27 Oktober 2023

Apa Itu Kehamilan Ektopik? Simak Gejala hingga Penyebabnya

Ibu hamil di atas usia 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi
Apa Itu Kehamilan Ektopik? Simak Gejala hingga Penyebabnya

4. Infeksi

Faktor risiko selanjutnya adalah adanya riwayat radang dan infeksi pada saluran tuba, rahim, ataupun indung telur.

Adapun infeksi yang berhubungan dengan kehamilan ektopik termasuk penyakit radang panggul dan salpingitis.

Salpingitis merupakan infeksi pada saluran tuba yang biasanya disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian antibiotik yang tentu membutuhkan resep dari dokter ahli.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!

5. Usia Calon Ibu Hamil

Risiko kehamilan ektopik dapat meningkat terus-menerus seiring bertambahnya usia.

Adapun risiko tertinggi terjadinya hamil di luar kandungan adalah pada Moms dengan usia di atas 40 tahun.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di BMJ Evidence-Based Medicine, menunjukkan bahwa risiko kehamilan ektopik pada wanita yang berusia 20 tahun awal adalah sebesar 1,4%, sedangkan risiko pada usia 40 tahun lebih adalah sebesar 6,9%.

6. Pernah Melakukan Tubektomi

Ilustrasi Tubektomi
Foto: Ilustrasi Tubektomi (Freepik.com/user15327819)

Tubektomi merupakan prosedur yang dilakukan dengan mengikat saluran tuba guna mencegah terjadinya kehamilan.

Tindakan ini dapat dilakukan pada wanita yang sudah tidak menginginkan untuk hamil kembali.

Dilansir dari Healthline, tubektomi memiliki tingkat keberhasilan sebesar 99% untuk mencegah kehamilan.

Meskipun cukup tinggi, namun 1 dari 100 wanita yang menjalani prosedur ini memiliki risiko kegagalan.

Kegagalan dari prosedur ini membuat rentan mengalami kehamilan ektopik.

Prosedur tubektomi yang gagal dapat menyebabkan kehamilan.

Hal tersebut dapat terjadi karena sperma masih bisa memasuki saluran tuba yang tidak tertutup rapat.

Di saat sel telur telah berhasil dibuahi oleh sperma, maka zigot terbentuk dan berusaha berjalan menuju ke rahim.

Namun, karena saluran tuba telah tersumbat akibat tubektomi, maka kehamilan ektopik pun terjadi.

Bagi Moms yang mengalami hal tersebut, segera dapatkan penanganan yang tepat dari dokter sesegera mungkin.

Baca Juga: Hamil Anggur: Penyebab, Ciri-ciri, dan Prosedur Medisnya

7. Pernah Menjalani Operasi Sesar

Memiliki riwayat operasi sesar dapat menjadi faktor risiko kehamilan ektopik.

Luka yang terjadi akibat operasi sesar pada miometrium (lapisan tengah dinding rahim) dapat meningkatkan risiko kehamilan di luar kandungan.

Sebenarnya, risiko ini relatif jarang terjadi, dan hanya menyumbang sekitar 6% dari total kehamilan ektopik.

Namun, dengan meningkatnya jumlah operasi sesar saat ini, risiko terkait kehamilan ektopik pun dapat meningkat.

8. Endometriosis

Wanita dengan kondisi endometriosis memiliki risiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik dibandingkan dengan wanita tanpa kondisi tersebut.

Endometriosis merupakan kondisi di mana jaringan yang biasanya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh di tempat lainnya, seperti ovarium, usus, atau tuba falopi.

Jika jaringan tumbuh di saluran tuba, hal tersebut dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut.

Sehingga meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Baca Juga: Mengulik ICP (Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy), Masalah Hati pada Ibu Hamil

9. Memiliki Kebiasaan Merokok

Berdasarkan studi di The University of Edinburgh, para peneliti telah menemukan bahwa wanita yang merokok memiliki risiko kehamilan ektopik yang cukup tinggi.

Rokok mengandung senyawa kimia yang disebut dengan kotinin.

Senyawa ini yang dapat memicu reaksi peningkatan kadar protein Prokineticin Receptor 1 (PROKR1) di saluran tuba falopi.

Pada dalam kondisi normal, PROKR1 sering kali terdapat di dalam rahim guna membantu proses implantasi zigot (penempelan zigot di dinding rahim)

Namun, jika senyawa protein tersebut terdapat di saluran tuba falopi, maka protein tersebut dapat menghambat transfer zigot menuju rahim.

Sehingga, zigot menempel di dinding tuba falopi dan terjadilah kehamilan ektopik.

Maka dari itu, bagi wanita yang sedang hamil atau berencana hamil (program hamil), sebaiknya menghindari paparan asap rokok.

10. Mengalami Klamidia

Ilustrasi Penderita Klamidia
Foto: Ilustrasi Penderita Klamidia (Healthline.com)

Klamidia merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Ini termasuk penyakit infeksi menular seksual.

Wanita yang pernah menderita klamidia berisiko lebih besar mengalami kehamilan ektopik karena efek infeksi bakteri yang terjadi dalam waktu yang lama.

Adanya kondisi tersebut mengakibatkan terdapat produksi protein pada tuba falopi yang dapat menyumbat proses zigot menuju rahim.

11. Pernah Mandul

Terdapat beberapa faktor medis penyebab kemandulan yang dapat menaikkan risiko gangguan kehamilan ektopik.

Salah satu contohnya adalah pernah mengonsumsi obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi kemandulan.

Baca Juga: Analsik: Keterangan, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan

12. Faktor Genetik

Jika seorang wanita memiliki riwayat keluarga dengan kehamilan ektopik, risikonya untuk mengalami kondisi yang sama cenderung lebih tinggi.

Faktor genetik yang satu ini akan sangat sulit dicegah maupun dihindari karena sifat-sifat gen tersebut sudah tertanam permanen dalam kromosom.

13. Ketidakseimbangan Hormon Dalam Tubuh Wanita

Menurut Journal of Research in Medical Sciences, ketidakseimbangan hormon reproduksi dalam tubuh wanita dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Sebab, dengan tidak seimbangnya hormon, proses reproduksi juga terganggu sehingga telur yang berhasil dibuahi tidak bisa menempel di dinding rahim.

Alat kontrasepsi spiral memiliki potensi risiko, meskipun relatif jarang terjadi.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb