02 Februari 2024

10 Cara Mengatasi Napas Cepat pada Anak, Moms Wajib Tahu!

Caranya tidak rumit, lho, Moms!
10 Cara Mengatasi Napas Cepat pada Anak, Moms Wajib Tahu!

3. Retraksi

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah retraksi.

Periksa apakah dada menarik dengan setiap napas, terutama di sekitar tulang selangka dan di sekitar tulang rusuk.

4. Pelebaran Lubang Hidung

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah pelebaran lubang hidung. Periksa apakah lubang hidung melebar saat menarik napas.

5. Pernapasan Bising

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah pernapasan bising.

Dengarkan pernapasan yang terdengar seperti mendengus (suara "ugh"), mengi atau seperti lendir di tenggorokan.

6. Kulit Berkeringat

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah kulit berkeringat.

Rasakan kulit Si Kecil untuk mengetahui apakah dingin tetapi juga berkeringat. Kepala mungkin berkeringat sementara kulit terasa dingin atau lembap.

7. Perubahan Suasana Hati

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah perubahan suasana hati.

Periksa apakah anak lebih mengantuk, sulit untuk bangun, lebih rewel dari biasanya, atau tidak bertingkah seperti biasanya.

8. Perubahan Posisi Tubuh

Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah perubahan posisi tubuh.

Anak mungkin mengubah postur tubuhnya untuk mencoba bernapas lebih mudah, seperti mencondongkan tubuh ke depan atau memiringkan kepala ke atas atau ke belakang.

Baca Juga: Oxycan, Tabung Oksigen untuk Pertolongan Pertama Sesak Napas

Bawa Anak Ke Dokter Jika Anak Mengalami Kondisi Ini

Moms dan Dads harus segera membawa ke dokter jika Si Kecil:

  • Mengalami demam selama 24 jam atau lebih tanpa tanda-tanda infeksi lain.
  • Memiliki masalah makan dan minum dan menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
  • Batuk lendir berdarah.
  • Menjadi lebih sesak dari biasanya setelah berolahraga atau selama aktivitas sehari-hari.
  • Telah batuk terus menerus selama lebih dari 3 - 4 minggu.
  • Sudah memiliki kondisi paru-paru yang terdiagnosis, dan juga memiliki gejala infeksi.
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah atau kondisi yang memengaruhi organ lain, dan juga memiliki gejala infeksi.

Beberapa anak mungkin dirawat di rumah sakit jika mereka mengalami masalah pernapasan yang parah.

Selama di rumah sakit, perawatan mungkin termasuk:

  • Antibiotik melalui IV (intravena) atau melalui mulut (oral) untuk infeksi bakteri.
  • Cairan IV jika anak tidak dapat minum dengan baik.
  • Terapi oksigen.
  • Sering menyedot hidung dan mulut anak untuk membantu mengeluarkan lendir yang kental.
  • Perawatan pernapasan, seperti yang diperintahkan oleh rumah sakit tempat Si Kecil dirawat.

Baca Juga: 10 Penyebab Napas Bayi Grok-grok dan Kapan Harus Waspada!

Tindakan pencegahan tergantung pada penyebab napas cepat pada anak.

Misalnya, jika disebabkan asma, Si Kecil harus menghindari alergen, olahraga berat, dan bahan iritan seperti asap dan polusi.

Moms dan Dads mungkin bisa menghentikan hiperventilasi sebelum berkembang menjadi keadaan darurat.

Jika Si Kecil mengalami hiperventilasi, Moms perlu meningkatkan asupan karbon dioksida dan mengurangi asupan oksigen.

Untuk membantu pernapasan, posisikan bibir seolah-olah sedang menyedot sedotan dan bernapas.

Si Kecil juga bisa menutup mulut, lalu menutup salah satu lubang hidung dan bernapas melalui lubang hidung yang terbuka.

Namun, penting untuk tetap berobat ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan cara mengatasi napas cepat pada anak yang paling tepat.

Hal ini utamanya pada anak dan bayi baru lahir yang mungkin tidak sepenuhnya dapat menyampaikan keluhan layaknya orang dewasa.

  • https://www.blf.org.uk/support-for-you/signs-of-breathing-problems-in-children/breathing-problems-to-look-out-for
  • https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(10)62226-X/fulltext
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-a-normal-respiratory-rate-2248932
  • https://www.webmd.com/first-aid/breathing-problems-in-children

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb