15 Februari 2024

6 Cara Melawan Rasa Takut untuk Menjalin Hubungan, Apa Saja?

Ada banyak cara untuk melawan rasa takut tersebut, yuk simak!
6 Cara Melawan Rasa Takut untuk Menjalin Hubungan, Apa Saja?

Apa Penyebab dari Rasa Takut?

Apa Penyebab dari Rasa Takut?
Foto: Apa Penyebab dari Rasa Takut? (medium.com)

Rasa takut adalah salah satu emosi manusia yang umum dan alami.

Menurut penelitian yang diterbitkan pada 2013 di jurnal Current Biology, rasa takut itu sangat kompleks dan tidak ada penyebab utama tunggal.

Selain mencoba berbagai cara melawan rasa takut, Moms juga perlu tahu apa saja penyebab dari perasaan tak nyaman ini.

Meskipun setiap orang memiliki ketakutan yang berbeda-beda, ada beberapa penyebab umum yang dapat menjadi pemicu rasa takut, yaitu:

1. Pengalaman Traumatis

Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, kekerasan fisik, atau pelecehan, dapat menjadi penyebab rasa takut.

Trauma yang dialami seseorang secara langsung atau menyaksikan trauma pada orang lain dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan ketakutan.

Baca juga: 20+ Cara Menjadi Dewasa dan Memiliki Kematangan Emosional

2. Perbedaan dalam Struktur Otak

Perbedaan dalam struktur otak, seperti hipotalamus yang lebih aktif atau amigdala yang lebih sensitif, dapat berkontribusi terhadap cara melawan rasa takut seseorang.

Faktor-faktor biologis ini dapat mempengaruhi bagaimana otak memproses emosi dan memberikan respons terhadap situasi yang menakutkan.

3. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan dan ketakutan yang terus-menerus.

Penderita kondisi ini sering kali mengalami kecemasan yang tidak proporsional terhadap situasi nyata dan merasa takut tanpa alasan yang jelas.

Jika setelah mencoba berbagai cara melawan rasa takut dan tak berhasil, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

4. Pengaruh Keluarga

Keluarga dan lingkungan sosial dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan rasa takut seseorang.

Jika keluarga sering menunjukkan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan, seseorang cenderung meniru perilaku tersebut dan mengembangkan ketakutan yang serupa.

Lingkungan yang tidak mendukung dan penuh dengan konflik juga dapat meningkatkan tingkat ketakutan seseorang.

5. Pengaruh Teman dan Masyarakat

Teman sebaya dan masyarakat juga dapat mempengaruhi rasa takut seseorang.

Misalnya, jika teman sebaya secara terus-menerus membicarakan ketakutan mereka, Moms mungkin merasa tertekan untuk merasakan ketakutan yang sama.

Norma sosial dan tekanan kelompok juga dapat mempengaruhi persepsi dan respons terhadap ketakutan.

6. Ketidakpastian dan Ketidakmampuan Mengendalikan Situasi

Ketakutan sering kali timbul ketika seseorang merasa tidak memiliki pengetahuan atau kontrol atas situasi yang tidak diketahui.

Rasa takut terhadap masa depan yang tidak pasti atau ketidakmampuan untuk mengantisipasi risiko dapat menyebabkan ketakutan yang berkelanjutan.

7. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Salah satu penyebab sulitnya menerapkan cara melawan rasa takut adalah PTSD.

PTSD adalah gangguan mental yang dapat muncul setelah mengalami atau menyaksikan pengalaman traumatis yang parah.

Orang dengan PTSD mengalami gejala seperti mimpi buruk yang mengulang kejadian traumatis, kilas balik, dan kecemasan yang persisten.

Ketakutan yang berkaitan dengan trauma dapat terus berlanjut bahkan setelah kejadian tersebut berakhir.

Baca juga: Mengenal PTSD, Masalah Kesehatan Mental Akibat Trauma

8. Survival Instinct

Ketakutan juga dapat dilihat sebagai insting bertahan hidup.

Manusia secara alami rentan terhadap rasa takut karena mekanisme adaptasi yang membantu manusia berevolusi dan bertahan dalam lingkungan yang berbahaya.

Rasa takut yang kuat dapat memotivasi individu untuk mengambil tindakan pencegahan dan menjaga keamanan diri.

9. Norma Sosial

Budaya dan norma sosial memiliki peran penting dalam membentuk ketakutan individu.

Keyakinan, nilai, dan ekspektasi budaya dapat mempengaruhi apa yang dianggap sebagai ancaman atau bahaya.

Ini juga dapat memengaruhi cara melawan rasa takut seseorang.

Norma-norma yang menekankan keamanan, penjagaan tradisi, atau ketidakpastian dapat mempengaruhi tingkat rasa takut dalam masyarakat.

Terapi untuk Mengatasi Rasa Takut

Terapi untuk Mengatasi Rasa Takut
Foto: Terapi untuk Mengatasi Rasa Takut (Coach.nine.com.au)

Jika berbagai cara melawan rasa takut dalam menjalani hubungan yang tadi dijelaskan tak cukup membantu, cobalah minta bantuan ahlinya.

Psikolog atau psikiater dapat membantu mengatasi rasa takut yang mengganggu kamu, dengan beberapa terapi, seperti:

1. Terapi Psikologis

Terapi psikologis, seperti terapi kognitif perilaku atau terapi desensitisasi, dapat menjadi salah satu cara melawan rasa takut yang berlebihan.

Terapis dapat bekerja dengan individu untuk mengidentifikasi akar penyebab rasa takut.

Kemudian memodifikasi pola pikir negatif, dan mengembangkan strategi pengelolaan yang efektif.

Baca juga: Sering Merasa Insecure? Kenali Penyebab dan Atasinya

2. Terapi Pemaparan

Menghadapi ketakutan secara bertahap adalah metode yang sering digunakan sebagai cara melawan rasa takut.

Moms akan diperkenalkan secara perlahan kepada stimulus atau situasi yang menakutkan.

Sambil mengembangkan keterampilan dan strategi untuk menghadapinya.

Proses ini membantu membiasakan diri dengan ketakutan dan merasa lebih percaya diri dalam menghadapinya.

Selain dua terapi tersebut, dukungan sosial dan pembinaan diri juga penting dalam mengatasi rasa takut.

Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas dapat memberikan dorongan emosional dan praktis dalam menghadapi ketakutan.

Itulah pembahasan mengenai cara melawan rasa takut hingga terapi yang mungkin bisa membantu. Semoga bermanfaat!

  • https://doi.org/10.1016/j.cub.2012.11.055
  • https://www.verywellmind.com/the-psychology-of-fear-2671696
  • https://www.simplypsychology.org/what-is-fear.html
  • https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/emotional-health/5-things-you-never-knew-about-fear.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb