Kepala Bayi Lonjong saat Lahir, Bisakah Normal Kembali?
Bagian fontanel di belakang kepala bayi biasanya akan menutup dalam kurun waktu enam minggu.
Sedangkan, titik lainnya yang sering kita sebut dengan ubun-ubun baru akan menutup pada usia 18 bulan.
Dalam jangka waktu tersebut, kepala bayi masih bisa berubah-ubah.
Bentuk kepala pada sejumlah bayi bahkan baru kembali terlihat bulat di usia 6-12 bulan.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Bayi Jatuh Terbentur Kepala, Moms Wajib Tahu!
Adakah Pengaruh Kepala Bayi Lonjong Terhadap Tumbuh Kembang?
Kondisi kepala bayi yang lonjong umumnya sangat wajar terjadi dan tidak berpengaruh terhadap tubuh kembang Si Kecil.
Yang penting, Moms rajin mengukur pertambahan lingkar kepala bayi apakah sesuai dengan grafik pertumbuhannya.
Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi baru lahir adalah 35 cm dan akan bertambah hingga 8,5 cm pada usia enam bulan.
Selain itu, jangan lupa untuk memonitor perkembangan bayi agar tepat sesuai usianya.
Misalnya, bayi berusia 4,5 bulan biasanya sudah dapat berinteraksi melalui social smile dengan pengasuh utamanya, mengoceh atau babbling, tengkurap, serta meraih dan memasukkan benda ke dalam mulut.
Jika aktivitas tersebut sudah masuk dalam check list, artinya pertumbuhan maupun perkembangan bayi normal.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua kasus kepala bayi lonjong akan memiliki dampak serius pada tumbuh kembang mereka.
Bahkan banyak bayi dengan kepala lonjong mengalami perkembangan yang normal.
Namun demikian, jika Moms mencurigai adanya kepala bayi lonjong atau pada bayi, konsultasikan dengan dokter atau ahli pediatrik untuk evaluasi dan saran lebih lanjut.
Baca Juga: Cephalohematoma, Kondisi Penumpukan Darah di Bawah Kulit Kepala Bayi
Apakah Kepala Bayi Lonjong Selalu Berujung Pada Sindrom Kepala datar?
Kondisi kepala bayi lonjong saat baru lahir belum tentu akan berlanjut pada sindrom kepala datar atau yang sering kita sebut kepala peyang.
Kepala peyang atau plagiocephaly dalam istilah medis, merupakan keadaan yang cukup normal pada bayi.
Menurut American Academy of Family Physicians, kondisi ini dialami oleh hampir 50 persen bayi. Meski begitu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko tersebut.
Misalnya bayi tidur di posisi yang sama terus menerus, adanya tekanan pada bagian belakang tengkorak akibat posisi menggendong dan menyusui, atau adanya kelainan genetik.
Baca Juga: Benjol di Kepala Bayi Bikin Panik, Simak Penjelasannya di Sini!
Cara Mencegah Kepala Bayi Lonjong
Untuk mencegah terjadinya kepala bayi yang lonjong, Moms bisa melaukan beberapa cara seperti yang disarankan dalam laman Mayo Clinic berikut ini:
1. Mengubah Posisi Bayi
Selalu tidur dalam posisi telentang akan membuat belakang kepala bayi perlahan menjadi datar.
Untuk itu, Moms bisa mengubah posisi kepala bayi saat tidur dengan ke arah kanan dan kiri.
Perlu diingat, hanya mengubah arah wajah dan bukan memiringkan tubuh bayi. Karena bayi harus tidur dengan punggung berada di bawah.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.