu lama.
Eksim dapat meningkatkan risiko terkena furunkel atau bisul.
Tak hanya eksim, bahkan seseorang dengan kulit yang berjerawat juga bisa berisiko terkena bisul.
3. Kontak Fisik dengan Penderita
Diketahui, beberapa jenis furunkel dapat menular ke orang lain.
Karenanya, penyebab bisul ini bisa karena Moms tak sadar pernah berkontak fisik dengan penderita.
Bagi mereka yang memiliki infeksi bakteri, tinggi risikonya untuk menularkan ke orang lain.
Baca Juga: Mengenal Dermatillomania, Kondisi Sering Mencabuti Kulit Kering hingga Tidak Terkontrol
4. Penyakit Diabetes
Diabetes adalah salah satu penyakit yang membuat kadar gula dalam tubuh tidak terkendali.
Sayangnya, ini juga menjadi penyebab furunkel yang menyerang folikel rambut.
Penderita luka diabetes berisiko tinggi terkena bisul. Tak boleh sembarang mengobati luka diabetes, ini perlu mengikuti anjuran dokter dengan tepat.
5. Tidak Menjaga Kebersihan Diri
Cuek dengan kebersihan diri? Waspada, ini menjadi pemicu furunkel pada kulit, Moms.
Jarang mandi atau membiarkan baju kotor seharian dapat membuat bisul mudah tumbuh di badan.
Bisul ini lebih sering menyerang anak remaja laki-laki dibandingkan perempuan.
Gejalanya berupa benjolan yang berisi nanah dan bisa membesar dalam beberapa hari.
Rasanya yang sakit, terkadang membuat kita sulit beraktivitas sehari-hari.
Komplikasi Akibat Furunkel
Jarang terjadi komplikasi akibat bakteri pada bisul.
Namun, tak menutup kemungkinan furunkel dapat memicu beberapa kondisi tertentu, antara lain:
1. Sepsis
Sepsis adalah infeksi pada aliran darah yang dapat menyerang area tubuh lain.
Dikenal dengan keracunan darah, ini dapat meningkatkan risiko infeksi pada jantung (endokarditis) dan tulang (osteomielitis).
Jika tidak diobati, maka dapat menyebabkan disfungsi organ yang parah di kemudian hari.
2. MRSA
Jika infeksi disebabkan oleh S. aureus yang resisten obat methicillin, maka ini disebut dengan MRSA.
Bakteri jenis ini dapat menyebabkan bisul dan mempersulit proses pengobatan.
Karenanya, dibutuhkan antibiotik khusus untuk mengatasi furunkel.
Baca Juga: 15 Cara Menghilangkan Komedo di Hidung, Coba Yuk Moms!
3. Jaringan Parut
Furunkel dapat membuat komplikasi pada kulit. Artinya, jaringan parut bisa saja terbentuk.
Jaringan parut juga bisa terjadi akibat jerawat, luka cacar, ataupun bekas operasi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.