19 April 2024

Torus Palatinus: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Torus palatinus merupakan gangguan yang terjadi di bagian mulut
Torus Palatinus: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Moms mungkin pernah merasakan ada benjolan kecil di langit-langit mulut, bisa jadi Moms menderita torus palatinus.

Torus palatinus adalah pertumbuhan tulang yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit yang terletak di langit-langit mulut (langit-langit keras).

Massa atau benjolan muncul di tengah langit-langit keras dan dapat bervariasi dalam berbagai ukuran dan bentuk.

Benjolan tersebut tidak berbahaya dan bukan bersifar kanker. Hanya saja, Moms tetap harus memeriksakan kondisi tersebut ke dokter jika disertai dengan gejala lainnya.

Baca juga: Wajib Dicoba! Ini Cara Menghilangkan Bau Jengkol Sebelum Dimasak dan di Mulut

Gejala Torus Palatinus

Gejala Torus Palatinus (Medical News Today)
Foto: Gejala Torus Palatinus (Medical News Today)

Torus palatinus biasanya dapat dirasakan oleh Moms saat pertama timbul.

Gejala yang dirasakan antara lain, langit-langit mulut terasa keras dan licin saat diraba dengan lidah. Namun, beberapa orang mungkin memiliki benjolan keras dan keluar di area tersebut.

Benjolan torus palatinus bisa berkembang seiring waktu.

Dalam kasus lain, torus palatinus dapat tumbuh selamanya dan tidak bisa dihilangkan.

Malaysian Family Physician menjelaskan saat torus palatinus membesar akan terjadi gangguan bicara atau perubahan pola bicara.

Tak hanya itu, saat benjolan semakin besar, Moms dapat mengalami kesulitan mengunyah jika lokasi dekat dengan gigi atau makanan terjebak di sekitarnya.

Baca juga: Ternyata Ini 4 Manfaat Siwak, Bisa Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyebab Torus Palatinus

Torus Palatinus (Medical News Today)
Foto: Torus Palatinus (Medical News Today)

Jurnal Medicina menjelaskan saat ini para peneliti belum dapat menyimpulkan apa penyebab torus palatinus. Namun, mereka menduga kondisi ini mungkin bersifat genetik sehingga dapat diturunkan kepada anak-anak.

Tak hanya itu, beberap penelitian juga menyimpulkan bahwa, torus palatinus dapat disebabkan olek kondisi berikut ini.

1. Pola Makan

Para peneliti yang mempelajari torus palatinus paling banyak terjadi di negara-negara yang warganya banyak mengkonsumsi ikan laut atau air asin dalam jumlah besar, seperti Jepang Kroasia dan Norwegia.

Karena ikan air asin mengandung banyak lemak tak jenuh ganda dan vitamin D, dua nutrisi penting untuk pertumbuhan tulang.

2. Pengepakan / Gerinda Gigi

Beberapa peneliti percaya ada hubungan antara tekanan yang ditempatkan pada struktur tulang di mulut saat Moms menggiling dan mengatupkan gigi.

Sayangnya, banyak peneliti yang kurang setuju dengan hasil penelitian tersebut.

3. Kepadatan Tulang yang Meningkat

Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa wanita pascamenopause kulit putih dengan torus palatinus sedang hingga besar lebih mungkin memiliki kepadatan tulang normal hingga tinggi dibandingkan yang lain.

4. Bentuk Mulut dan Struktur Gigitan

Peneliti lain menganggap bahwa, bentuk mulut seseorang atau struktur gigitan merupakan faktor lain yang dapat meningkatkan risiko tumbuhnya benjolan di langit-langit mulut. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih dalam lagi.

5. Usia

Faktor lain yang dianggap menjadi penyebab torus palatinus adalah usia.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa, benjolan di langit-langit mulut sering terjadi pada orang yang berusia lebih dari 30 tahun.

6. Faktor Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam perkembangan torus palatinus.

Misalnya, ada kemungkinan bahwa seseorang mewarisi struktur dan ciri anatomi tertentu dari orang tua mereka yang membuat mereka lebih rentan terhadap pertumbuhan tulang abnormal di langit-langit mulut.

Namun, peran genetik dalam torus palatinus tidak sepenuhnya dipahami dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Ini juga mungkin bahwa faktor genetik bekerja bersama dengan faktor lingkungan atau hormonal untuk memengaruhi perkembangan kondisi ini.

Meskipun faktor genetik dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami torus palatinus, tidak semua orang dengan riwayat keluarga kondisi ini akan mengembangkannya.

Ada juga kasus torus palatinus yang terjadi tanpa riwayat keluarga yang jelas, menunjukkan bahwa faktor-faktor lain juga dapat berperan dalam perkembangannya.

Cara Mendiagnosa Torus Palatinus

Diagnosa Torus Palatinus (Medical News Today)
Foto: Diagnosa Torus Palatinus (Medical News Today)

Saat torus palatinus membesar, Moms mungkin akan mulai mengalami rasa tidak nyaman di dalam mulut. Namun, saat ukurannya masih tergolong kecil, Moms tidak akan merasakan apapun.

Jadi, penting untuk Moms mencoba melakukan pemeriksaan mulut secara rutin.

Hal ini juga dapat membantu Moms mengetahui apakah beNjolan tersebut benar torus palatinus atau kanker mulut.

Karena Moms perlu menyelidiki benjolan apapun yang ada di tubuh.

Namun, kanker mulut merupakan kasus yang jarang terjadi dan menurut data hanya 0,11 persen pada pria dan 0,07 persen pada wanita.

Selain itu, kanker mulut biasanya akan ditandai dengan tumbuhnya jaringan di bagian pipi atau lidah.

Saat hal ini terjadi, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan CT scan untuk mengambil gambar torus palatinus untuk menyingkirkan kanker.

Baca juga: 7 Cara Bersiul dengan Jari dan Mulut, Ternyata Mudah!

Cara Mengobati Torus Palatinus

Cek Kesehatan Mulut (Orami Photo Stock)
Foto: Cek Kesehatan Mulut (Orami Photo Stock)

Perawatan untuk torus palatinus biasanya tidak disarankan kecuali kondisi tersebut mempengaruhi keseharian Moms.

Biasanya, dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi dalam kondisi tertentu, seperti sulit memasang gigi palsu, sulit untuk makan, bicara dan sulit untuk dibersihkan.

Dokter juga akan melakukan pembedahan saat torus palatinus terkena gesekan saat makan kerupuk atau keripik. Karena tidak ada pembuluh darah di torus palatinus, maka proses penyembuhan akan semakon lama.

Pembedahan dapat dilakukan dengan bius lokal. Tindakan ini biasanya akan dilakukan oleh dokter yang ahli dalam operasi leher, wajah, dan rahang.

Mereka akan membuat sayatan di tengah langit-langit keras dan membuang kelebihan tulang sebelum menutup lubang dengan jahitan.

Operasi ini memang terbilang cukup ringan, tetapi jika tidak dilakukan oleh ahli mungkin akan menyebabkan beberapa risiko seperti, merobek rongga hidung, infeksi, pembengkakan, pendarahan yang berlebihan dan reaksi terhadap anestesi.

Pemulihan biasanya membutuhkan waktu 3 hingga 4 minggu. Untuk membantu meminimalkan ketidaknyamanan dan mempercepat penyembuhan, dokter bedah mungkin menyarankan untuk minum obat pereda nyeri, makan makanan lunak untuk membantu menghindari pembukaan jahitan dan berkumur dengan air garam atau antiseptik oral untuk mengurangi risiko infeksi.

Baca juga: Waspada Kanker Mulut, Ini Cara Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Area Mulut

Torus palatinus tidak berbahaya. Pertumbuhan tersebut tidak menyebabkan kanker, infeksi, atau...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb