15 Januari 2024

Pengertian Cerkak Bahasa Jawa, Struktur, hingga Contohnya

Cerkak merupakan cerita pendek bahasa Jawa
Pengertian Cerkak Bahasa Jawa, Struktur, hingga Contohnya

Foto: Freepik.com

Cerkak bahasa Jawa atau cerita cekak, merupakan salah satu bentuk karya sastra Jawa yang populer dan digemari masyarakat.

Cerkak bahasa Jawa ini layaknya cerpen dalam bahasa Indonesia, mampu membangkitkan imajinasi dan membawa pembacanya menyelami berbagai tema kehidupan.

Lebih dari sekadar hiburan, cerkak bahasa Jawa juga menjadi jendela budaya dan kearifan lokal.

Cerita-cerita yang disajikan sering kali mengangkat nilai-nilai luhur budaya Jawa, seperti gotong royong, kekeluargaan, dan penghormatan terhadap alam.

Penggunaan bahasa Jawa yang khas dan kaya akan makna pun menambah daya tarik tersendiri bagi para pembacanya.

Membaca cerkak bahasa Jawa tak hanya memberikan hiburan dan pengetahuan, tetapi juga dapat membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Jawa.

Di era modern ini, keberadaan cerkak bahasa Jawa menjadi penting sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal.

Baca Juga: Mengenal Teks Sesorah Bahasa Jawa dan Contohnya, Cek yuk!

Pengertian Cerkak Bahasa Jawa

Pengertian Cerkak
Foto: Pengertian Cerkak (Freepik.com)

Melansir dari Jurnal Pena Indonesia, cerita pendek dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah cerkak.

K.R.T. Wijosastro (1993) mendefinisikan cerkak bahasa Jawa sebagai cerita rekaan yang pendek dan menarik, disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Cerkak bertujuan untuk menghibur dan memberikan pelajaran kepada pembacanya.

Istilah "cerkak" sendiri berasal dari kata "cerita" dan "cekak" yang berarti pendek.

Sesuai namanya, cerkak adalah cerita pendek yang umumnya terdiri dari 500-1000 kata, sehingga dapat dibaca dalam sekali duduk.

Cerkak bahasa Jawa menyajikan berbagai tema kehidupan, mulai dari kisah sehari-hari yang meliputi keluarga, percintaan, hingga legenda dan mitos.

Cerita-cerita ini dikemas dengan apik dan penuh makna, sehingga mampu membangkitkan imajinasi dan memberikan pelajaran bagi pembacanya.

Salah satu contoh cerkak bahasa Jawa yang terkenal adalah Kereta Api karya Ki Ageng Ngabei Soerodipo.

Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak kecil yang terobsesi dengan kereta api.

Obsesi ini membuatnya nekat untuk pergi ke stasiun kereta api tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Di stasiun, ia bertemu dengan berbagai macam orang dan mengalami berbagai peristiwa yang menarik.

Cerita ini memberikan pelajaran tentang pentingnya ketaatan kepada orang tua dan bahaya dari rasa ingin tahu yang berlebihan.

Bahasa Jawa yang digunakan dalam cerkak pun menjadi daya tarik tersendiri.

Penggunaan bahasa yang khas dan kaya akan makna menambah nilai estetika dan memberikan nuansa budaya Jawa yang kental.

Contohnya, penggunaan kata "kowe" dan "aku" untuk menunjukkan hubungan yang dekat dan akrab, atau penggunaan kata "mbah" dan "yu" untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua.

Membaca cerkak bahasa Jawa tak hanya memberikan hiburan dan pengetahuan, tetapi juga dapat membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Jawa.

Cerkak menjadi jendela untuk melihat berbagai aspek budaya Jawa, seperti nilai-nilai luhur, tradisi, dan adat istiadat.

Baca Juga: Ciri-Ciri Cerita Rakyat Beserta Pengertian dan Jenisnya

Struktur Cerkak

Struktur cerkak bahasa Jawa adalah kerangka atau susunan cerita yang terdiri dari beberapa bagian.

Berikut adalah struktur cerkak secara umum:

1. Eksposisi

Bagian ini memperkenalkan tokoh utama, latar cerita, dan situasi awal cerita.

Eksposisi biasanya berupa penggambaran suasana, deskripsi tokoh, atau penyajian informasi latar belakang cerita.

Contoh:

"Pada suatu hari, di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Budi. Budi adalah anak yang rajin dan suka membantu orang tua."

2. Komplikasi

Bagian ini mulai memunculkan konflik atau permasalahan yang dihadapi oleh tokoh utama. Konflik ini dapat berupa konflik internal (batin) atau eksternal (luar).

Contoh:

"Suatu hari, ayah Budi jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Budi harus membantu ibunya untuk membiayai pengobatan ayahnya."

3. Rising Action

Bagian ini menceritakan tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh tokoh utama untuk menyelesaikan konflik yang dihadapinya.

Biasanya, pada bagian ini terjadi peningkatan intensitas konflik dan ketegangan cerita.

Contoh:

"Budi bekerja keras untuk membantu ibunya. Ia bekerja di sawah dan membantu tetangganya."

4. Klimaks

Bagian ini merupakan puncak dari cerita, di mana terjadi titik balik atau penyelesaian dari konflik yang dihadapi oleh tokoh utama.

Contoh:

"Suatu hari, Budi mendapatkan hadiah dari sebuah lomba menulis cerita. Hadiah tersebut dapat digunakan untuk membiayai pengobatan ayahnya."

5. Falling Action

Bagian ini menceritakan tentang akibat atau dampak dari penyelesaian konflik yang terjadi pada klimaks.

Contoh:

"Ayah Budi sembuh dari sakitnya. Budi dan keluarganya hidup bahagia."

6. Resolusi

Bagian ini merupakan akhir dari cerita, di mana semua konflik telah terselesaikan dan cerita mencapai penyelesaiannya.

Contoh:

"Budi belajar bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, semua rintangan dapat diatasi."

Baca Juga: 5 Cerita Rakyat Bahasa Inggris Populer untuk Si Kecil

Unsur intrinsik cerkak bahasa Jawa adalah elemen-elemen yang membangun cerita dari dalam.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb