Mengenal Kerumut pada Bayi atau Demam Campak
2. Bayi 6-8 Bulan
Jenis pengobatan tergantung pada seberapa dekat bayi dengan virus.
Bayi harus mendapatkan HNIG jika dia berada di ruangan yang sama dengan penderita campak.
HNIG adalah pengobatan yang lebih baik untuk bayi pada usia ini yang memiliki risiko tertinggi tertular penyakit.
Bayi harus mendapat MMR jika ada wabah campak di daerah Moms dan Dads tinggal, tetapi Si Kecil belum pernah bersentuhan langsung dengan penyakit tersebut.
3. Bayi di Atas 9 Bulan
Dokter dapat memberi bayi vaksin MMR standar, idealnya dalam tiga hari setelah terpapar.
Jika bayi lahir prematur, ia masih dapat mengalami HNIG sebelum enam bulan, atau MMR setelah 6 bulan.
Bahkan jika bayi Anda pernah menderita campak, atau dosis awal vaksin MMR, ia tetap perlu diimunisasi pada usia 13 bulan, sejalan dengan program vaksinasi anak.
MMR bekerja paling baik jika diberikan sekitar 13 bulan, karena pada saat itu antibodi yang diambil bayi sejak di dalam rahim seharusnya sudah menghilang dari tubuhnya.
Vaksin kerumut sangat aman dan efektif mencegah penyakit campak.
Vaksin, seperti obat apapun, dapat memiliki efek samping. Ini biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya.
Tidak ada hubungan antara suntikan MMR dan autisme.
Para ilmuwan di Amerika Serikat dan negara lain telah mempelajari suntikan MMR dengan cermat.
Tidak ada yang menemukan hubungan antara autisme dan suntikan MMR.
Baca Juga: Vaksin Cacar Air: Jenis, Usia Ideal, Efek Samping, dan Biaya Layanan
Perawatan Rumahan Kerumut pada Bayi
Setelah bayi mengalami gejala campak, hal terbaik yang dapat Moms dan Dads lakukan adalah membuatnya tetap nyaman karena penyakitnya akan segera sembuh.
Campak adalah virus, jadi tidak dapat diobati dengan antibiotik.
Bayi akan menjadi lebih baik dalam waktu sekitar satu minggu.
Inilah yang dapat Moms juga Dads lakukan untuk membuat buah hati lebih nyaman, dan untuk mempercepat pemulihannya:
1. Perbanyak Istirahat
Ketika Si Kecil mengalami kerumut pada bayi. Pastikan agar dia banyak beristirahat agar mempercepat proses pemulihan.
2. Hindari Keramaian
Dikarenakan kerumut pada bayi termasuk virus yang mudah menular, maka jauhkan Si Kecil dari pusat penitipan anak.
Hindari pertemuan dengan anak-anak lain setidaknya 4 hari setelah timbul ruam agar tidak menularkan ke orang lain.
3. Antisipasi Dehidrasi
Moms dan Dads, cobalah untuk memastikan Si Kecil tidak mengalami dehidrasi.
Ingat, tawarkan banyak ASI atau berikan susu formula jika anak mau.
Bila anak sudah makan, siapkan makanan yang biasa ditambah air agar terhindari dari dehidrasi.
4. Pereda Demam
Berikan Si Kecil parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam, nyeri, dan nyeri.
Moms dapat memberi bayi parasetamol sejak 2 bulan jika ia lahir setelah 37 minggu dan beratnya lebih dari 4 kg.
Di samping itu, Moms dan Dads dapat memberinya ibuprofen pada bayi jika dia berusia tiga bulan atau lebih, dengan beratnya minimal 5 kg.
Tanyakan kepada apoteker atau dokter jika tidak yakin dengan dosisnya.
Seorang dokter dapat memberi saran tentang pilihan untuk anak kecil. Anak-anak di bawah 16 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi aspirin.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Cottage di Bandung, Dekat Wisata Alam!
5. Obati Batuk
Untuk meredakan batuk bayi, letakkan semangkuk air panas di kamarnya untuk menciptakan kelembapan atau humidifier.
Obat batuk tidak akan membantu batuknya, dan bahkan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti reaksi alergi.
Jika Si Kecil berumur satu tahun atau lebih, Moms atau Dads bisa memberinya madu dan lemon.
Campurkan satu sendok teh jus lemon dengan dua sendok teh madu dalam segelas air hangat untuk diminumkan serta mengurangi gatal dari tenggorokan.
6. Obat Tetes Hidung
Jika Si Kecil saat mengalami kerumut pada bayi seperti kesulitan minum, atau makan, karena hidungnya tersumbat, Moms bisa mencoba obat tetes hidung saline.
Obat tetes ini bisa membantu mengencerkan lendir. Namun, mereka hanya pantas untuk dicoba jika bayi menoleransinya dengan baik.
Obat tetes mungkin tidak sepadan jika hanya membuat Si Kecil merasa kesal hingga menangis meraung-raung.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.