17 Maret 2024

30 Peribahasa Jawa dan Artinya yang Bisa Jadi Teladan Hidup

Peribahasa Jawa ini juga ada yang bisa jadi teladan sebagai orangtua, lho!
30 Peribahasa Jawa dan Artinya yang Bisa Jadi Teladan Hidup

15.Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang.” (Tersandung di tempat yang rata, terbentur ke langit).

Suatu kejadian yang jarang terjadi. Ini merupakan peringatan agar orang selalu waspada dan berhati-hati dalam berbuat sesuatu.

16. "Desa mawa cara, negara mawa tata.”
Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.

17. "Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan.”
Meski tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.

18. "Ngajari bebek nglangi.”
Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.

19. "Adigang, adigung, adiguna.”
Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.

20.Janma tan kena ingina.” (Manusia jangan dihina)

Peringatan bahwa orang bisa saja berbeda antara pikiran dan penampilannya. Jika dilihat dari penampilannya mungkin akan keliru karena banyak orang suka menyembunyikan kemampuan yang jauh berbeda dengan apa yang kelihatan.

21.Kaya kali ilang kedhunge, pasar ilang kumandhange.” (Seperti sungai kehilangan lubuk, pasar kehilangan gema)

Gambaran situasi dan kondisi zaman ketika adat, serta tradisi mulai terkikis dan berganti dengan nilai-nilai baru yang belum sepenuhnya dimengerti masyarakat.

22.Utha-uthu nggoleki selane garu.” (Ke sana ke mari mencari celah sawah yang dibajak)

Semangat seseorang untuk terus berjuang tanpa lelah dan tidak malu dalam usaha mencari nafkah lewat pekerjaan apapun yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: 40 Kata-kata Jawa Bijak, dari yang Kuno Hingga Bikin "Ambyar"!

23.Mburu uceng kelangan deleg.” (Mengejar ikan kecil, uceng, kehilangan tongkat untuk menyeberangi sungai)

Perumpamaan terhadap usaha memperoleh hasil yang relatif kecil dengan mengabaikan usaha lain yang telah dijalankan, akhirnya justru rusak.

24.Sadawa-dawane lurung isih dawa gurung.” (Sepanjang-panjangnya lorong, masih lebih panjang kerongkongan)

Manusia suka membagikan informasi dari mulut ke mulut, jadi itu menyebar dalam waktu singkat ke berbagai kalangan.

25.Kaya suruh lumah-kurebe beda, nanging yen gineget padha rasane.”

Seperti daun sirih, warna atas dan bawahnya beda, tapi kalau digigit sama rasanya.

26.Ngelmu iku kelakone kanthi laku.” (Menguasai ilmu itu tercapainya lewat proses, perjalanan, lahir maupun batin)

Menurut pandangan Jawa, menjadikan ilmu pengetahuan itu perilaku penyerapannya memerlukan kekuatan indra batin, serta penghayatan pribadi, bukan mengandalkan pikiran saja.

27. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe.”
Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.

28. "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.”
Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan berpisah.

29. "Golek banyu apikulan warih, golek geni adedamar." (Mencari air berbekal sepikul air, mencari api berbekal pelita).

Mencari kebaikan hanya dapat ditemukan jika berbekal kebaikan pula. Mencari kebaikan dari orang lain harus memberikan kebaikan terlebih dulu kepada mereka.

30. "Jer basuki mawa beya." (Untuk bahagia perlu biaya).

Untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan perlu biaya. Biaya di sini dapat diartikan sebagai pengorbanan atau kerja keras. Tidak mungkin orang meraih impiannya dengan mudah.

Baca Juga: Tips Berhubungan saat Puasa Ramadan, Wajib Tahu Moms!

Itulah beberapa di antara peribahasa Jawa yang bisa jadi teladan Moms dan Dads.

Semoga bisa jadi landasan membentuk kepribadian diri dan sekitar, ya!

  • https://titikdua.net/peribahasa-jawa/
  • http://repositori.kemdikbud.go.id/18924/1/bbs_CPJHHTDF_1573620162.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb