15 Agustus 2022

Lacoldin (Obat Flu): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan

Manfaatnya berkat empat bahan aktif dalam obat
Lacoldin (Obat Flu): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan

Lacoldin adalah obat yang tersedia dalam bentuk tablet dan umum digunakan untuk mengatasi gejala flu, seperti sakit kepala, pilek, demam, hidung tersumbat dan bersin-bersin.

Di dalamnya mengandung 4 bahan aktif, yaitu 500 miligram paracetamol, 12.5 miligram phenylpropanolamine HCl, 2 miligram Chlorpheniramine maleate, dan 15 miligram Dextromethorphan HBr.

Cara kerja obat dalam mengatasi gejala flu didapatkan dari beberapa bahan aktif tersebut.

Untuk mengetahui informasi selengkapnya terkait dengan obat, simak penjelasannya di bawah ini!

Baca Juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan

Keterangan Obat Lacoldin

Flu
Foto: Flu (Istockphoto)

Foto: Flu (Istockphoto)

Lacoldin termasuk ke dalam golongan obat bebas yang bisa dibeli tanpa resep dari dokter.

Obat tersedia dalam bentuk tablet dan dijual dalam satuan per strip seharga Rp17.000 hingga Rp28.000.

Kegunaan beberapa bahan aktif yang disebutkan di awal, yaitu:

  • Paracetamol. Kandungan ini termasuk antipiretik sekaligus analgesik yang efektif meredakan rasa nyeri.
  • Phenylpropanolamine. Kandungan ini termasuk dekongestan yang efektif meredakan hidung tersumbat akibat flu, batuk pilek dan alergi.
  • Chlorpheniramine maleate. Kandungan ini termasuk antihistamin generasi pertama yang efektif meredakan gejala alergi, batuk, pilek, flu biasa, dan demam.
  • Dextromethorphan. Kandungan ini termasuk morphine yang efektif meredakan batuk kering.

Dosis Penggunaan Obat

Dosis yang diberikan tergantung pada tingkat keparahan penyakit, gangguan kesehatan, dan usia pengguna.

Berikut ini dosis umum penggunaan obat:

  • Anak berusia 6 hingga 12 tahun. ½ tablet, 3 kali sehari.
  • Anak berusia di atas 12 tahun dan orang dewasa. 1 hingga 2 caplet, 3 kali sehari.

Baca Juga: Flutrop (Obat Flu): Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Kategori Kehamilan

Obat ini diklasifikasikan ke dalam kategori C. Ini menunjukkan efek samping pada janin setelah digunakan oleh ibu hamil.

Terkait dengan penggunaan obat selama masa kehamilan, ini boleh digunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya.

Obat tidak boleh dikonsumsi selama trimester ketiga atau mendekati waktu persalinan.

Pasalnya, obat menunjukkan risiko pada janin manusia. Ini dapat menyebabkan masalah serius hingga mengancam jiwa.

Baca juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati

Interaksi Obat

Kerusakan Hati
Foto: Kerusakan Hati (Istockphoto)

Foto Kerusakan Hati (istockphoto.com)

Berikut adalah interaksi jika digunakan bersamaan dengan dengan obat-obat lainnya, seperti:

Metoclopramide

Penggunaan bersamaan dengan jenis obat ini meningkatkan efek analgetik paracetamol.

Carbamazepine, Fenobarbital, dan Fenitoin

Penggunaan bersamaan dengan jenis obat ini meningkatkan risiko kerusakan hati.

Kolestiramin dan Lixisenatide

Penggunaan bersamaan dengan jenis obat ini mengurangi efektivitas paracetamol.

Antikoagulan Warfarin

Penggunaan bersamaan dengan jenis obat ini paracetamol meningkatkan risiko perdarahan.

Monoamine Oksidase (MAO) Inhibitors

Penggunaan bersamaan dengan jenis obat ini memperpanjang efek Lacoldin dalam tubuh.

Baca Juga: Ibuprofen untuk Ibu Menyusui, Apakah Berbahaya?

Perhatian sebelum Menggunakan Obat

Sebelum menggunakan lacoldin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Hentikan jika mengalami reaksi alergi, seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, atau pucat.
  • Obat ini harus digunakan dengan hati-hati pada penderita penyakit asma.
  • Paracetamol menyerap ke dalam ASI, meskipun dalam jumlah kecil. Penggunaan pada ibu menyusui harus sesuai dengan rekomendasi dokter.
  • Sebaiknya dikonsumsi setelah makan agar tidak membahayakan penderita penyakit asam lambung (GERD) dan maag.
  • Obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan alkohol karena meningkatkan potensi kerusakan hati.
  • Penggunaan tidak disarankan pada penderita gangguan fungsi ginjal dan hati.
  • Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah pemakaian obat, karena Lacoldin menimbulkan rasa kantuk.

Kontraindikasi Penggunaan Obat

Obat tidak boleh diberikan pada beberapa kelompok berikut:

  • Penderita riwayat alergi terhadap kandungan aktif dalam Lacoldin.
  • Penderita riwayat alergi terhadap efedrin, pseudoefedrin, dan fenilefrin.
  • Penderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes mellitus, dan gangguan fungsi hati.

Cara Tepat Menyimpan Obat

Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, lacoldin juga harus disimpan dengan cara yang benar.

Begini cara penyimpanan yang disarankan:

  • Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Hindari menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
  • Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
  • Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Namun, pelajari lebih lanjut tips aman membuang produk obat karena bisa saja mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
  • Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.
  • Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, tanyakan pada apoteker secara langsung saat membeli obat.

Baca Juga: 3 Manfaat Vaksin Influenza, Enggak Cuma Mencegah Flu lho!

Efek Samping Penggunaan Obat

Kerusakan Ginjal
Foto: Kerusakan Ginjal (Istockphoto)

Foto Ilustrasi Kerusakan Ginjal (istockphoto.com)

Meski tidak semua pengguna mengalami efek samping, beberapa kondisi di bawah ini perlu perhatian khusus:

  • Penggunaan paracetamol meningkatkan risiko kerusakan hati. Potensinya semakin meningkat pada pengguna alkohol.
  • Mual dan muntah pada penderita penyakit lambung. Penggunaan dalam dosis tinggi meningkatkan potensi perdarahan lambung.
  • Penggunaan dalam jangka panjang meningkatkan risiko kerusakan ginjal, salah satunya gagal ginjal akut.
  • Sakit kepala, mengantuk, vertigo, perubahan detak jantung, mulut kering, palpitasi dan gangguan berkemih.
  • Kandungan dextromethorphan menyebabkan kejang epilepsi jika digunakan dalam dosis tinggi.

Tidak semua pengguna mengalami efek samping setelah pemakaian obat.

Namun, beberapa kondisi di atas perlu diwaspadai agar tidak berisiko membahayakan nyawa.

Itulah berbagai hal yang perlu dipahami tentang Lacoldin, semoga menjadi informasi yang berguna, ya, Moms!

  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lacoldin?lang=id
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lacoldin/
  • https://pionas.pom.go.id/obat/lacoldin-1

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb