29 Desember 2023

Keputihan pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Waspada jika keputihan tidak wajar atau tidak normal
Keputihan pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Keputihan pada ibu hamil mungkin membuat Moms khawatir. Lantas, apakah kondisi ini berbahaya?

Semua wanita, terlepas sedang menjalani masa kehamilan atau tidak, pernah mengalami keputihan.

Kondisi dimulai di masa pubertas dan berakhir ketika menopause.

Bagi Moms yang sedang hamil, mungkin saat ini juga sedang mengalami keputihan pada ibu hamil.

Namun, jangan khawatir, karena kondisi ini sebenarnya normal terjadi. Sekitar 25–40% wanita akan mengalami keputihan pada ibu hamil sejak pembuahan hingga persalinan.

Ini tidak selalu berarti ada masalah, tapi bisa jadi itu pertanda keguguran atau komplikasi lainnya.

Menurut National Health Service, keputihan pada ibu hamil yang sehat biasanya tipis, jernih atau berwarna putih susu, dan seharusnya tidak memiliki bau aneh.

Ketahui lebih lanjut dan rinci tentang keputihan pada ibu hamil berikut ini.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur

Ciri dan Gejala Keputihan pada Ibu Hamil

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Freepik.com/onlyyouqj)

"Meskipun normal terjadi, tetapi keputihan pada ibu hamil juga bisa menandakan kondisi kesehatan tertentu," ujar dr. Bramundito, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah – Pondok Indah.

Caranya dengan melihat warna dan ciri-ciri keputihan yang tidak normal

Menurut National Health Service, periksa jika keputihan yang dialami adalah normal.

Keputihan saat hamil biasanya tidak perlu dikhawatirkan jika memiliki ciri-ciri normal seperti berikut:

  • Tidak memiliki bau yang kuat atau tidak menyenangkan
  • Warna jernih atau putih
  • Tebal dan lengket
  • Licin dan basah

Baca Juga: Program Hamil Kembar, Mulai dari Cara Alami Hingga Medis

Banyaknya jumlah keputihan saat hamil juga bervariasi.

Biasanya, keputihan akan lebih banyak selama kehamilan, jika aktif secara seksual, atau bila menggunakan alat kontrasepsi.

Jika cairannya berubah dari segi aroma, warna atau tekstur, bisa jadi merupakan tanda dari infeksi pada vagina.

Seperti ciri-ciri keputihan tidak normal berikut ini:

  • Bau amis, menandakan vaginosis bakteri
  • Tekstur yang tebal dan putih seperti keju cottage menandakan thrush
  • Warna hijau, kuning atau berbusa, menandakan trikomoniasis
  • Bila keputihan dibarengi dengan nyeri atau pendarahan panggul, menandakan klamidia atau gonore
  • Bila terjadi lepuh atau luka, menandakan herpes genital

Bedakan antara keputihan yang normal dan yang tidak normal agar Moms dapat segera melakukan tindakan.

Penyebab Keputihan pada Ibu Hamil

Penyebab Keputihan saat Hamil
Foto: Penyebab Keputihan saat Hamil (Medicalnewstoday.com)

Ada beberapa faktor penyebab ibu hamil bisa mengalami keputihan saat trimester awal sampai akhir.

Berikut beberapa pemicu keputihan pada ibu hamil yang umum terjadi:

1. Infeksi Vagina

Mengutip American Pregnancy Association, disebutkan bahwa keputihan pada ibu hamil adalah normal terjadi.

Keputihan pada ibu hamil umumnya kuantitasnya tidak banyak, keputihannya tidak gatal, tidak bau, dan tidak berwarna.

Jika keputihan berwarna hijau atau kekuningan, berbau kuat, atau disertai kemerahan atau gatal, ini mungkin merupakan infeksi vagina.

Salah satu infeksi vagina paling umum saat kehamilan adalah kandidiasis, dikenal sebagai infeksi jamur.

Dalam jurnal Obstetrics and Gynecology International, disebutkan keputihan pada ibu hamil adalah hal yang normal terjadi pada wanita di usia subur.

Keputihan pada ibu hamil yang abnormal serta memiliki bau tidak menyenangkan.

Kondisi ini biasanya disertai rasa gatal vulva atau vagina, ketidaknyamanan, atau rasa sakit pada vagina ketika berhubungan seksual.

Baca Juga: 20+ Cara Mengatasi Vagina Gatal Akibat Infeksi Bakteri

2. Perubahan Hormon

Pada trimester pertama atau hamil muda, biasanya terjadi keputihan karena adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan peningkatan aliran darah ke vagina.

Tampilannya biasanya seperti cairan putih telur, Moms.

Menurut Sanford Health, pada hamil tua atau trimester ketiga lendir putih bening yang lebih banyak.

Kondisi ini biasanya karena mulut rahim sudah mulai menipis dan dinding vagina semakin lunak dan melebar.

Keputihan di bulan 7-9 ini wajar dan ibu hamil bisa menyiasatinya dengan menggunakan panty liner.

3. Infeksi Jamur

Sedangkan, keputihan yang tidak normal adalah apabila warnanya berubah, berbau, dan terasa gatal.

Kondisi ini biasanya banyak disebabkan oleh jamur candida, bacterial vaginosis, dan parasit trikomoniasis.

Ibu hamil perlu berhati-hati apabila keputihan disebabkan oleh penyakit kelamin seperti klamidia dan gonore.

Apabila hal itu terjadi, ibu hamil harus berobat ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Infeksi jamur yang terjadi pada ibu hamil harus segera ditangani dengan tepat.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!

4. Pembersihan Alami Reproduksi Wanita

Tinggi risikonya keputihan pada ibu hamil terjadi ketika usia ibu lebih muda, memiliki riwayat aborsi di masa lalu, serta mengalami keputihan di kehamilan sebelumnya.

Kondisi ini juga terjadi pada Moms yang pernah mengalami depresi, anemia, dan infeksi saluran kemih selama kehamilan.

Selain itu, peningkatan kadar estrogen tubuh selama kehamilan juga meningkatkan aliran darah ke daerah panggul dan merangsang selaput lendir, membentuk keputihan saat hamil.

Keputihan pada ibu hamil merupakan sistem pembersihan diri pada vagina.

"Ini membantu mencegah infeksi dengan membuang bakteri, menjaga vagina pada tingkat pH normal dan menyingkirkan sel-sel mati," jelas Kerry Harris, seorang bidan di Vancouver.

5. Depresi atau Stres

Dalam studi pada jurnal Obstetrics and Gynecology International, ditemukan bahwa keputihan berhubungan dengan depresi.

Hasil ini diketahui sebanyak 55% dari 2.395 wanita yang dikaji melaporkan mengalami depresi selama kehamilan.

Tingkat depresi lebih tinggi pada wanita yang menghadiri klinik ginekologi.

"Ditemukan, studi kualitatif telah menunjukkan hubungan yang kuat antara keputihan, gejala psikosomatik, dan stres," tulis studi tersebut.

Jadi, semakin tinggi Moms mengalami stres, maka peluang mengalami keputihan pun akan lebih tinggi.


Jenis Keputihan saat Hamil

Jenis Keputihan
Foto: Jenis Keputihan (Avawomen.com)

Untuk lebih jelasnya, Moms bisa mengamati ciri-ciri keputihan yang dimiliki ketika hamil.

Dokter kandungan Eric Grossman, MD, pada Virtua Health System menjelaskan jenis-jenis keputihan pada ibu hamil berikut ini.

1. Warna Putih atau Putih Gading

Keputihan saat hamil berwarna putih atau putih gading, bertekstur tipis, sebagian besar tidak berbau selama kehamilan.

Keputihan saat hamil ini disebut leukorea. Leukorea terjadi karena beberapa alasan, seperti:

  • Tingginya kadar estrogen yang dialami wanita saat hamil
  • Serviks menciptakan lebih banyak lendir untuk melindungi kehamilan
  • Peningkatan aliran darah ke dinding vagina

"Hampir setiap wanita hamil akan mengalami ini. Ini bisa mengganggu, tapi tidak berbahaya atau buruk," jelas dr. Eric.

2. Menggumpal, Warna Putih atau Putih Gading

Leukorea tidak tebal dan menggumpal.

Jika keputihan saat hamil memiliki ciri-ciri ini, bisa jadi mungkin disebabkan karena adanya pertumbuhan ragi.

Sekitar 1 dari 4 wanita akan mengalami pertumbuhan berlebih ragi vagina selama kehamilan.

"Namun, tidak selalu berarti memiliki infeksi jamur, atau perlu perawatan medis," jelas dr. Eric.

3. Warna Kuning atau Hijau

Hubungi dokter jika Moms mengalami keputihan hamil yang berwarna kuning atau hijau lebih gelap.

Selain itu, berbau kuat dan tidak menyenangkan, dan disertai rasa terbakar atau gatal.

Inilah tanda-tanda dari dua infeksi vagina yang umum, yaitu:

  • Vaginosis bakteri

Pertumbuhan berlebih dari bakteri umum yang menyebabkan peradangan vagina.

  • Trikomoniasis

Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis.

"Keduanya dapat diobati dengan obat resep oral yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan," kata Dr. Grossman.

Baca Juga: Jam Berapa Ibu Hamil Boleh Tidur Pagi? Ini Kata Dokter

4. Warna Kecokelatan atau Merah

Jika keputihan saat hamil berwarna merah, atau keputihan yang kecokelatan, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Secara umum, keputihan berdarah tidak dianggap 'normal' selama kehamilan.

"Kondisi seperti ini harus selalu dilaporkan ke dokter," terang dr. Eric.

Ada banyak kemungkinan penyebab keputihan merah atau kecokelatan yang tidak ada hubungannya dengan komplikasi kehamilan.

5. Tekstur Berair dan Jelas atau Warna Kuning Muda

Keputihan saat hamil jika cairan keputihan berwarna kuning berair atau jernih atau terus-menerus muncul selama kehamilan. Ini bisa berupa urine atau cairan ketuban.

Saat hamil, umum bagi wanita mengalami inkontinensia (kehilangan urine yang tidak disengaja), terutama ketika rahim yang sedang tumbuh dan menekan kandung kemih.

Namun, mungkin sulit untuk mengetahui perbedaan antara air seni dan cairan ketuban pada pakaian dalam.

Jika merasa ragu, Moms bisa menghubungi dokter kandungan, ya.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Vagina Gatal
Foto: Vagina Gatal (Orami Photo Stock)

Segera konsultasi dengan dokter apabila keputihan pada ibu hamil menimbulkan gejala tidak nyaman.

Keputihan berwarna merah muda atau kecokelatan mungkin bisa terjadi akibat pendarahan ringan dari leher rahim yang terbentur saat berhubungan seks.

Jika ragu, Moms bisa berkonsultasi ke dokter.

National Health Service menyebutkan beberapa ciri-ciri keputihan saat hamil yang menandakan risiko kesehatan tertentu dan perlu mengunjungi dokter.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita

Cara Mencegah Keputihan saat Hamil

Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil
Foto: Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil (Orami Photo Stock)

Peningkatan volume keputihan saat hamil yang berbau ringan adalah kondisi normal.

Namun, warna dan bau yang tidak biasa sering menunjukkan adanya infeksi.

Untuk pengobatan keputihan pada ibu hamil, dokter dapat meresepkan antibiotik atau obat lain untuk mengobati infeksi.

Moms, biasakan untuk mencuci tangan dengan benar sebelum atau sesudah menyentuh area organ intim.

Ini penting dilakukan untuk mencegah masuknya kuman dan penyebab keputihan saat hamil.


Sementara, Moms dapat menjaga kesehatan vagina selama kehamilan dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

  • Menghindari penggunaan tampon
  • Menghindari douching
  • Memilih produk perawatan dan kesehatan tanpa aroma
  • Mengenakan panty liner untuk menyerap kotoran berlebih
  • Menyeka daerah genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar
  • Mengeringkan alat kelamin secara menyeluruh setelah mandi atau berenang
  • Konsumsi suplemen probiotik yang aman selama kehamilan untuk mencegah ketidakseimbangan bakteri di vagina

Pakaian dalam dari bahan katun yang longgar dapat menjadi pilihan mengatasi keputihan saat hamil.

Selain itu, disarankan untuk mengganti pakaian dalam lebih sering dari biasanya, terutama jika keputihan sedang banyak selama kehamilan.

Cara ini dilakukan agar area organ intim terjaga dan tetap kering, serta bersih.

Baca Juga: Keputihan pada Anak Perempuan, Apakah Berbahaya?

Daftar Makanan untuk Mencegah Keputihan pada Ibu Hamil

Buah Pisang
Foto: Buah Pisang (Popsugar.com)

Moms juga perlu memperhatikan makanan selama kehamilan.

Makanan tertentu, seperti tempe, bawang-bawangan, pisang, dan yoghurt, bisa membantu menjaga pH organ intim agar tetap stabil.

Dengan pH vagina yang ideal, bakteri baik atau flora normal di vagina akan menyeimbangkan kesehatan organ intim.

Selain itu, hindari menggunakan sabun pembersih kewanitaan yang mengandung parfum.

Sebab, itu dapat mengacaukan pH dan keseimbangan bakteri baik pada vagina.

Apabila keseimbangan bakteri baik tidak terjaga dengan baik, risiko untuk terkena infeksi vagina akan semakin besar.

Makanan yang tinggi gula, seperti makanan manis, cepat saji atau makanan kaleng perlu dihindari.

Perlu diketahui, bahwa gula menjadi sumber makanan bagi bakteri di daerah kewanitaan, lho.

Berendam di air panas atau kolam yang mengandung klorin dalam waktu yang lama tidak disarankan untuk ibu hamil.

Aktivitas ini bisa membuat vagina cenderung kering sehingga akan mudah terjadi infeksi.

Keputihan saat hamil bisa terjadi pada setiap wanita, kecuali bila keluhannya sudah mulai mengganggu.

Baca Juga: Kata Dokter soal Efek Samping Susu Formula Soya pada Bayi

Komplikasi Keputihan saat Hamil

Ilustrasi Keputihan pada Ibu Hamil (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Keputihan pada Ibu Hamil (Orami Photo Stock)

Moms, keputihan normal atau fisiologis tidak menyebabkan komplikasi dalam kehamilan, lho!

Sebaliknya, jika keputihan yang dialami tidak normal, maka bisa berdampak pada kesehatan lainnya.

Berikut komplikasi keputihan saat hamil.

1. Infeksi Saluran Kemih

Keputihan yang berlebihan bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih, yang jika tidak diobati, bahkan bisa berkembang menjadi infeksi ginjal.

Infeksi saluran kemih juga dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur.

2. Gangguan Kehamilan

Infeksi yang tidak diobati dapat memengaruhi kesehatan umum ibu hamil, menyebabkan ketidaknyamanan, stres, dan gangguan terhadap kehamilan yang sehat.

3. Pelepasan Membran Amnion Prematur

Dalam beberapa kasus, keputihan yang abnormal bisa menjadi tanda dari pelepasan prematur membran amnion.

Kondisi di mana kantung ketuban pecah sebelum waktunya. Hal ini bisa menyebabkan persalinan prematur.

Itulah penyebab, gejala, hingga cara mengatasi keputihan saat hamil.

Konsultasikanlah kepada dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi, ya, Moms.

  • https://news.sanfordhealth.org/womens/is-spotting-during-pregnancy-normal/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3703429/
  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/vaginal-discharge-during-pregnancy/
  • https://www.nhs.uk/conditions/vaginal-discharge/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3703429/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb