10 Agustus 2023

Mengenal Tradisi Sunat Perempuan dan Hukumnya Menurut Islam

Bagaimana hukumnya dalam Islam?
Mengenal Tradisi Sunat Perempuan dan Hukumnya Menurut Islam

Dalam permenkes tersebut, dinyatakan bahwa:

“Sunat perempuan hingga saat ini tidak merupakan tindakan kedokteran karena pelaksanaannya tidak berdasarkan indikasi medis dan belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan”.

WHO telah menyatakan bahwa sunat pada perempuan tidak memberi manfaat terhadap kesehatan dan hanya membawa kerugian atau bahaya.

Tindakan sunat bayi perempuan akan membuang atau merusak struktur yang normal dan sehat dari kelamin perempuan.

Hal ini dapat berakibat terganggunya fungsi alami organ intim perempuan.

Sunat bayi perempuan dengan metode manapun akan merusak kelamin yang sangat sensitif, terutama bagian klitoris.

Akibatnya, sensitivitas seksual dapat terganggu sehingga dapat menimbulkan penurunan rangsangan dan kenikmatan seksual, nyeri saat berhubungan seks, bahkan hilangnya orgasme.

Secara umum, risiko sunat perempuan dapat meningkat keparahan (yang di sini sesuai dengan jumlah jaringan yang rusak), meskipun semua bentuk sunat dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan.

Baca Juga: 10+ Cara Melindungi Anak dari Bahaya Predator Seksual

Prosedur Tradisi Sunat Perempuan

Prosedur Tradisi Sunat Perempuan
Foto: Prosedur Tradisi Sunat Perempuan (Orami Photo Stocks)

Meskipun tidak memiliki manfaat dalam kesehatan, bagaimana jika orang tua tetap ingin memberikan sunat untuk anak perempuannya?

Bila orang tua tetap ingin melakukan sunat pada bayi perempuannya, pastikan hal-hal ini:

  1. Tindakan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.
  2. Menggunakan alat yang steril.
  3. Bayi tidak merasa kesakitan akibat tindakan sunat tersebut (meskipun anestesi jarang digunakan pada sunat perempuan).

Sunat perempuan biasanya dilakukan oleh orang yang dituakan di masyarakat (biasanya perempuan, tetapi tidak selalu) yang ditunjuk oleh masyarakat untuk mengemban tugas tersebut.

Praktik ini juga mungkin dilakukan oleh bidan tradisional, tabib atau dukun beranak, tukang cukur laki-laki, maupun terkadang anggota keluarga sendiri.

Pada kasus tertentu, tenaga medis profesional menyediakan layanan praktik sunat wanita.

Hal ini disebut dengan “medikalisasi” sunat perempuan.

Menurut perkiraan UNFPA baru-baru ini, sekitar 1 dari 4 anak perempuan menerima perlakuan sunat wanita yang disediakan oleh penyedia layanan kesehatan profesional.

Berikut prosedur sunat bayi perempuan:

  • Praktik sunat bayi perempuan dapat dilakukan menggunakan pisau, gunting, pisau bedah, potongan kaca, bahkan silet.
  • Anestesi dan antiseptik tidak umum digunakan pada prosedur tradisional, kecuali jika dilakukan di bawah pengawasan praktisi medis.
  • Setelah prosedur infibulasi, kedua kaki bayi akan diikat bersama-sama agar anak tak bisa berjalan selama 10-14 hari yang memungkinkan pembentukan jaringan parut.

Setelah tindakan sunat, orang tua juga harus memantau penyembuhan luka sunat dan mengatasi nyeri yang dirasakan bayi bila ada.

Demikian penjelasan tentang tradisi sunat perempuan yang masih jadi perdebatan di kalangan masyarakat.

Semoga bermanfaat, ya!

  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/female-genital-mutilation
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497147/
  • https://mui.or.id/mui-provinsi/mui-sulsel/32775/apa-hukum-dan-kajian-tentang-sunat-bagi-perempuan/
  • https://www.unfpa.org/resources/female-genital-mutilation-fgm-frequently-asked-questions

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb