18 Februari 2022

Mengenal Laksatif, Obat Pencahar untuk Atasi Sembelit

Bolehkah dikonsumsi anak-anak?
Mengenal Laksatif, Obat Pencahar untuk Atasi Sembelit

Sudah makan buah dan sayur tinggi serat tapi masih sembelit? Sepertinya, minum obat laksatif perlu dilakukan, lho.

Ini adalah kandungan aktif yang memperlancar buang air besar ketika sembelit terjadi.

Namun, jangan minum terlalu banyak tanpa arahan dokter, ya.

Mari ketahui dosis dan cara penggunaan yang tepat obat ini!

Baca Juga: Cegah Sembelit dengan 6 Makanan dan Minuman Ini

Manfaat Laksatif

laksatif untuk sembelit.jpg
Foto: laksatif untuk sembelit.jpg (Mountelizabeth.com.sg)

Foto: Orami Photo Stock

Laksatif adalah obat pencahar yang bermanfaat meredakan gejala sembelit atau konstipasi.

Sembelit dapat menyebabkan kram pada perut dan terasa melilit hingga nyeri sekaligus.

Gangguan pencernaan ini dibagi menjadi 2 kategori, yakni:

  • Sembelit primer

Gerakan usus lambat akibat tidak mengonsumsi cukup serat atau cairan tubuh.

  • Sembelit sekunder

Disebabkan penyakit seperti diabetes, stroke, penyakit Parkinson, atau gangguan makan.

Obat pencahar ini tersedia bebas di apotik atau membutuhkan resep dokter.

Melansir dalam WebMD, laksatif mengandung bahan kimia yang membantu meningkatkan pergerakan tinja menjadi lebih baik.

Sehingga, bantu menghilangkan sembelit untuk sementara waktu.

Tetapi ketika disalahgunakan atau digunakan secara berlebihan, dapat menyebabkan masalah, termasuk sembelit kronis.

Baca Juga: Manfaat Minum Cokelat, Jaga Kesehatan Jantung dan Tingkatkan Mood!

Dosis dan Aturan Pakai Laksatif

obat laksatif dan manfaatnya.jpg
Foto: obat laksatif dan manfaatnya.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Dosis obat di kelas ini akan berbeda untuk setiap gejala yang dirasakan.

Obat ini pun hadir dalam bentuk yang berbeda.

Melansir Mayo Clinic, apa pun jenisnya, setidaknya diperlukan minum 6-8 gelas cairan setiap hari.

Ini akan membantu membuat tinja lebih lunak.

Beberapa dosis dan aturan pakai obat pencahar ini dikategorikan berdasarkan jenisnya, antara lain:

  • Pencahar dengan bahan pembentuk massal

Diminum dengan dilarutkan dalam cairan.

Setiap dosis harus diminum dengan 1-2 gelas air dingin atau jus buah.

Rasakan khasiatnya setelah 12 jam sampai maksimal 3 hari.

  • Pencahar pelunak tinja (emollient)

Dalam bentuk cair, dikonsumsi dengan susu ataupun jus buah untuk meningkatkan rasa.

Khasiatnya akan terasa 1-2 hari selanjutnya setelah dosis pertama.

  • Pencahar bahan hiperosmotik

Setiap dosis harus diminum dengan segelas penuh air dingin.

Rasanya sedikit tidak enak dan dosis dapat ditingkatkan untuk kebutuhan lanjutan.

Untuk jenis laktulosa, biasanya membutuhkan waktu 1-3 hari untuk bekerja.

Sedangkan, polietilen glikol selama 2-4 hari lamanya.

Beda halnya dengan pencahar salin biasanya memberikan hasil dalam waktu 30 menit sampai 3 jam setelah dosis.

Baca Juga: Obat Dekongestan: Manfaat, Dosis, Efek Samping dan Aturan Minum

  • Pencahar minyak mineral

Laksatif minyak mineral tidak boleh dikonsumsi dalam waktu 2 jam setelah makan.

Hal ini karena memicu gangguan pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi dan vitamin.

Minyak mineral biasanya diminum sebelum tidur.

Membutuhkan sekitar 6 hingga 8 jam untuk mendapatkan hasilnya.

  • Pencahar kandungan stimulan

Obat pencahar stimulan biasanya diminum saat perut kosong untuk efek yang cepat.

Hasil tak maksimal jika diminum bersama makanan.

Untuk mengurangi rasa tidak enak, bisa dicampur dengan jus jeruk sebelum diminum.

Tablet bisacodyl dilapisi secara khusus agar dapat bekerja dengan baik tanpa menyebabkan mual.

Untuk melindungi lapisan ini, jangan mengunyah, menghancurkan, atau meminum tablet dalam waktu 1 jam setelah susu atau antasida.

Baca Juga: 13 Obat Diare Bayi, Alami dan Mudah Ditemukan

Efek Samping Laksatif

4 Cara Mengatasi Sembelit dengan Laksatif
Foto: 4 Cara Mengatasi Sembelit dengan Laksatif

Foto: Orami Photo Stock

Seperti kebanyakan obat-obatan, laksatif dapat menyebabkan efek samping.

National Health Services memaparkan beberapa efek samping dari obat pencahar satu ini.

Efek samping yang sering dilaporkan tergolong ringan, seperti:

Mintalah saran dari dokter jika merasakan efek samping yang mengganggu atau terus-menerus.

Menggunakan obat pencahar terlalu sering atau terlalu lama juga dapat menyebabkan beberapa hal seperti:

  • Diare
  • Usus tersumbat oleh kotoran yang besar dan kering (obstruksi usus)
  • Garam dan mineral yang tidak seimbang dalam tubuh

Baca Juga: 13+ Gerakan Memperlancar BAB yang Bisa Dilakukan di Rumah, Bye Sembelit!

Sehingga itu, hindari pemakaian laksatif tanpa rekomendasi dokter untuk mencegha efek samping berat lainnya.

Peringatan Penting Obat

Sakit kepala efek samping laksatif.jpg
Foto: Sakit kepala efek samping laksatif.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Jangan asal memakai obat ini, terlebih yang memiliki riwayat penyakit tertentu.

Ada beberapa peringat penting obat sebelum mengonsumsinya, yakni:

1. Interaksi Obat Lain

Laksatif dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain.

Pencahar dapat berinteraksi dengan beberapa antibiotik, dan obat jantung dan tulang tertentu.

Tanyakan pada dokter untuk mengonsumsi obat pencahar yang tepat.

Jangan melebihi dosis yang dianjurkan atau sebaliknya, ya.

2. Riwayat Masalah Pencernaan

Penggunaan pencahar bisa berbahaya jika sembelit disebabkan oleh kondisi serius, seperti radang usus buntu atau obstruksi usus.

Terutama bagi mereka yang sering menggunakan obat pencahar selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Ini dapat menurunkan kemampuan usus besar untuk berkontraksi dan memperburuk sembelit.

3. Ibu Hamil dan Anak-Anak

Laksatif untuk Anak, Bolehkah?.jpg
Foto: Laksatif untuk Anak, Bolehkah?.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Sama pentingnya penggunaan laksatif bagi ibu hamil dan anak-anak.

Jangan berikan obat pencahar pada anak di bawah usia 6 tahun tanpa rekomendasi dokter.

Jika sedang hamil, tanyakan kepada dokter kandungan sebelum menggunakan obat pencahar.

Pencahar pembentuk massal dan pelunak tinja umumnya aman digunakan selama kehamilan.

Tetapi, pencahar stimulan mungkin berbahaya.

4. Ibu Menyusui

Peringatan penting lainnya perlu diperhatikan ibu menyusui.

Jika baru smelahirkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat pencahar.

Meskipun biasanya aman digunakan selama menyusui, beberapa bahan dapat masuk ke dalam ASI.

Akibatnya, ini dapat menyebabkan diare pada bayi yang menyusui.

Baca Juga: Kenali Omeroxol, Obat untuk Batuk Berdahak dan Masalah Paru Lainnya

5. Dilarang untuk Program Diet

Sering kali, sejumlah orang menggunakan laksatif sebagai upaya untuk menurunkan berat badan.

Faktanya, penyalahgunaan ini dapat berakibat buruk bagi penderita.

Komplikasi kesehatan dapat terjadi akibat mengonsumsi obat pencahar tanpa anjuran yang tepat.

Seseorang dengan anoreksia atau bulimia terkadang menggunakan pencahar dalam jumlah besar.

Tak lain, ini karena perilaku yang menyimpang dan perlu dihentikan.

Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter gizi untuk upaya program diet yang benar tanpa obat pencahar.

Semoga informasi penting penggunaan laksatif ini dapat menjadi panduan!

  • https://www.webmd.com/digestive-disorders/laxatives-for-constipation-using-them-safely
  • https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/laxative-oral-route/proper-use/drg-20070683
  • https://www.nhs.uk/conditions/laxatives/#:~:text=Laxatives%20are%20a%20type%20of,buy%20from%20pharmacies%20and%20supermarkets.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb