06 Maret 2023

KLB Difteri di Kabupaten Garut, Simak Penjelasan dari Dokter

Difteri bisa menyebabkan kematian jika tidak diobati
KLB Difteri di Kabupaten Garut, Simak Penjelasan dari Dokter

Foto: Freepik

Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Garut menetapkan kasus penyakit difteri di Kabupaten Garut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)

Penetapan ini tercantum dalam Surat Keputusan Bupati (Kepbup) Garut nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023, tanggal 20 Februari 2023, tentang Penetapan KLB Penyakit Difteri.

Hal ini karena menyebarnya kasus difteri di sejumlah wilayah di Garut, khususnya Kecamatan Pangatikan.

Sayangnya, kejadian ini sudah menyebabkan pasien meninggal dunia karena diduga belum mendapatkan vaksin difteri.

Yuk, Moms simak informasi lengkapnya di artikel ini untuk menjaga kesehatan keluarga dari penularan difteri, khususnya bagi Moms yang berdomisili di Garut.

Baca Juga: Kenali Vaksin DPT yang Mampu Mencegah Tetanus pada Anak

KLB Difteri

Ilustrasi Difteri
Foto: Ilustrasi Difteri

Ini dia informasi yang bisa Moms ketahui.

1. Dibenarkan oleh Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membenarkan bahwa Kabupaten Garut ditetapkan sebagai KLB difteri setelah adanya kematian warga yang diduga akibat paparan difteri.

Pada Selasa, 21 Februari 2023, sebanyak 7 warga Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut meninggal dunia diduga terpapar difteri dalam rentang 6-19 Februari 2023.

Penetapan status KLB ini untuk pemberitahuan bahwa kasus difteri memang perlu diwaspadai.

2. Banyak Menyerang Anak-anak

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, sempat melakukan pemeriksaan kesehatan pada 72 orang yang kontak erat dengan pasien positif difteri.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Leli Yuliani, pun menuturkan, wabah difteri banyak dilaporkan menjangkiti warga di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan dan mayoritas penderitanya anak-anak.

3. Muncul Sejak 4 Pekan yang Lalu

Kasus difteri muncul kurang lebih sejak 4 pekan ke belakang dengan rincian, 4 kasus observasi difteri, 4 kasus suspek, 2 kasus konfirmasi positif, dan 55 orang dilaporkan kontak erat.

4. Sejumlah Kota Melaporkan Suspek Difteri

Sejauh ini, sudah ada 7 daerah dengan suspek difteri, ketujuh daerah tersebut adalah Cianjur, Tasikmalaya, Indramayu, Karawang, Bandung Barat, Kota Bogor, dan Sukabumi.

Menurut Ketua Tim Surveilans Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dewi Ambarwati, tim-nya sudah melakukan penanganan dengan memberikan Anti Difteri Serum (ADS), melacak kontak erat, dan pengambilan sampel dari suspek.

5. Penyebab KLB Difteri

Kejadian luar biasa (KLB) difteri di Garut kemungkinan terjadi karena cakupan imunisasi DPT yang menurun di daerah tersebut.

Terlebih, vaksin untuk Covid-19 tentu menjadi perhatian masyarakat di beberapa tahun terakhir sehingga vaksin lainnya menjadi terabaikan.

Sedangkan, imunisasi DPT tidak boleh dilewatkan, Moms.

Baca Juga: Penyakit Difteri: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Mencegah

Tentang Difteri

Ilustrasi Difteri
Foto: Ilustrasi Difteri

Tentunya Moms sudah mengetahui penyakit ini, ya, sebab penyakit ini bukan kondisi baru. Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae.

Bakteri tersebut menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Kondisi ini beresiko bagi siapa saja di segala usia, tapi untuk KLB difteri, mayoritas menyerang anak-anak.

"Ada sejumlah faktor yang menyebabkan difteri, seperti kontak dengan penderita difteri dan tidak pernah mendapatkan imunisasi DPT.

Selain itu, seseorang yang memiliki kondisi imun lemah juga berisiko terkena difteri," jelas Dr. dr. Debbie Latupeirissa, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi & Tropis Anak, RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, kepada Orami.

Cara Penularan Difteri

Dr. dr. Debbie Latupeirissa menjelaskan bahwa ada beberapa cara penularan difteri yang paling umum terjadi.

Kondisi ini dapat menular melalui percikan ludah atau droplet dari seseorang yang mengidap difteri.

Percikan ludah ini bisa berasal dari batuk, bersin, muntah, atau melalui alat makan yang dipakai bersama.

Baca Juga: Mengenal Difteri pada Anak, dari Penyebab, Gejala, Risiko, dan Pencegahannya!

Tanda Difteri

Ilustrasi Vaksin
Foto: Ilustrasi Vaksin

Ini dia tanda difteri menurut Dr. dr. Debbie.

  • Demam
  • Nyeri saat menelan
  • Adanya selaput putih di area tonsil, hidung, dan tenggorokan.

Selain itu, gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita difteri adalah pembengkakan di area leher (bill neck) dan penyumbatan saluran napas yang membuat penderitanya sulit untuk bernapas atau merasa seperti tercekik ketika bernapas.

Jika gejala di atas tidak ditangani dengan cepat, maka beresiko kematian, Moms.

"Difteri dapat menyebabkan kematian karena selaput putih di area tonsil, hidung, dan tenggorokan menutupi jalan napas atas dan toksinnya dapat merusak jantung," pungkas Dr. dr. Debbie.

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk membawa keluarga khususnya anak-anak ke dokter?

Jika Si Kecil mengalami demam yang disertai dengan rasa nyeri saat menelan dan dicurigai ada kontak dengan pasien difteri.

Orang tua sebaiknya segera mengunjungi lokasi pelayanan kesehatan atau berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

Nah, itulah informasi seputar KLB difteri.

Sebagai informasi tambahan, salah satu cara untuk mencegah Si Kecil terkena difteri adalah dengan memberikan vaksin toksoid difteri yang terdapat di dalam vaksin DPT.

Jangan lupa berikan vaksin DPT untuk Si Kecil, ya Moms.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb