26 Oktober 2023

Cara Mencegah Penularan HIV pada Ibu Hamil ke Bayi, Catat!

Jika ibu hamil mengidap HIV dapat dicegah agar tidak tertular ke bayinya
Cara Mencegah Penularan HIV pada Ibu Hamil ke Bayi, Catat!

Human Immunodeficiency Virus atau HIV pada ibu hamil dapat menular ke bayi yang dikandungnya.

Kesehatan tentunya diharapkan semua orang, terlebih pada saat hamil karena ibu hamil cukup rentan terpapar penyakit.

Tapi, bagaimana jika ibu hamil pengidap HIV. Apakah kondisi ini aman bagi ibu hamil dan bayinya?

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!

Penyebab HIV pada Ibu Hamil

Tes HIV
Foto: Tes HIV (Orami Photo Stock)

HIV pada ibu hamil disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus.

Penularan HIV kepada ibu hamil dapat terjadi melalui berbagai cara. Salah satunya adalah melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi.

Cara lainnya adalah melalui penggunaan jarum suntik yang sama dengan orang yang sudah terinfeksi HIV.

Kontak langsung dengan darah yang terinfeksi juga dapat menjadi sumber penularan HIV kepada ibu hamil.

Selain itu, penularan dari orang lain ke ibu bisa terjadi selama proses kehamilan, persalinan, atau saat menyusui.

Virus ini, ketika sudah masuk ke dalam tubuh, akan menghancurkan sel T CD4, yang merupakan komponen penting dari sel darah putih.

Sel T CD4 berfungsi membantu tubuh dalam melawan berbagai jenis penyakit.

Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah sel T CD4 dalam tubuh, semakin rentan seseorang terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi lemah.

Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter tentang Cara Mendidik Anak ADHD

Penularan HIV Ibu Hamil pada Bayi

HIV Awareness
Foto: HIV Awareness (Freepik.com/jcomp)

HIV pada ibu hamil dapat menularkan infeksi yang dialami kepada bayi dalam beberapa cara.

HIV dalam darah ibu hamil dapat masuk ke tubuh bayi. Ini paling mungkin terjadi dalam beberapa minggu terakhir kehamilan, selama persalinan, atau saat proses melahirkan.

Menyusui bayi juga dapat menularkan infeksi, karena HIV berada dalam ASI.

Namun, bila ibu hamil menjalankan pengobatan untuk HIV secara rutin selama kehamilan dan memilih untuk tidak menyusui bayi, risiko bayi tertular HIV dapat dikurangi secara signifikan.

Baca Juga: Film The Menu, Jamuan Makan Bertabur Insiden Mencekam!

Tes HIV saat Hamil

HIV Tes
Foto: HIV Tes (Freepik.com/user19579769)

Jika Moms melakukan tes HIV saat hamil, apabila hasilnya positif, Moms diharuskan untuk memulai pengobatan antiretroviral sesegera mungkin.

Selain itu, Moms juga akan ditawari tes pada trimester ketiga (dimulai pada minggu ke-28).

Melansir dari Be in the Know, jika selama masa kehamilan atau menyusui Moms merasa telah terpapar HIV, maka disarankan menjalani pengobatan Post-Exposure Prophylaxis (PEP).

Moms perlu minum PEP dalam waktu 72 jam dari kemungkinan paparan untuk mencegah HIV dari pembentukan di tubuh yang kemudian ditularkan ke bayi.

Jika Moms sedang menyusui, maka harus berkonsultasi dengan dokter apakah akan melanjutkan menyusui atau tidak sesuai anjuran kesehatan tentunya.

Baca Juga:Akibat Membawa Tas Terlalu Berat Menurut Dokter Spesialis!

Mengurangi Risiko Penularan HIV Selama Persalinan

Wanita Hamil
Foto: Wanita Hamil (Freepik.com/prostock-studio)

Seperti yang kita ketahui, proses persalinan terbagi dalam beberapa bentuk seperti persalinan normal, persalinan caesar, dan lainnya.

Biasanya, dokter akan menentukan jenis persalinan mana yang cocok untuk setiap pasiennya, tergantung dari kondisi kesehatan, dan beberapa faktor lainnya.

Bentuk persalinan yang paling aman untuk ibu hamil dengan HIV bergantung pada jumlah viral load.

Melansir dari Pregnancy Birth Baby, bila ibu hamil memiliki viral load yang tidak terdeteksi, maka persalinan pervaginam atau persalinan normal lebih dipilih untuk keselamatan ibu dan bayi, karena risiko penularan HIV rendah.

Namun, HIV pada ibu hamil memiliki tingkat virus yang tinggi dalam darah, maka operasi caesar dianjurkan.

Meskipun, penderitanya juga tetap dapat menjalani operasi caesar terencana jika bentuk persalinan tersebut yang diinginkan meskipun telah memiliki viral load yang tidak terdeteksi.

Baca Juga: Sering BAB tapi Sedikit? Ini Kata Dokter Spesialis!

Mencegah Penularan HIV pada Janin dan Bayi

HIV pada Anak
Foto: HIV pada Anak (Orami Photo Stocks)

HIV pada ibu hamil sangat berisiko dapat menularkannya pada bayi. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan meminum obat untuk HIV atau AIDS.

Obat-obatan ini juga akan membantu melindungi kesehatan penderitanya.

Lalu, untuk memaksimalkan pencegahannya pada bayi, pastikan bahwa bayi yang telah lahir dari penderita HIV mendapatkan obat HIV atau AIDS sesegera mungkin.

Obat-obatan tersebut dapat melindungi bayi dari infeksi HIV yang diturunkan dari penderitanya atau ibunya saat melahirkan.

Obat mana yang didapat bayi tergantung pada beberapa faktor.


Ini termasuk berapa banyak virus yang ada dalam darah atau viral load. Bayi mungkin perlu minum obat selama 4 hingga 6 minggu.

Selain itu, bayi juga diharuskan melakukan beberapa tes untuk memeriksa HIV selama beberapa bulan pertama kehidupannya.

Selain mengonsumsi obat, berikut cara mencegah HIV pada ibu hamil agar tidak menularkan pada anak.

Sebab, dengan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, risiko penularan ke anak dapat diturunkan sebanyak 2 persen.

Meski terlihat sedikit, tapi setidaknya membantu daripada tidak dicegah sama sekali, ya.

Berikut cara pencegahan HIV pada ibu hamil agar tidak menularkan ke Si Kecil.

1. Rutin Minum Obat HIV

Selama kehamilan, pastikan rutin mengonsumsi obat HIV. Namun, sebelum mengonsumsi obatnya, pastikan konsultasi terlebih dahulu ke dokter.

Di sisi lain, perawatan HIV pada ibu hamil harus berlanjut sepanjang hidup untuk mengatasi gejala HIV dan mencegah penyakit komplikasi yang mungkin muncul.

Perawatan dan pengobatan tidak hanya untuk ibu hamil melainkan untuk bayi setelah lahir.

Setelah lahir, bayi harus menerima obat HIV selama 4 hingga 6 minggu untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

2. Melindungi Bayi selama Persalinan

Jika sudah menjalani pengobatan rutin sebelum kehamilan, pastikan tingkat virus di tubuh sudah terdeteksi.

Dengan begitu, penderita bisa mempertimbangkan untuk menjalani persalinan pervaginam karena risikonya lebih sedikit dibanding caesar.

Namun, proses persalinan ini tergantung dari saran dokter sebab masih ada kemungkinan HIV pada ibu hamil melangsungkan persalinan caesar.

3. Pencegahan Selama Menyusui

ASI bisa saja mengandung virus HIV, Moms. Jadi, biasanya dokter menyarankan untuk memberi makan Si Kecil dengan susu formula.

Jika tetap ingin memberikan ASI, pastikan ibu sudah mendapatkan pengobatan secara rutin selama minimal 6 bulan.

Baca Juga: 7 Bahaya Buah Kecubung, Lebih 'Mematikan' dari Narkoba

Ibu Hamil Minum Obat HIV

Minum Obat
Foto: Minum Obat (Orami Photo Stocks)

Penderita HIV pada ibu hamil harus minum obat HIV selama kehamilan untuk kesehatan mereka sendiri dan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi.

Penularan HIV dari ibu ke bayi juga disebut penularan HIV perinatal.

Obat-obatan tersebut dapat mencegah penularannya, yang mengurangi jumlah HIV dalam tubuh, proses ini dinamakan viral load.

Viral load yang tidak terdeteksi adalah ketika tingkat HIV dalam darah terlalu rendah untuk dideteksi oleh tes viral load.

Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan dan persalinan akan menurun ketika seorang penderita dengan HIV memiliki viral load yang tidak terdeteksi.

Mempertahankan viral load yang tidak terdeteksi juga membantu menjaga calon ibu tetap sehat.

Sebagian besar obat-obatan HIV, seperti Antiretroviral (ARV) aman digunakan selama kehamilan.

Secara umum, obat-obatan HIV tidak meningkatkan risiko cacat lahir.

Namun, tentunya pada beberapa kasus dapat terjadi efek samping yang ringan, seperti mual, tubuh lelah, dan diare.

Ketika merekomendasikan obat-obatan HIV untuk digunakan selama kehamilan, penyedia layanan kesehatan mempertimbangkan manfaat dan risiko obat-obatan HIV khusus untuk wanita dan bayi mereka yang belum lahir.

Beberapa faktor yang diperhatikan, yakni:

  • Mual dan muntah yang membuat penderitanya merasa sulit meminum obat HIV di awal kehamilan.
  • Obat-obatan tersebut dapat berisiko pada keadaan bayi, maka dari itu, dokter akan meresepkan obat yang aman digunakan selama kehamilan.

Pengobatan ini pun akan terus berlanjut setelah melahirkan, sesuai anjuran dokter.

Itu dia Moms informasi mengenai HIV pada ibu hamil.

Agar tidak semakin parah dan berdampak pada bayi, bagi penderita HIV pada ibu hamil selalu pastikan agar melakukan konsultasi dan berobat dengan ahlinya.

  • https://medlineplus.gov/hivaidsandpregnancy.html
  • womenshealth.gov/hiv-and-aids/living-hiv/pregnancy-and-hiv
  • https://www.pregnancybirthbaby.org.au/hiv-and-pregnancy
  • https://www.nhs.uk/common-health-questions/pregnancy/can-hiv-be-passed-to-an-unborn-baby-in-pregnancy-or-through-breastfeeding/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524
  • https://www.beintheknow.org/hiv-and-stis/hiv-prevention/prevention-mother-child-transmission-hiv-pmtct

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb