27 Februari 2024

Benarkah Puasa Meningkatkan Kesuburan? Berikut Faktanya!

Apa yang membuat puasa memengaruhi kesuburan Moms?
Benarkah Puasa Meningkatkan Kesuburan? Berikut Faktanya!

Banyak yang meyakini bahwa puasa meningkatkan kesuburan. Namun, apakah itu benar Moms? Cari tahu kebenarannya, yuk!

Alih-alih menjalani diet dengan membatasi makanan tertentu seperti diet rendah karbohidrat atau rendah lemak, berpuasa belakangan menjadi metode yang lebih banyak diminati oleh wanita yang sedang menjalani promil.

Hal ini dikarenakan berpuasa diklaim dapat membantu meningkatkan kesuburan dan peluang hamil.

Namun, benarkah demikian? Bagaimana pendapat ahli dan adakah hasil penelitian yang membuktikannya?

Baca Juga: 7+ Menu Sahur dan Buka Puasa untuk Penderita Diabetes

Benarkah Puasa Meningkatkan Kesuburan?

Berikut beberapa fakta medis yang dapat menjawab keyakinan banyak orang tentang pengaruh puasa terhadap kesuburuan. Simak Moms!

1. Berpuasa Membantu Tubuh Mengatur Hormon

Keluarga Muslim
Foto: Keluarga Muslim (Pexels.com/Monstera)

“Puasa dapat mengeluarkan kelebihan atau hormon sintesis, membersihkan organ hati, mengalkalis aliran darah, dan mengatur ulang proses hormon alami tubuh,” kata Dr. Monikaa Chawla, ahli endokrinologi reproduksi dan spesialis kesuburan di Fakih IVF Abu Dhabi, seperti dikutip dari Gulf News.

“(Saat berpuasa) peradangan berkurang, semua organ diregenerasi, gula darah diseimbangkan kembali, sistem kekebalan meningkat, sistem saraf diistirahatkan dan sistem reproduksi menjadi lebih seimbang dan siap (menjalani program hamil),” tambahnya.

Selain itu, Dr. Chawla juga mengatakan bahwa berpuasa meningkatkan kesuburan pria dengan masalah infertilitas karena dapat membantu meningkatkan jumlah sperma total.

Termasuk juga meningkatkan kadar hormon gonadotropik dan kadar testosteron pada pria subur.

“Melalui puasa, Anda mulai belajar cara mengelola kebiasaan makan dan meningkatkan kontrol diri dan disiplin. Anda diharuskan menantang sistem pencernaan dan dengan melakukannya Anda dapat memecah sekaligus mengeluarkan racun dari tubuh Anda.”

Baca Juga: 8 Cara Menahan Lapar saat Puasa, Pastikan Selalu Sahur!

2. Berpuasa Membantu Meningkatkan Ritme Sirkadian

Pasangan Muslim
Foto: Pasangan Muslim (Orami Photo Stock)

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility, berpuasa juga diketahui dapat memunculkan respons metabolik dan meningkatkan ritme sirkadian.

Ritme sirkadian adalah proses alami yang mengatur siklus tidur-bangun setiap 24 jam yang digerakkan oleh jam sirkadian.

Menurut studi dalam Current Opinion Endocrinology, Diabetes, and Obesity, ritme sirkadian memiliki peran yang sangat penting bagi kesuburan dan peluang hamil.

Dimana secara keseluruhan, ritme sirkadian yang baik dan tidur yang nyenyak terbukti dapat mengoptimalkan kesuburan dan awal kehamilan.

Termasuk berperan penting dalam keberhasilan perawatan kesuburan.

Sementara gangguan ritme sirkadian, misalnya karena kerja shift, jet lag, dan perubahan musim dikaitkan dengan penurunan kesuburan dan awal kehamilan yang buruk.

Baca Juga: 9+ Tips Menjaga Kesehatan Kulit saat Puasa agar Tetap Segar

3. Berpuasa Menurunkan Kecemasan dan Depresi Selama Proses IVF/ ICSI

Perasaan Bahagia
Foto: Perasaan Bahagia (Freepik.com/diana-grytsku)

Puasa diketahui tidak dapat secara signifikan mempengaruhi keberhasilan IVF ataupun ICSI.

Namun terbukti dapat membantu mengurangi kecemasan dan deperesi yang biasanya muncul selama prosedur teknologi berbantuan.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Departemen of Obstetrics and Gynecology Ain Shams University Maternity Hospital.

Para peneliti menduga hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan spiritualitas.

Baca Juga: Lupa Niat Puasa Ramadan, Apakah Puasanya Tetap Sah?


4. Intermittent Fasting Baik Bagi Wanita Dengan PCOS

Pasangan Muslim Berdoa
Foto: Pasangan Muslim Berdoa (Pexels.com/Monstera)

Bukan hanya puasa selama bulan Ramadan, salah satu penelitian dalam Journal of Mid-Life Health menemukan bahwa intermittent fasting juga dapat membantu meningkatkan kesuburan, khususnya pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Para peneliti menemukan bahwa wanita dengan PCOS yang mengalami obesitas dan menjalani puasa intermiten secara teratur terbukti menunjukkan peningkatan kadar hormon pelutein (luteinizing hormone, LH), yang membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi.

Meskipun begitu, menurut Harvard Medical School Health Publishing, ada 4 hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjalani puasa intermiten untuk meningkatkan kesuburan yaitu:

  • Menghindari gula dan biji-bijian olahan. Sebagai gantinya, harus memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, lentil, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat berbasis nabati.
  • Menghindari konsumsi camilan di antara waktu makan dan membiarkan tubuh aktif sepanjang hari untuk membangun massa otot.
  • Atur waktu puasa intermiten dengan baik. Usahakan untuk membatasi makan pada awal hari, misalnya makan pagi maksimal jam 7 dan berpuasa sampai jam 3 sore.
  • Hindari ngemil atau makan di malam hari.

Kesimpulannya, berpuasa memang dapat mempengaruhi kesuburan dan meningkatkan peluang hamil, Moms.

Namun, berhubungan intim pada bulan Ramadan juga harus memperhartikan beberapa aturan dan etika.

5. Berpuasa dapat Menurunkan Berat Badan

Menurunkan Berat Badan
Foto: Menurunkan Berat Badan (Sheknows.com)

Puasa yang terkontrol secara benar dapat membantu menurunkan berat badan, terutama jika dipadukan dengan pola makan yang sehat.

Penurunan berat badan yang sehat dapat meningkatkan kesuburan pada individu yang kelebihan berat badan atau obesitas, karena obesitas dapat menyebabkan gangguan ovulasi dan ketidakseimbangan hormon.

Ketika Moms berpuasa, tubuh Moms akan menggunakan cadangan energi yang disimpan, seperti glikogen dan lemak, sebagai bahan bakar.

Ini dapat mengarah pada penurunan berat badan, terutama jika puasa dipadukan dengan pola makan seimbang dan aktifitas fisik yang teratur.

Baca Juga: Apakah Mengupil Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya

Aturan Berhubungan Intim pada Bulan Ramadan

Berhubungan Seks di Ranjang
Foto: Berhubungan Seks di Ranjang (Orami Photo Stocks)

Pada bulan Ramadan, ada beberapa hal yang perlu Moms dan Dads perhatikan jika ingin berhubungan intim. Berikut penjelasannya.

1. Berhubungan Intim pada Malam Hari

Berhubungan intim dapat menyebabkan ibadah seorang muslim dianggap tidak sah sampai Ia melakukan mandi besar.

Selama berpuasa, Moms dan Dads juga harus menjaga kesucian diri. Termasuk menghindari berhubungan intim pada saat berpuasa.

Sebagai solusinya, aktivitas seksual dapat dilakukan pada malam hari setelah berbuka puasa.

Jangan lupa untuk segera membersihkan diri seusai beruhubungan intim, Moms.

2. Tidak Masturbasi saat Berpuasa

Masturbasi saat berpuasa tentu dapat menyebabkan ibadah puasa menjadi tidak sah, terutama jika mengeluarkan air mani.

Oleh karena itu, hindari masturbasi saat berpuasa untuk menjaga kelancaran ibadah Moms dan Dads.

3. Jaga Asupan Nutrisi

Selama berpuasa, sedikitnya terjadi perubahan pola makan dan asupan nutrisi Moms dan Dads.

Hal tersebut dapat mempengaruhi kesuburan dan kondisi fisik saat berhubungan intim.

Oleh karena itu, pastikan Moms juga selalu menjaga asupan nutrisi saat berpuasa.

Baca Juga: Bolehkah Puasa sebelum Mandi Wajib? Ini Jawabannya!

4. Lakukan dengan Durasi Singkat

Ada baiknya, Moms dan Dads berhubungan intim dalam durasi waktu yang singkat.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan tidak kelelahan.

Berhubungan intim dalam durasi singkat juga bermanfaat bagi kesehatan karena mampu melancarkan sirkulasi darah.

5. Segerakan Mandi Wajib

Usai berhubungan intim, segeralah mandi wajib untuk menjaga kesucian diri saat berpuasa.

Jangan sampai Moms lupa mandi wajib dan menyebabkan puasa pada hari berikutnya menjadi tidak sah.

Demikian penjelasan seputar pengaruh puasa terhadap kesuburan dan aturan berhubungan intim saat puasa.

  • https://www.fertstert.org/article/S0015-0282(01)01686-7/abstract
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31644470/
  • https://file.scirp.org/pdf/OJOG_2016030215211862.pdf
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4960941/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb