02 Februari 2024

10 Cara Mengatasi Napas Cepat pada Anak, Moms Wajib Tahu!

Caranya tidak rumit, lho, Moms!
10 Cara Mengatasi Napas Cepat pada Anak, Moms Wajib Tahu!

Sudahkah Moms mengetahui cara mengatasi napas cepat pada anak?

Moms tentu akan merasa cemas ketika melihat Si Kecil bernapas lebih cepat dari biasanya, apalagi ketika ia tidur.

Nah, Moms perlu tahu bahwa mempelajari cara anak bernapas bisa sangat membantu untuk mendapatkan informasi dan merawat Si Kecil dengan sebaik-baiknya.

Napas cepat pada anak bisa menjadi tanda adanya infeksi pada saluran udara bagian bawah, seperti bronkiolitis atau pneumonia.

Agar lebih waspada, cari tahu penyebab dan cara mengatasi napas cepat pada anak, yuk, Moms!

Baca Juga: Pneumonia Misterius dan Rekomendasi IDAI untuk Orang Tua

Kategori Anak Dikatakan Benapas Cepat

Semua anak berbeda, tetapi berdasarkan pedoman Breathing Lung Foundation, napas cepat pada anak dapat dihitung seperti ini:

  • Lebih dari 50 napas per menit untuk bayi (2 bulan hingga 1 tahun).
  • Lebih dari 40 napas per menit untuk anak-anak (1 - 12 tahun).
  • Lebih dari 20 napas per menit untuk anak di atas 12 tahun dan orang dewasa.

Hal utama yang harus diperhatikan adalah jika anak Moms terus-menerus bernapas lebih cepat dari biasanya.

Rentang Normal Laju Pernapasan

Berikut ini rentang normal laju pernapasan untuk anak-anak dari berbagai usia berdasarkan jurnal keluaran The Lancet:

  • Bayi baru lahir: 30 - 60 napas per menit
  • Bayi (1 hingga 12 bulan): 30 - 60 napas per menit
  • Balita (1 - 2 tahun): 24 - 40 napas per menit
  • Anak prasekolah (3 - 5 tahun): 22 - 34 napas per menit
  • Anak usia sekolah (6 - 12 tahun): 18 - 30 napas per menit
  • Remaja (13 - 17 tahun): 12 - 16 napas per menit

Sebenarnya, gangguan pernapasan pada anak merupakan hal yang umum, namun dalam beberapa kasus bisa menyebabkan bahaya.

Baca Juga: Napas Anak Cepat saat Batuk Pilek? Ini Kata Dokter!

Cara Mengatasi Napas Cepat pada Anak

Cara Mengatasi Napas Cepat pada Si Kecil
Foto: Cara Mengatasi Napas Cepat pada Si Kecil (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ketika mengetahui Si Kecil mengalami kejadian napas cepat.

Lalu, bagaimana cara mengatasi napas cepat pada anak? Berikut ini caranya, mengutip laman WebMD:

1. Hindari Dehidrasi

Cara mengatasi napas cepat pada anak yang pertama adalah hindari dehidrasi. Beri bayi banyak ASI atau susu formula.

Tawarkan sesering mungkin dan dalam jumlah kecil. Bila Si Kecil sudah lebih besar maka cara mengatasi napas cepat pada anak diberikan air atau larutan elektrolit seperti Pedialyte.

Perlu diketahui, Si Kecil mungkin akan makan lebih lambat karena masalah pernapasan, sehingga beri mereka banyak waktu.

2. Duduk Tegak

Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah duduk tegak.

Jaga agar Si Kecil tetap tegak karena dalam posisi ini biasanya membuat pernapasan menjadi lebih mudah.

3. Meredakan Mampet

Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah redakan mampet.

Moms dan Dads, bisa mengencerkan lendir di hidung tersumbat dengan obat tetes hidung saline atau keluarkan lendir dari hidung bayi dengan nasal-oral aspirator.

4. Melegakan Pernapasan

Cara mengatasi napas cepat pada anak juga bisa dilakukan dengan melegakan pernapasannya.

Jika udara di kamar anak kering, humidifier atau vaporizer kabut dingin dapat melembabkan udara dan membantu meredakan hidung tersumbat dan batuk.

Pastikan humidifier tetap bersih untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

5. Buat Anak Nyaman

Cara mengatasi napas cepat pada anak yang berikutnya adalah buat anak nyaman.

Saat Si Kecil merasakan napas cepat. Salah satu cara mengatasi napas cepat pada anak, yaitu dengan membiarkan ia beristirahat.

Selain itu, Berikan asetaminofen formula anak (Tylenol) atau ibuprofen (Motrin) jika anak lebih tua dari 6 bulan untuk menurunkan demam.

6. Pertahankan Lingkungan Bebas Asap Rokok

Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah hindarkan dari rokok.

Moms dan Dads, asap rokok dapat memperburuk gangguan pernapasan yang kadang membuat napas cepat.

Jika, seorang anggota keluarga merokok, mintalah untuk merokok di luar rumah atau di luar kendaraan.

Serta, pastikan untuk tidak memegang Si Kecil sebelum membersihkan diri termasuk mengganti baju dan cuci tangan.

Cara mengatasi napas cepat pada anak yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, Moms!

7. Pengobatan

Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah melakukan pengobatan.

Menurut Mayo Clinic, obat yang biasanya terkait cara mengatasi napas cepat pada anak adalah parasetamol atau ibuprofen.

Terkecuali, jika Si Kecil menderita asma atau kondisi pernapasan lainnya.

Perlu Moms ketahui, sebagian besar infeksi pada anak-anak disebabkan oleh virus sehingga tidak diperlukan antibiotik.

Obat antibiotik hanya ditujukan untuk infeksi bakteri. Jadi, obat ini tidak akan efektif apabika kondisinya disebabkan oleh infeksi virus.

Bagaimana dengan aspirin? Obat ini tidak dianjurkan pada anak-anak karena risiko sindrom Reye, kondisi langka namun berpotensi mengancam nyawa.

Anak-anak dan remaja yang sembuh dari cacar air atau gejala mirip flu tidak boleh mengonsumsi aspirin, karena mereka memiliki risiko sindrom Reye yang lebih tinggi.


8. Duduk di Kamar Mandi dengan Air Panas Mengalir

Duduk di dalam kamar mandi dengan air panas mengalir dan membiarkan anak menghirup uap dapat menjadi cara mengatasi napas cepat pada anak.

Cara ini dapat membantu melembabkan saluran pernapasan dan meredakan gejala pilek atau flu yang membuat bayi merasa tidak nyaman.

Pastikan untuk selalu mengawasi anak selama proses ini dan pastikan suhu ruangan tetap nyaman agar mereka tidak merasa terlalu panas.

Selain itu, Moms juga dapat menggosok punggung banak secara lembut selama mereka duduk di dalam kamar mandi.

Sebab, ini dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan meredakan ketegangan otot yang mungkin terjadi akibat pernapasan yang cepat.

9. Hindari Pemicu

Jika Moms mengetahui pemicu yang memicu napas cepat, hindarilah mereka.

Misalnya, jika anak memiliki alergi terhadap serbuk sari, pastikan rumah tetap bersih dan bebas debu.

Langkah pertama adalah mengidentifikasi apa yang menjadi pemicu napas cepat pada anak.

Ini bisa berupa alergi terhadap serbuk sari, paparan asap rokok, cuaca dingin atau berdebu, atau bahkan aktivitas fisik yang berlebihan.

Perhatikan pola dan situasi ketika anak mengalami napas cepat. Jika alergi menjadi pemicu napas cepat, pastikan untuk melindungi anak dari alergen tersebut.

Bersihkan rumah secara teratur untuk mengurangi debu dan tungau, hindari hewan peliharaan jika anak alergi terhadap bulu hewan, dan pantau kadar serbuk sari di udara.

10. Menggunakan Kompres Dingin

Menggunakan kompres dingin adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi napas cepat pada anak dalam situasi tertentu.

Ini dapat membantu meredakan kecemasan dan ketidaknyamanan yang mungkin terkait dengan napas cepat.

Mulailah dengan persiapan kompres dingin. Moms dapat menggunakan handuk kecil, kain bersih, atau bantal es.

Pastikan untuk membungkus benda dingin ini dengan kain agar tidak langsung bersentuhan dengan kulit anak.

Tempatkan kompres dingin yang sudah Moms siapkan pada dahi atau leher anak.

Area ini memiliki banyak pembuluh darah dan sering kali menjadi tempat yang efektif untuk mendinginkan tubuh.

Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Sesak Napas pada Trimester Ketiga, Efektif!

Apa Penyebab Nafas Cepat pada Anak?

Adapun penyebab napas cepat pada anak terbagi menjadi 2, dilansir dari Very Well Family, yaitu:

1. Pada Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir, penyebab umum napas cepat meliputi takipnea transien bayi baru lahir (TTN) kondisi ringan serta kondisi yang lebih serius, seperti sindrom gangguan pernapasan.

2. Pada Anak-anak

Pada anak-anak, penyebab paling umum dari peningkatan laju pernapasan termasuk demam atau dehidrasi.

Diperkirakan bahwa peningkatan laju pernapasan pada anak-anak dengan rata-rata 5 hingga 7 napas per menit per derajat peningkatan suhu tubuh Celcius.

Pada anak kecil (kurang dari 12 bulan) hal ini tidak selalu terbukti, dan laju pernapasan anak mungkin tidak meningkat sebagai respons terhadap demam dan sebaliknya.

Ketika mereka mengalami peningkatan laju pernapasan, biasanya meningkat rata-rata 7 hingga 11 napas per menit per peningkatan suhu Celsius.

Kondisi seperti bronkiolitis dan pneumonia juga merupakan penyebab yang relatif umum.

Anak-anak mungkin juga memiliki penyebab laju pernapasan cepat yang mirip dengan orang dewasa, seperti asidosis (dengan diabetes) dan asma.

Ketika bayi, balita, dan anak kecil masuk angin, mereka sering mengalami dada yang berisik atau batuk berdebar.

Namun, setengah dari batuk dan masalah pernapasan anak-anak membaik setelah 10 hari.

Baca Juga: Catat, Ini Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Anak!

Tanda Bahaya Napas Cepat pada Anak

Tanda Bahaya Napas Cepat pada Anak
Foto: Tanda Bahaya Napas Cepat pada Anak (freepik.com)

Selain itu menurut Nationwide Children, ada juga tanda-tanda yang harus diketahui bila Si Kecil mengalami napas cepat pada anak:

1. Warna Kulit Pucat atau Kebiruan

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang pertama adalah warna kulit pucat atau kebiruan.

Periksalah di sekitar bibir, mata, tangan dan kaki, terutama bantalan kuku.

2. Peningkatan Laju Pernapasan

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah peningkatan laju pernapasan.

Hitung jumlah napas selama satu menit. Apakah Si kecil bernapas lebih cepat dari biasanya?


3. Retraksi

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah retraksi.

Periksa apakah dada menarik dengan setiap napas, terutama di sekitar tulang selangka dan di sekitar tulang rusuk.

4. Pelebaran Lubang Hidung

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah pelebaran lubang hidung. Periksa apakah lubang hidung melebar saat menarik napas.

5. Pernapasan Bising

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah pernapasan bising.

Dengarkan pernapasan yang terdengar seperti mendengus (suara "ugh"), mengi atau seperti lendir di tenggorokan.

6. Kulit Berkeringat

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah kulit berkeringat.

Rasakan kulit Si Kecil untuk mengetahui apakah dingin tetapi juga berkeringat. Kepala mungkin berkeringat sementara kulit terasa dingin atau lembap.

7. Perubahan Suasana Hati

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah perubahan suasana hati.

Periksa apakah anak lebih mengantuk, sulit untuk bangun, lebih rewel dari biasanya, atau tidak bertingkah seperti biasanya.

8. Perubahan Posisi Tubuh

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah perubahan posisi tubuh.

Anak mungkin mengubah postur tubuhnya untuk mencoba bernapas lebih mudah, seperti mencondongkan tubuh ke depan atau memiringkan kepala ke atas atau ke belakang.

Baca Juga: Oxycan, Tabung Oksigen untuk Pertolongan Pertama Sesak Napas

Bawa Anak Ke Dokter Jika Anak Mengalami Kondisi Ini

Moms dan Dads harus segera membawa ke dokter jika Si Kecil:

  • Mengalami demam selama 24 jam atau lebih tanpa tanda-tanda infeksi lain.
  • Memiliki masalah makan dan minum dan menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
  • Batuk lendir berdarah.
  • Menjadi lebih sesak dari biasanya setelah berolahraga atau selama aktivitas sehari-hari.
  • Telah batuk terus menerus selama lebih dari 3 - 4 minggu.
  • Sudah memiliki kondisi paru-paru yang terdiagnosis, dan juga memiliki gejala infeksi.
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah atau kondisi yang memengaruhi organ lain, dan juga memiliki gejala infeksi.

Beberapa anak mungkin dirawat di rumah sakit jika mereka mengalami masalah pernapasan yang parah.

Selama di rumah sakit, perawatan mungkin termasuk:

  • Antibiotik melalui IV (intravena) atau melalui mulut (oral) untuk infeksi bakteri.
  • Cairan IV jika anak tidak dapat minum dengan baik.
  • Terapi oksigen.
  • Sering menyedot hidung dan mulut anak untuk membantu mengeluarkan lendir yang kental.
  • Perawatan pernapasan, seperti yang diperintahkan oleh rumah sakit tempat Si Kecil dirawat.

Baca Juga: 10 Penyebab Napas Bayi Grok-grok dan Kapan Harus Waspada!

Tindakan pencegahan tergantung pada penyebab napas cepat pada anak.

Misalnya, jika disebabkan asma, Si Kecil harus menghindari alergen, olahraga berat, dan bahan iritan seperti asap dan polusi.

Moms dan Dads mungkin bisa menghentikan hiperventilasi sebelum berkembang menjadi keadaan darurat.

Jika Si Kecil mengalami hiperventilasi, Moms perlu meningkatkan asupan karbon dioksida dan mengurangi asupan oksigen.

Untuk membantu pernapasan, posisikan bibir seolah-olah sedang menyedot sedotan dan bernapas.

Si Kecil juga bisa menutup mulut, lalu menutup salah satu lubang hidung dan bernapas melalui lubang hidung yang terbuka.

Namun, penting untuk tetap berobat ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan cara mengatasi napas cepat pada anak yang paling tepat.

Hal ini utamanya pada anak dan bayi baru lahir yang mungkin tidak sepenuhnya dapat menyampaikan keluhan layaknya orang dewasa.

  • https://www.blf.org.uk/support-for-you/signs-of-breathing-problems-in-children/breathing-problems-to-look-out-for
  • https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(10)62226-X/fulltext
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-a-normal-respiratory-rate-2248932
  • https://www.webmd.com/first-aid/breathing-problems-in-children

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb