15+ Ciri-Ciri Depresi, dari Emosional hingga Ingin Bunuh Diri
Tipe-tipe Depresi
Depresi memiliki beberapa tipe berdasarkan kondisinya.
Melansir dari Medical News Today, berikut ini beberapa tipe dari depresi.
1. Depresi Mayor
Seseorang yang hidup dengan tipe depresi ini akan mengalami keadaan kesedihan yang terjadi secara konstan.
Penderitanya dapat kehilangan minat pada aktivitas yang dulu mereka sukai.
Perawatan untuk kondisi ini biasanya melibatkan pengobatan dan psikoterapi.
2. Gangguan Depresi Persisten
Gangguan depresi persisten juga dikenal dengan nama dysthymia.
Gangguan depresi ini dapat menyebabkan gejala yang berlangsung setidaknya selama 2 tahun.
Seseorang yang hidup dengan gangguan ini berkemungkinan memiliki episode (periode gejala) depresi mayor, serta gejala depresi yang lebih ringan yang tidak memenuhi kriteria depresi mayor.
Baca Juga: Mengenal Meditasi, Cara Mudah yang Cepat Menghilangkan Stres dan Depresi
3. Depresi Pascapersalinan
Depresi pascapersalinan ini terjadi pada ibu yang telah melahirkan.
Setelah melahirkan, beberapa wanita berisiko mengalami periode kesedihan singkat atau emosi yang meningkat, yang terkadang disebut baby blues.
Ini biasanya dapat hilang dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.
Namun, depresi pascapersalinan dapat lebih parah dari baby blues.
Ini dapat bertahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Belum ditemukan penyebab untuk jenis depresi ini.
Bila seseorang mengalami depresi berkelanjutan setelah melahirkan, maka harus segera melakukan perawatan yang tepat.
4. Gangguan Depresi Mayor Musiman
Tipe depresi ini biasanya terjadi selama bulan-bulan di musim dingin dan gugur.
Sehingga paling sering terjadi di negara dengan empat musim yang panjang atau cenderung parah.
Baca Juga: Menyelami Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Pascamelahirkan
Penyebab Terjadinya Depresi
Penyebab pasti depresi masih belum diketahui secara pasti.
Namun, terdapat faktor penyebab depresi paling umum yang perlu Moms ketahui.
1. Genetik
Memiliki kerabat dekat yang mengalami depresi dapat meningkatkan risiko mengalami kondisi ini.
2. Perubahan Hormon
Perubahan atau ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dapat menyebabkan atau memicu depresi.
Misalnya, banyak wanita mengalami depresi pasca melahirkan.
3. Trauma atau Stres
Mengalami stres tinggi akibat pekerjaan dan lainnya, peristiwa traumatis, atau perubahan besar dalam hidup dapat memicu terjadinya depresi pada seseorang.
4. Menderita Penyakit Lain
Memiliki kondisi kesehatan mental atau fisik lain, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko depresi.
Baca Juga: Gangguan Tidur karena Stres, Apa Penyebabnya?
Cara Mengatasi Depresi
Depresi dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain:
- Adanya dukungan dari orang-orang terdekat.
- Psikoterapi, seperti konseling dan terapi perilaku kognitif.
- Mengonsumsi obat-obatan. Biasanya psikiater akan meresepkan sejumlah obat, seperti antidepresan, yang harus dikonsumsi sesuai anjuran.
Membiarkan depresi berkelanjutan dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan diri.
Oleh karena itu, penderita depresi harus segera mencari pertolongan sebelum kondisinya semakin buruk.
Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada profesional apabila mengalami ciri-ciri depresi di atas, ya, Moms!
- https://www.healthline.com/health/depression/recognizing-symptoms#getting-help
- https://www.cdc.gov/nchs/fastats/suicide.htm
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4818200/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/325513#common-causes-of-depression
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/8933#risk-factors
- https://www.webmd.com/depression/guide/detecting-depression
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.