Cara Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Organik, Ikuti!
Moms yang hobi berkebun di rumah perlu menyimak cara membuat pupuk kompos berikut ini.
Kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut.
Secara umum, hanya bahan tanaman yang dapat dikomposkan.
Daging, tulang, dan susu dapat menampung bakteri berbahaya dan tidak boleh ditambahkan ke tumpukan kompos.
Untuk alasan yang sama, kotoran hewan peliharaan juga umumnya tidak boleh dikomposkan.
Cara membuat pupuk kompos memang tidaklah sulit, tetapi perlu ketelitian dan kesabaran karena proses pengomposan cukup memakan waktu.
Pasalnya, salah satu jenis pupuk organik ini biasanya membutuhkan proses selama berbulan-bulan.
Berikut cara membuat pupuk kompos dan manfaatnya bagi tanaman yang perlu Moms ketahui.
Baca Juga: Moms Suka Berkebun? Coba Buat Pupuk Organik di Rumah, Yuk!
Bahan-bahan yang Dapat Dijadikan Pupuk Kompos
Sebelum mengetahui cara membuat pupuk kompos lebih lanjut, Moms perlu tahu apa saja bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat kompos.
Meski bahan-bahan yang digunakan biasanya adalah sisa bahan makanan di rumah, tetapi tak semua sampah dapur bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos, lho!
Berikut bahan-bahan alami yang dapat dijadikan kompos:
- Potongan buah
- Potongan sayuran
- Ampas kopi
- Kulit telur
- Potongan rumput dan tanaman
- Daun kering
- Kayu dan kulit kayu yang dicincang halus
- Kertas bekas, tisu, atau koran yang sudah tak terpakai lagi
- Sedotan
- Serbuk gergaji dari kayu yang tidak diolah
- Bumbu dapur kedaluwarsa
- Debu dari belakang lemari es
Baca Juga: 13 Tanaman Pembawa Hoki, Moms Harus Punya!
Walaupun kulit jeruk, kulit bawang merah, dan kulit bawang putih juga termasuk dalam bahan organik tetapi sebaiknya tidak digunakan untuk membuat kompos.
Hal ini karena kulit jeruk, kulit bawang merah, dan kulit bawang putih dapat mengusir cacing tanah, yang merupakan bagian penting dari tumbuh kembang tanaman.
Semua bahan organik yang telah disebutkan di atas akan mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan lembap dan basah.
Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam.
Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun.
Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia.
Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1 - 3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.