28 Februari 2024

Kepala Bayi Lonjong saat Lahir, Bisakah Normal Kembali?

Apakah akan memengaruhi pertumbuhan anak?
Kepala Bayi Lonjong saat Lahir, Bisakah Normal Kembali?

Moms dan Dads pasti khawatir ketika melihat kepala bayi lonjong atau berbentuk tidak rata.

Tentunya kita membayangkan dan berharap kepala bayi akan memiliki bentuk bulat sempurna.

Namun, ternyata ada kemungkinan cukup besar bayi memiliki bentuk kepala berbeda, seperti kepala bayi lonjong bahkan berbentuk kerucut saat lahir.

Pada beberapa kasus, bentuk kepala bayi lonjong nampak seperti benjolan di belakang kepala.

Hal ini mungkin akan membuat para orang tua, terutama new parents, merasa khawatir tentang kondisi kepala bayinya.

Jangan dulu panik Moms, berikut ini beberapa informasi mengenai kepala bayi yang lonjong yang bisa Moms ketahui.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Bayi Mahal, Berapa Biaya Bayi Tabung?

Penyebab Kepala Bayi Lonjong

Ilustrasi Bayi Kepala Lonjong (popsugar.com)
Foto: Ilustrasi Bayi Kepala Lonjong (popsugar.com)

Jika kondisi kepala bayi lonjong ini terjadi pada Si Kecil, jangan buru-buru panik, Moms dan Dads.

Menurut Baby Center, kondisi kepala bayi lonjong atau yang sering disebut cone head umumnya merupakan hal yang normal terutama saat Moms melahirkan secara pervaginam.

Ada beberapa penyebab yang membuat kepala bayi lonjong, tapi paling sering dikarenakan tulang tengkorak bayi masih sangat lunak dan belum terbentuk sepenuhnya.

Kepala bayi terdiri dari lempengan tulang dengan dua titik lunak besar yang memungkinkannya berubah bentuk.

Saat bayi turun melalui leher rahim dan vagina, kepala bayi mengalami moulding atau proses di mana tulang tengkoraknya terkompresi agar sesuai dengan jalan lahir yang sempit.

Tekanan yang ditimbulkan saat persalinan normal menyebabkan kepala bayi lonjong atau tampak berbentuk kerucut.

Terutama apabila proses persalinan berjalan lama.

Risiko kepala bayi lonjong juga makin tinggi pada kelahiran normal bayi prematur.

Alasannya karena tulang kepala pada bayi prematur biasanya jauh lebih lunak karena belum terbentuk sempurna.

Selain itu, intervensi persalinan dengan vakum dan forsep juga berpeluang menyebabkan kepala bayi lonjong.

Baca Juga: Mengenal Makrosefali, Kepala Lingkar Bayi Besar Melebihi Normal

Apakah Kepala Bayi Lonjong Bisa Normal Kembali?

Ilustrasi Kepala Bayi Lonjong (livescience.com)
Foto: Ilustrasi Kepala Bayi Lonjong (livescience.com)

Dilansir Healthline, kepala bayi lonjong pada bayi baru lahir umumnya akan kembali bulat dengan sendirinya dalam waktu 48 jam.

Namun, ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama hingga beberapa minggu.

Bagaimana jika kepala bayi belum juga berubah normal setelah beberapa minggu?

Moms tak perlu panik dulu dan lakukan observasi lebih lanjut.

Seperti yang sudah disinggung di awal, tengkorak kepala bayi memiliki dua titik lunak besar.


Bagian fontanel di belakang kepala bayi biasanya akan menutup dalam kurun waktu enam minggu.

Sedangkan, titik lainnya yang sering kita sebut dengan ubun-ubun baru akan menutup pada usia 18 bulan.

Dalam jangka waktu tersebut, kepala bayi masih bisa berubah-ubah.

Bentuk kepala pada sejumlah bayi bahkan baru kembali terlihat bulat di usia 6-12 bulan.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Bayi Jatuh Terbentur Kepala, Moms Wajib Tahu!

Adakah Pengaruh Kepala Bayi Lonjong Terhadap Tumbuh Kembang?

Ilustrasi Kepala Bayi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Kepala Bayi (Orami Photo Stock)

Kondisi kepala bayi yang lonjong umumnya sangat wajar terjadi dan tidak berpengaruh terhadap tubuh kembang Si Kecil.

Yang penting, Moms rajin mengukur pertambahan lingkar kepala bayi apakah sesuai dengan grafik pertumbuhannya.

Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi baru lahir adalah 35 cm dan akan bertambah hingga 8,5 cm pada usia enam bulan.

Selain itu, jangan lupa untuk memonitor perkembangan bayi agar tepat sesuai usianya.

Misalnya, bayi berusia 4,5 bulan biasanya sudah dapat berinteraksi melalui social smile dengan pengasuh utamanya, mengoceh atau babbling, tengkurap, serta meraih dan memasukkan benda ke dalam mulut.

Jika aktivitas tersebut sudah masuk dalam check list, artinya pertumbuhan maupun perkembangan bayi normal.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua kasus kepala bayi lonjong akan memiliki dampak serius pada tumbuh kembang mereka.

Bahkan banyak bayi dengan kepala lonjong mengalami perkembangan yang normal.

Namun demikian, jika Moms mencurigai adanya kepala bayi lonjong atau pada bayi, konsultasikan dengan dokter atau ahli pediatrik untuk evaluasi dan saran lebih lanjut.

Baca Juga: Cephalohematoma, Kondisi Penumpukan Darah di Bawah Kulit Kepala Bayi

Apakah Kepala Bayi Lonjong Selalu Berujung Pada Sindrom Kepala datar?

Ilustrasi Bayi (parents.com)
Foto: Ilustrasi Bayi (parents.com)

Kondisi kepala bayi lonjong saat baru lahir belum tentu akan berlanjut pada sindrom kepala datar atau yang sering kita sebut kepala peyang.

Kepala peyang atau plagiocephaly dalam istilah medis, merupakan keadaan yang cukup normal pada bayi.

Menurut American Academy of Family Physicians, kondisi ini dialami oleh hampir 50 persen bayi. Meski begitu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko tersebut.

Misalnya bayi tidur di posisi yang sama terus menerus, adanya tekanan pada bagian belakang tengkorak akibat posisi menggendong dan menyusui, atau adanya kelainan genetik.

Baca Juga: Benjol di Kepala Bayi Bikin Panik, Simak Penjelasannya di Sini!

Cara Mencegah Kepala Bayi Lonjong

Ilustrasi Bayi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Bayi (Orami Photo Stock)

Untuk mencegah terjadinya kepala bayi yang lonjong, Moms bisa melaukan beberapa cara seperti yang disarankan dalam laman Mayo Clinic berikut ini:

1. Mengubah Posisi Bayi

Selalu tidur dalam posisi telentang akan membuat belakang kepala bayi perlahan menjadi datar.

Untuk itu, Moms bisa mengubah posisi kepala bayi saat tidur dengan ke arah kanan dan kiri.

Perlu diingat, hanya mengubah arah wajah dan bukan memiringkan tubuh bayi. Karena bayi harus tidur dengan punggung berada di bawah.


2. Ubah Posisi Menyusui

Selain posisi tidur, Moms bisa memperhatikan posisi bayi saat menyusu.

Jika Moms menyusui bayi secara langsung, usahakan bayi menyusu dalam posisi tubuh yang seimbang antara sisi kanan dan kiri.

Begitu pula jika bayi menyusu menggunakan botol dot.

Mengubah posisi saat memberikan Si Kecil dot juga sangat penting agar kepala bayi tetap simetris.

3. Perhatikan Posisi Menggendong

Menggendong bayi dalam posisi miring tentunya akan memberikan tekanan pada kepala bayi, terutama jika kita hanya nyaman menggendong bayi pada satu sisi tangan saja.

Menggunakan gendongan M shape atau menggendong bayi secara tegak seperti memeluk bisa menjadi alternatif untuk mengurangi risiko kepala bayi lonjong.

Selain itu, sebuah penelitian dari Allergy, Asthma & Immunology Research, gendongan M shape dapat mengurangi Gastro-Esophageal Reflux atau GERD, yang merupakan kondisi umum terjadi pada bayi.

4. Perbanyak Tummy Time

Sering-seringlah meletakkan bayi pada posisi tengkurap alias lakukan tummy time.

Melansir Paediatrics & Child Health, kebiasaan tummy time dapat memengaruhi tengkorak kepala bayi menjadi lebih rata.

Kegiatan ini sebenarnya sudah dapat dilakukan sejak bayi baru lahir, terutama di dada sang ibu.

Namun, jika Moms merasa khawatir, Moms bisa melakukannya saat mengetahui otot leher bayi sudah semakin kuat.

Lakukan tummy time dengan durasi secara bertahap, bisa selama satu atau dua menit pada awalnya dan tingkatkan perlahan hingga bayi bisa tengkurap selama setidaknya 30 menit.

5. Pasang Gelang Rattle di Tangan Bayi Secara Bergantian

Jika Moms menemukan adanya posisi kepala bayi lonjong atau tak simetris di satu sisi, cara ini mungkin dapat dicoba.

Pasang gelang rattle atau letakkan mainan di salah satu sisi, sehingga bayi tertarik menoleh ke arah tersebut.

Dengan begitu, Moms bisa mengontrol sisi mana yang perlu "ditekan" agar kepala bayi tidak peyang atau datar sebelah.

Jadi, kesimpulannya kepala bayi lonjong bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan karena bentuk kepala bayi dapat kembali bulat dengan sendirinya.

Meski merupakan kondisi yang lumrah dan aman, tapi Moms perlu mulai waspada jika dalam jangka waktu yang telah disebutkan di atas, kepala bayi belum juga mengalami perubahan.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Sampo Bayi Terbaik yang Aman dan Lembut

Berkonsultasi dengan dokter spesialis anak adalah langkah yang tepat untuk memastikan kondisi kepala bayi lonjong yang dialami Si Kecil termasuk normal atau tidak.

Jangan menunda lebih lama apabila muncul gejala yang menyertai seperti:

  • Bayi muntah-muntah
  • Tidur seharian dan sulit dibangunkan
  • Bola mata selalu menghadap ke bawah atau sulit menggerakkan bola mata.

Nah, itulah beberapa informasi yang bisa Moms ketahui mengenai kondisi kepala bayi lonjong.

Jika kondisi semakin memburuk ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter ya Moms.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5804977/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3242055/
  • https://www.whattoexpect.com/first-year/newborns/conehead-baby/
  • https://www.healthline.com/health/baby/conehead-baby
  • https://familydoctor.org/condition/plagiocephaly/
  • https://www.parents.com/baby/care/why-does-my-baby-have-a-conehead/
  • https://www.babycenter.in/x1053598/my-newborns-head-is-an-odd-shape-what-can-i-do-to-make-it-round

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb