15 Agustus 2023

Biografi Inggit Garnasih, Istri Kedua Soekarno yang Tegar

Merupakan perempuan asal Bandung
Biografi Inggit Garnasih, Istri Kedua Soekarno yang Tegar

Foto: Dok. Istimewa

Inggit Garnasih adalah istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.

Keduanya menikah pada 24 Maret 1923, setelah Soekarno bercerai dari Oetari.

Dibanding dengan istri lainnya, Inggit merupakan sosok yang kurang dikenal.

Namun, bagi pecinta sejarah tentu sudah tahu tentang perempuan cerdas dan sederhana berdarah Sunda ini, ya.

Nah, menjelang HUT RI ke-78, yuk mengenal lebih jauh biografi Inggit Garnasih, sosok cerdas meski penuh keterbatasan!

Baca Juga: Fatmawati, Istri Soekarno yang Menjahit Bendera Merah Putih

Biodata Inggit Garnasih

Inggit
Foto: Inggit (Pinterest.com)
  • Nama lahir: Inggit Garnasih
  • Tanggal lahir: 17 Februari 1888
  • Tempat lahir: Kamasan, Banjaran, Bandung, Keresidenan Priangan, Hindia Belanda
  • Meninggal: 13 April 1984 (umur 96)
  • Tempat meninggal: Bandung, Indonesia
  • Suami: Haji Sanoesi (?–1923) dan Soekarno (1923–1943)
  • Anak: Ratna Djuami (anak angkat) dan Kartika Uteh (anak angkat)

Baca Juga: Profil 9 Istri Soekarno, Fatmawati Hingga Ratna Sari Dewi

Biografi Inggit Garnasih

Simak juga biografi sekaligus sejarahnya di bawah ini, ya Moms.

1. Latar Belakang

Inggit Garnasih Profil
Foto: Inggit Garnasih Profil (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Inggit lahir pada 17 Februari 1888 di Desa Kemasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Ia dikenal sebagai sosok wanita anggun dalam berbicara dan berpikir.

Inggit adalah putri bungsu dari pasangan Ardjipan dan Amsi (wafat tahun 1935).

Ketika masih remaja, Inggit menjadi pusat perhatian di desanya.

Banyak pria yang berusaha mendekatinya untuk sekadar menarik perhatiannya.

Sebelum menikah dengan Soekarno, ia lebih dulu menikah dengan Nata Atmaja saat usianya masih 12 tahun.

Namun, pernikahannya hanya berlangsung sebentar dan keduanya memutuskan untuk bercerai.

Inggit menikah lagi dengan Haji Sanoesi, seorang pengusaha yang juga aktif dalam organisasi Sarekat Islam.

Sayangnya, pernikahan keduanya gagal dan berakhir dengan perceraian.

Sebelum bercerai, ia bertemu dengan Soekarno di Bandung. Saat itulah timbul benih-benih cinta antara keduanya.

Soekarno sebelumnya sudah menikah dengan Oetari, namun merasa hubungannya dengan Oetari lebih seperti hubungan kakak-adik.

Soekarno dan Oetari pun bercerai, dan kemudian Soekarno menikah dengan Inggit.


2. Sosok yang Tegar dan Gigih

Selain dikenal sebagai sosok yang anggun dalam berbicara, ia juga dikenal sebagai sosok setia, berani, tegar, dan gigih.

Saat menikah dengan Soekarno, ia berusia 13 tahun lebih tua. Perbedaan usia ini tentu memudahkan Soekarno karena ada peran dewasa di sampingnya.

Apalagi, ketika Soekarno ditangkap dan dipenjara di Banceuy, Bandung, Inggit tetap menjadi istri yang setia.

Ia tidak pernah melepaskan perannya sebagai seorang istri.

Dengan tekun, Inggit kerap mengunjungi dan mengirim makanan untuk sang suami yang terkurung di balik jeruji penjara.

Tanpa Soekarno, ia berusaha mencari penghidupan dengan membuat bedak, menjadi agen sabun cuci, hingga membuat dan menjual rokok.

Ketegaran Inggit dalam memenuhi kebutuhan keluarga selama suaminya dipenjara, membuat Soekarno sedih.

Namun, sikap lembut yang dimiliki Inggit membuat Soekarno semangat untuk menjalani hidup.

Baca Juga: 7+ Rekomendasi Hadiah 17 Agustus untuk Pemenang Lomba!

3. Pengabdian dan Perjuangan

Dalam pernikahannya dengan Soekarno membuat Inggit terjun dalam dunia politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia yang lebih luas.

Berikut pengabdian dan perjuangan Inggit Garnasih, seperti mengutip dari Museum Indonesia:

  • Menjadi saksi proses lahirnya Peserikatan Indonesia yang kemudian berubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927, dimana Soekarno sebagai ketua, Mr. Iskak sebagai sekretaris merangkap bendahara dengan anggota pengurusnya Mr. Samsi, Mr. Sartono, dan Ir. Anwari.
  • Menjadi saksi lahirnya Sumpah Pemuda.
  • Mendampingi kegiatan Soekarno dalam setiap perjalanan ke berbagai kota ataupun tempat-tempat pengasingan Soekarno.
  • Dengan gigih dan tegar memberikan semangat hidup dan perjuangan kepada Soekarno pada saat dipenjara di Banceuy, Bandung. Meskipun harus bekerja mencari uang untuk kebutuhan hidupnya.
  • Membantu memberikan materi (data) untuk referensi Soekarno ketika menyusun pembelaan yang berjudul 'Indonesia Menggugat' di depan Pengadilan Landraad Bandung tanggal 18 Agustus 1930.

4. Bercerai dengan Soekarno

Inggit Garnasih
Foto: Inggit Garnasih (Wikipedia.org)

Sebagai seorang istri, Inggit sempat merasa sedih karena ia tidak bisa memberikan keturunan bagi Soekarno.

Oleh sebab itu, ia mengangkat seorang anak sebagai pelipur lara bagi dirinya dan Soekarno.

Inilah kisah tragis sekaligus usaha Inggit Garnasih yang berjuang untuk memberikan dukungan dan kebahagiaan bagi suaminya.

Sayangnya, saat itu Soekarno tidak bisa mengabaikan kecantikan Fatmawati.

Soekarno meminta izin kepada Inggit untuk menikah kembali dengan Fatmawati karena mendambakan untuk memiliki anak dari darahnya sendiri.

Dengan tegas, Inggit menolak untuk menjadi bagian dari poligami dan lebih memilih untuk mengakhiri pernikahan mereka.

Meskipun menghadapi kesedihan yang mendalam, Inggit masih tetap merawat Bung Karno dengan segenap kesetiaan dan keikhlasan.

Pada tahun 1942, secara resmi Bung Karno dan Inggit mengakhiri pernikahan mereka di Jakarta.

Baca Juga: Tema HUT RI ke-78, Penuh Harapan, Makna, dan Semangat!

Itulah biografi Inggit Garnasih, perempuan cerdas dan tegas asal Bandung.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb