7 Tips Umroh Bersama Keluarga Ala keluarga Ricky Harun
3. Pastikan untuk Sudah Suntik Meningitis
Pemeriksaan fisik menjadi hal pertama yang dilakukan Herfiza dan ketiga anak-anaknya.
Salah satunya memastikan ia dan anak-anaknya mendapatkan suntik meningitis.
Seperti diketahui, suntik meningitis merupakan persyaratan wajib sebelum seseorang melaksanakan ibadah umroh.
Beruntungnya, Herfiza sudah pernah melakukan suntik meningitis sebelum dirinya hamil. Mengingat, ibu hamil tidak dibolehkan suntik meningitis.
Jadi sebaiknya sebelum mendaftar umrah, Moms harus suntik meningitis tersebut untuk berjaga-jaga.
"Berdasarkan pengalaman saya berangkat umroh kemarin, memang ibu hamil tidak dibolehkan untuk suntik meningitis.
Tapi alhamdulillah, karena saya dua tahun lalu pernah berangkat umroh, jadi vaksin nya masih berlaku dan tidak perlu vaksin lagi," tulis Herfiza.
Lain hal bagi anak ketiganya, Dhia Malik Akyza Pratama yang masih berusia 1 tahun.
Herfiza hanya perlu menyertakan surat kelengkapan vaksin, karena suntik meningitis untuk anak berusia 1 tahun jarang tersedia di Indonesia.
"Untuk Dhia (1 tahun) semestinya sudah bisa vaksin, akan tetapi vaksin nya sangat jarang sekali tersedia di sini.
Sampai beberapa hari sebelum keberangkatan kami tidak bisa mendapatkan vaksin tersebut.
Jadi, Dhia hanya cek kelengkapan vaksin mulai dari lahir sampai usia 1 tahun di dokter anak bahwa sudah lengkap vaksin," tulis Herfiza dalam akun instagram-nya.
Moms juga tidak perlu khawatir soal kehalalan vaksi meningitis.
Jika sebelumnya memang belum ada vaksin meningitis halal, kini sudah ditemukan vaksin meningitis yang sudah dipastikan kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia.
Baca Juga: 10 Aplikasi Islam, Bantu Menjalankan Ibadah Sehari-hari!
4. Menyertakan Surat Keterangan Sehat dari Dokter
Saat melakukan ibadah umroh bersama keluarga dalam keadaan sedang hamil. Sebaiknya Moms menyiapkan surat keterangan sehat dari dokter.
Surat keterangan sehat dari dokter menjadi hal yang wajib disertakan saat umroh bersama keluarga. Sebab, pihak maskapai biasanya akan meminta data tersebut.
"Pihak maskapai sendiri membatasi usia kandungan yang bisa terbang sampai usia 32 minggu.
Jadi, walaupun dokter bilang kandungannya sehat, akan tetapi kalo sudah di atas 32 minggu maka pihak maskapai tidak akan mengizinkan. Setelah cek kandungan, minta surat izin penerbangan kepada pihak rumah sakit.
Untuk anak-anak, sebelum berangkat, cek up semua kesehatannya ke dokter anak dan minta surat keterangan sehat dan boleh terbang kepada pihak rumah sakit," terang Herfiza.
Herfiza juga memberitahu kalau surat keterangan sehat tersebut sebaiknya dibuat dalam dua bahasa.
"Surat-surat tersebut dibuat dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Surat-surat tersebut juga harus selalu disisipkan di dalam paspor karena akan di cek oleh pihak imigrasi dan maskapai," jelas Herfiza
Baca Juga: Serba-Serbi Umroh, Ibadah Sunnah yang Dikenal sebagai Haji Kecil
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.