14 Juli 2023

Retardasi Mental: Gejala, Penyebab, Hingga Pengobatan

Terjadi pada anak dengan IQ di bawah rata-rata
Retardasi Mental: Gejala, Penyebab, Hingga Pengobatan

Kecerdasan anak dilihat dari kemampuannya dalam berkomunikasi dan memahami apa yang diajarkan. Jika Si Kecil tampak sulit menangkap maksud Moms, mungkin saja ia mengalami retardasi mental.

Gangguan kecerdasan yang satu ini dapat terjadi pada anak-anak, terutama di bawah usia 18 tahun.

Salah satu ciri khasnya ditunjukkan dengan nilai IQ di bawah rata-rata.

Lantas, bagaimana cara mengenali gejalanya lebih lanjut? Berikut informasi selengkapnya, Moms!

Baca Juga: Viral Anak Autis Dijepit, Ini Tanggapan dan Jawaban Psikolog

Mengenal Retardasi Mental

Anak dengan Retardasi Mental
Foto: Anak dengan Retardasi Mental (Meriahnichols.com)

Retardasi mental adalah gangguan intelektual yang ditandai dengan tingkat intelegensi (IQ) di bawah rata-rata.

Kondisi ini dapat terjadi pada anak sebelum usia 18 tahun, bahkan sejak lahir.

Mulanya, gangguan ini disamakan dengan istilah "keterbelakangan mental".

Namun, karena terkesan bernada negatif, istilah tersebut kini diganti dengan sebutan gangguan intelektual.

Melansir American Association on Intellectual and Developmental Disabilities (AAIDD), gangguan intelektual ditandai dengan keterbatasan dalam 2 bidang, yaitu:

  • Fungsi intelektual, seperti kemampuan belajar, bernalar, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
  • Perilaku adaptif, seperti berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, menjaga diri sendiri, hingga kegiatan sosial lainnya.

Baca Juga: Postpartum Depression, Gangguan Mental setelah Melahirkan

Menurut laporan American Psychiatric Association, sekitar 85% pengidap retardasi mental mengalami gangguan intelektual ringan.

Anak dengan gangguan perkembangan ini tetap bisa mengikuti proses belajar, namun cenderung lebih lambat dibandingkan anak seusianya.

Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar berbicara, berjalan, memakai baju, hingga makan tanpa bantuan.

Ketika memasuki usia sekolah, proses belajar pun terhambat karena mereka lebih sulit menerima pelajaran.

Jenis-Jenis Retardasi Mental

Disabilitas Intelektual (Orami Photo Stocks)
Foto: Disabilitas Intelektual (Orami Photo Stocks)

Gangguan intelektual terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Skala Ringan

Anak dengan gangguan intelektual ringan cenderung lebih lambat dalam hal perkembangan kecerdasan.

Namun, mereka masih bisa menjalani aktivitas pribadi seperti makan dan memakai baju sendiri dengan bantuan minimal.

Baca Juga: 15 Makanan agar Bayi Cerdas Sejak dalam Kandungan

2. Skala Parah

Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan disertai kesulitan berkomunikasi, dapat dikategorikan sebagai retardasi mental tingkat parah.

Mereka sebetulnya dapat merawat diri mereka sendiri dan menjalani aktivitas sehari-hari.

Akan tetapi, mereka tetap membutuhkan pengawasan ekstra dari lingkungan sekitarnya.

3. Mendalam (Profound)

Gangguan intelektual dalam kategori ini umumnya terjadi akibat faktor genetik.

Selain masalah perkembangan, anak dengan retardasi mental mendalam biasanya mengidap penyakit tertentu dan memiliki keterbatasan fisik.

Mereka tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk merawat dirinya.

Baca Juga: 17 Rekomendasi Produk Nestle, Lengkapi Kebutuhan Keluarga

Penyebab Retardasi Mental

Ilustrasi Bayi Down Syndrome
Foto: Ilustrasi Bayi Down Syndrome (Freepik.com)

Sayangnya, penyebab retardasi mental masih belum diketahui secara pasti.

Namun, hal ini kerap dikaitkan dengan sejumlah faktor seperti cedera, penyakit, hingga masalah di otak.

Beberapa kasus gangguan intelektual dikaitkan dengan faktor genetik, seperti down syndrome hingga sindrom Fragile X.

Kasus ini biasanya sudah dapat diketahui sejak dalam kandungan atau sebelum anak dilahirkan.

Selain itu, hal-hal yang terjadi selama kehamilan juga turut andil menentukan perkembangan otak janin.

Ibu yang punya kebiasaan mengonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, mengalami gizi buruk, infeksi, atau preeklamsia berisiko lebih tinggi menyebabkan anak mengalami gangguan kecerdasan.

Kejadian terkait proses persalinan juga dapat mempengaruhi kesehatan bayi, Moms.

Seperti contoh pada kasus infeksi kehamilan, sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup atau lahir prematur, dapat meningkatkan risiko retardasi mental.

Sejumlah penyakit seperti infeksi meningitis, batuk rejan, hingga campak juga dapat memicu penyakit ini.

Baca Juga: 4 Jenis Alat Terapi Oksigen dan Manfaatnya untuk Pasien dengan Gangguan Pernapasan

Gejala Retardasi Mental

Ilustrasi Anak dengan Retardasi Mental (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Anak dengan Retardasi Mental (Orami Photo Stocks)

Tanda dan gejala retardasi mental pada anak bisa saja berbeda.

Ada yang ciri-cirinya muncul sejak bayi atau di dalam kandungan, namun ada pula yang mungkin tidak terlihat sampai anak masuk usia sekolah.

Bahkan, ada pula yang tanpa gejala meski sudah beranjak dewasa sehingga memerlukan pemeriksaan mendalam.

Secara umum, gejala retardasi mental yang dapat terjadi meliputi:

  • Kemampuan duduk, merangkak, atau berjalan lebih lambat dari anak-anak seusianya
  • Telat bicara atau mengalami kesulitan berbicara
  • Cenderung lebih lambat dalam menguasai aktivitas pribadi, seperti makan sendiri, memakai baju tanpa bantuan, atau pergi ke toilet tanpa ditemani
  • Sulit mengingat sesuatu atau memecahkan masalah
  • Sering tantrum atau meledak-ledak

Menurut para ahli Centers for Disease Control and Prevention (CDC), semakin parah tingkat retardasi mentalnya, maka semakin dini pula tanda-tandanya bisa diketahui.

Baca Juga: 20 Destinasi Wisata Banyuwangi, Banyak Pantai Cantik!

Menentukan seorang anak mengalami gangguan intelektual atau tidak dapat diketahui dengan pengukuran...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb