15 Maret 2022

Memahami Arti Flexing serta Penyebab dan Dampak dari Perilaku Pamer Berlebihan

Terlalu sering flexing bisa membuat seseorang jadi kurang empati dan tidak peka pada masalah sosial
Memahami Arti Flexing serta Penyebab dan Dampak dari Perilaku Pamer Berlebihan

Setiap bahasa gaul di media sosial memiliki asal muasal masing-masing. Seperti kata gaul flexing yang awalnya berasal dari kata flex.

Kata flex awalnya seringkali digunakan oleh orang-orang yang sering nge-gym.

Kata tersebut digunakan untuk memamerkan pencapaian fisik seseorang setelah menghabiskan banyak waktu untuk berolahraga di tempat gym.

Namun penggunaan kata ini telah memiliki arti yang meluas dan tidak hanya terbatas dalam memamerkan tubuh saja.

Saat ini kata flex digunakan untuk memamerkan segala hal yang dimiliki atau bahkan hal yang tidak dimiliki.

Flexing bisa berarti 2 hal, yaitu memamerkan sesuatu yang telah dimiliki, namun yang berkonotasi buruk adalah memalsukan sesuatu agar dapat terlihat baik di depan orang lain.

Baca Juga: Jalani Gaya Hidup Zero Waste, Ini 4 Benda Ramah Lingkungan yang Harus Selalu Dibawa

Apa itu Flexing?

Apa itu Flexing?
Foto: Apa itu Flexing?

Foto: unsplash.com

Flexing atau tindakan pamer adalah sebuah perwujudan dari ego seseorang. Ego adalah citra diri yang kita miliki tentang diri kita sendiri.

Semakin tinggi citra yang kita ciptakan dari diri kita yang sebenarnya, semakin berusaha kita untuk mencari pembenaran atau pembuktian dari orang lain.

Sebagai contoh, jika seseorang menganggap dirinya sangat pintar, dia akan berusaha terlihat pintar di hadapan semua orang.

Jika orang seperti itu berada di antara orang-orang yang lebih pintar darinya, dia akan merasa tidak nyaman dan berusaha untuk mengubah kondisi yang sedang terjadi.

Salah satu cara yang nereka lakukan adalah dengan memperlihatkan bakat, pengetahuan, dan kemampuannya, dengan tujuan agar orang lain memperhatikan dan mengakuinya.

Baca Juga: Makna Hadis Tentang Rendah Hati, Pahami agar Terhindar dari Sifat Sombong dan Takabur

Flexing dalam Dunia Digital

Flexing dalam Dunia Digital
Foto: Flexing dalam Dunia Digital

Foto: unsplash.com

Di era digital sekarang ini, kemajuan pesatnya tidak hanya memberi efek positif, namun juga dapat memberikan efek negatif.

Melalui akun media sosial, orang-orang berusaha memamerkan diri, baik dalam bentuk pencapaian, hingga hal-hal yang dimiliki.

Banyak akun memamerkan kehidupan nyaman mereka, mulai dari membeli barang-barang mahal, makan di tempat mewah, dan berjalan-jalan ke luar negeri.

Hal tersebut dapat membentuk seseorang menjadi materialisme.

"Ketika orang mendukung materialisme, maka akan semakin buruk kesejahteraan mereka.

Mereka bisa menjadi kurang empati, kurang peka terhadap lingkungan sosial, serta menjadi terlalu kompetitif, bahkan cenderung menjadi diskriminatif," jelas Tim Kasser, Psikolog di Knox College, dan merupakan penulis dari buku yang berjudul The High Price of Materialism (2002) seperti dilansir dari Wired.

Baca Juga: Gaya Hidup Harus Dijaga, Inilah Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Fungsi Ginjal

Penyebab Orang Melakukan Flexing

Penyebab Orang Melakukan Flexing
Foto: Penyebab Orang Melakukan Flexing

Foto: unsplash.com

Terdapat banyak alasan mengapa seseorang melakukan flexing, berikut ulasannya.

1. Merasa Insecure

Merasa insecure menjadi salah satu pemicu seseorang melakukan flexing.

Seseorang akan melakukan tindakan ini saat mereka merasa bahwa orang lain tidak menganggap keberadaan mereka penting.

Sehingga, orang tersebut akan mencoba membuktikan eskistensinya dengan berbagai cara.

Hal ini tidak akan terjadi jika orang tersebut memang benar-benar hebat dan mampu.

Sehingga merasa tidak perlu untuk memberi tahu kemampuannya tersebut kepada siapa pun, sebab orang di sekitarnya pasti telah mengetahui dan mengakuinya.

Seperti yang kita ketahui, langit tidak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi, bukan?

2. Pengalaman Masa Kanak-Kanak

Pengalaman masa kecil dapat membentuk banyak perilaku seseorang saat menginjak usia dewasa.

Jika seorang anak dihujani banyak perhatian berlebihan dari orang tuanya dan orang-orang di sekitarnya sejak kecil, maka ia mungkin akan mencoba terus mencari perhatian hingga dewasa dengan cara flexing atau pamer.

Ini biasanya terjadi pada anak bungsu atau anak tunggal.

Anak bungsu atau anak tunggal biasanya mendapatkan banyak perhatian dari kerabat dekat, sehingga ketika tumbuh dewasa, mereka berusaha untuk meniru situasi yang menguntungkan tersebut.

Baca Juga: 7 Gaya Hidup Orang Jepang yang Wajib Ditiru Untuk Menjaga Kesehatan

Dampak Flexing

Sebenarnya memamerkan apa yang dimiliki tidaklah masalah dengan catatan hal tersebut tidak berlebihan dan tidak merugikan orang lain.

Namun hal tersebut menjadi tidak baik ketika itu menjadi saat satu-satunya cara yang mereka lakukan untuk mengekspresikan diri, yaitu dengan memamerkan apa yang dimiliki.

Memiliki kebiasaan ber-flexing akan berdampak pada lingkungan sosial, yang dapat berisiko dijauhi oleh orang-orang sekitar.

Belajar berbagi pujian, mendukung orang lain, dan mengesampingkan persaingan, akan membuat orang lain jauh lebih nyaman saat mengenal seseorang.

Seperti Apa Batas Flexing yang Wajar?

Seperti Apa Batas Flexing yang Wajar?
Foto: Seperti Apa Batas Flexing yang Wajar?

Foto: unsplash.com

Mengekspos secara berlebihan tentang pencapaian, kemampuan, pengalaman, dan harta benda dapat berdampak negatif pada hubungan dengan orang lain.

Memamerkan sesuatu tentu tetap dapat dilakukan, dengan catatan harus yakin untuk melakukannya dengan cara yang tidak merendahkan orang lain.

Sebab, ketika memperlakukan setiap orang seperti berada dalam sebuah perlombaan, atau menggunakan kesuksesan untuk menjatuhkan orang lain, hal tersebut dapat membuat seseorang memiliki lebih banyak musuh dibanding teman.

Maka dari itu, flexing yang baik dan tidak berlebihan, dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1. Memperhatikan Timing

Bila salah seorang teman mendapatkan kabar baik akan suatu kesuksesan mereka, jangan mencoba untuk mematikan kebahagiaan tersebut dengan memamerkan kemampuan sendiri.

Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah dengan mendukung mereka dan memberikan mereka kesempatan menikmati momen bahagia tersebut.

2. Selalu Mendukung Kesuksesan Orang Lain

Ingin mendapatkan respon yang menyenangkan saat ber-flexing di hadapan teman? Lakukan dengan mendukung dan menyemangati saat teman menyampaikan pencapaian mereka.

Pujilah hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Ajukan pertanyaan tentang hal-hal yang mereka sukai, dan buat mereka merasa penting.

Hal tersebut memiliki kemungkinan besar mereka juga akan melakukan hal yang sama kepada diri kita saat menyampaikan pencapaian di kemudian hari.

Baca Juga: Kenali Gaya Hidup yang Membuat Perempuan Rentan Mengalami Masalah Kesuburan

Jenis Flexing

Melansir dari Allthings.how, flexing terbagi menjadi 2 jenis, yaitu flexing yang murni dengan tujuan baik dan flexing palsu.

1. Flexing Asli

Untuk dapat menjelaskan flexing asli itu seperti apa, media sosial LinkedIn dapat menjadi contohnya.

LinkedIn memiliki pengguna yang secara alami dan positif menunjukkan kemampuan, bakat, keterampilan, pencapaian, dan lainnya.

Mengekspos hal ini tentu tidak bertujuan untuk menyerang orang lain, dan masih dalam batas positif.

2. Flexing Palsu

Jenis satu ini merupakan hal yang negatif, sebab orang yang melakukan flexing palsu, berarti memamerkan sesuatu yang tidak dimiliki.

Sering kali, pencapaian palsu yang mereka ungkapkan dapat berujung pada kasus penipuan yang dapat memberi keuntungan bagi diri mereka dengan cara yang tidak benar.

Baca Juga: Memahami Lagom, Gaya Hidup Swedia yang Seimbang dan Membahagiakan

Jika kita memang orang yang hebat, orang di sekitar kita juga pasti akan mengakuinya, tanpa perlu berusaha terlalu keras untuk menunjukkannya.

Orang yang hebat sungguhan, tidak perlu membuktikannya dengan berbagai macam cara, seperti flexing yang hanya akan berdampak buruk pada diri sendiri.

  • https://www.whereicanbeme.com/bragging-bad-habit-show/#:~:text=But%20if%20you%20fall%20into,likely%20to%20be%20your%20friend.
  • https://www.wired.com/story/youtube-flexing-psychology/
  • https://www.psychmechanics.com/people-who-show-off/
  • https://allthings.how/what-does-flex-slang-mean-and-how-to-use-it/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb