30 April 2024

14 Jenis Pengawet Makanan yang Aman dan Berbahaya, Wajib Tahu!

Ada pengawet makanan alami yang aman dan buatan yang berbahaya
14 Jenis Pengawet Makanan yang Aman dan Berbahaya, Wajib Tahu!

Kalau berbicara seputar pengawet makanan, jangan sampai Moms hanya memikirkan mengenai zat-zat berbahaya yang tidak baik untuk kesehatan.

Sebab, sebenarnya pengawet makanan itu diperlukan, dalam batasan yang aman dan bahan yang tepat serta alami.

Dilansir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, pengawet (preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Jadi, sebenarnya pengawet makanan itu dibutuhkan dalam beberapa kondisi. Perlu dipahami, produk makanan dapat terkontaminasi dengan berbagai mikrobiota patogen yang dapat mencemari makanan.

Pada gilirannya, hal ini bisa berpengaruh pada kesehatan. Untuk itu, diperlukan pengawet makanan. Ada yang disebut pengawet makanan alami, ada juga yang disebut pengawet makanan buatan.

Nah, lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini, ya!

Baca Juga: 6 Manfaat Bawang Putih untuk Kolesterol

Mengenal Pengawet Makanan

Makanan Kemasan (Orami Photo Stocks)
Foto: Makanan Kemasan (Orami Photo Stocks)

Banyak pengawet bertindak sebagai antimikroba, karena mencegah makanan dari pembusukan mikroba, menurut Food and Drug Administration (FDA).

Mikroba ini termasuk bakteri, ragi dan jamur dan dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan yang serius, bahkan mengancam jiwa.

Dan bukan hanya sebagai antimikroba, pengawet juga membantu buah, sayuran, dan daging tetap berwarna dan menggugah selera, serta meningkatkan dan mempertahankan rasa.

Misalnya, antioksidan tertentu seperti vitamin E bertindak sebagai pengawet dan membantu makanan dengan lemak atau minyak mempertahankan rasanya dan mencegahnya menjadi tengik.

Pengawet juga memastikan konsistensi. Dengan begitu, Moms dapat melihat dan merasakan sebotol saus tomat atau kaleng sup favorit selalu terlihat dan terasa dengan cara yang sama.

Beberapa pengawet makanan masih diperbolehkan, tetapi hanya pada tingkat 1/100 dari jumlah yang dianggap berbahaya. Meski begitu, ada alasan untuk merasa berhati-hati tentang pengawet makanan.

“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengawet tertentu dapat bersifat karsinogenik pada tingkat tinggi dan yang lain dapat mengganggu kesehatan dan penyerapan usus," kata Amy Shapiro, RD, CDN dan pendiri Real Nutrition.

Nitrit, pengawet yang digunakan dalam daging olahan, mungkin bersifat karsinogenik, catat American Cancer Society.

Dan sulfit, pengawet yang biasa digunakan dalam anggur dan bir, dapat berdampak negatif pada bakteri baik yang ditemukan di mikrobioma usus dan mulut, menurut studi laboratorium yang diterbitkan di Journal Plos One.

Terlepas dari catatan peringatan ini, pengawet ini kemungkinan besar boleh dikonsumsi karena digunakan dalam jumlah yang sangat kecil.

Baca Juga: 11 Pengharum Kulkas dari Bahan Alami, Bye Bau Tak Sedap!

Jenis Pengawet Makanan Alami

Pengawet makanan alami biasanya dapat Moms temukan di dapur. Pengawet makanan alami ini bekerja dengan baik dibandingkan dengan pengawet buatan.

Selain itu, tentunya akan jauh lebih sehat. Berikut ini beberapa jenis pengawet makanan alami yang dapat Moms pilih, yaitu:

1. Bawang Putih

Bawang Putih
Foto: Bawang Putih (Webmd.com)

Bawang putih menjadi bahan pengawet makanan alami yang bisa ditemukan di mana saja.

Bawang putih memiliki sifat antivirus yang membantu dalam memerangi bakteri, baik dalam tubuh maupun makanan yang Moms konsumsi.

Memasukkan satu siung bawang putih atau bawang putih cincang ke dalam sup, saus, atau hidangan lainnya membantu mencegah bakteri berbahaya dan membuat makanan tetap segar lebih lama.

Manfaat bawang putih untuk kesehatan yang sudah ditemukan sejak dahulu karena khasiatnya untuk mengobati infeksi bakteri, jamur, dan parasit.

Diungkapkan juga dalam Journal of Nutrition bahwa bawang putih mengandung antioksidan yang bisa melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif.

Selain mudah untuk didapatkan, bawang putih juga memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan sebagai bahan pengawet makanan alami.

2. Garam

Jika membahas seputar pengawet makanan alami, rasanya tidak lepas dari yang namanya garam (natrium klorida).

Garam efektif sebagai pengawet makanan alami karena mengurangi aktivitas air dari makanan.

Dilansir dari ACS Distance Education, garam telah digunakan sebagai pengawet makanan selama berabad-abad.

Pengawet makanan alami ini sudah sering ditambahkan ke makanan dan digunakan secara luas dalam pengawetan ikan, daging, dan sayuran.

Sayuran umumnya diawetkan dengan cara diasinkan dalam larutan garam dan air.

Sementara itu, daging dapat digosok dengan garam dan dikeringkan dengan larutan garam.

Mengawetkan dengan garam menjadi salah satu metode terbaik untuk menghambat pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroorganisme yang tidak diinginkan.

Melihat manfaat garam, sebenarnya perlu juga mempertimbangkan konsentrasi garam yang tinggi ternyata berpengaruh pada nilai gizi pada makanan.

Dilansir dari International Journal of Food Science and Technology, konsentrasi garam yang tinggi menghasilkan perubahan metabolisme sel.

Namun, dapat mengurangi nilai gizi makanan yang diawetkan karena komponen yang larut dalam air seperti vitamin dan mineral dapat dihilangkan.

Artinya, penting untuk memerhatikan kadar garam yang digunakan dalam mengawetkan makanan, ya, Moms.

3. Garam Himalaya

Garam Himalaya
Foto: Garam Himalaya

Garam himalaya juga sering disebut sebagai bahan pengawet makanan alami.

Menggunakan sedikit garam himalaya yang belum diproses dapat membantu mengawetkan makanan dengan cara yang lebih sehat.

Bedanya dengan garam, diulas dalam Medical News Today, garam himalaya secara kimiawi mirip dengan garam meja.

Kandungannya sekitar 98 persen natrium klorida, dan sisanya terdiri dari mineral seperti kalium, magnesium, dan kalsium.

Selain itu, garam himalaya juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Proses pencernaan dimulai di mulut dan garam himalaya dapat membantu mengaktifkan kelenjar ludah kita yang melepaskan amilase (enzim yang membantu mencerna karbohidrat).

4. Makanan Pedas

Makanan atau bumbu pedas dapat menjadi bahan pengawet makanan.

Moms dapat mencoba saus pedas dan mustard yang di dalamnya terdapat beberapa persentase cuka untuk membantu mengawetkan makanan.

Selain itu, Moms juga dapat mencoba makanan pedas sebagai bahan pengawet makanan alami.

Makanan pedas diketahui dapat melawan bakteri yang menyegarkan makanan agar lebih tahan lama.

Moms juga dapat mencoba cabai rawit sebagai bahan pengawet makanan alami berikutnya.

Baca Juga: Suka Makan Cabai Bikin Usus Buntu? Mitos atau Fakta?

5. Cuka

Cuka
Foto: Cuka (Parenting.firstcry.com)

Dilansir dari Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition, cuka sudah sejak lama digunakan sebagai pengawet untuk keperluan rumah tangga dan industri makanan.

Cuka dapat bermanfaat dalam mengawetkan makanan, seperti sayuran, daging, ikan, dan buah-buahan yang dibumbui.

Cuka dibuat dari fermentasi larutan gula dan air dan bertindak sebagai pengawet alami yang efektif.

Asam asetat yang ada dalam cuka mampu membunuh mikroba dan menghambat pembusukan makanan.

Menambahkan cuka biasa ke dalam makanan tidak hanya dapat mengawetkan makanan, namun juga membantu meningkatkan rasanya.

Itulah beberapa pengawet makanan alami yang cukup populer.

Selanjutnya, apa saja yang dimaksud dengan bahan pengawet makanan buatan? Simak ulasan berikutnya, ya.

Baca Juga: 6 Manfaat Cuka untuk Membersihkan Peralatan Rumah Tangga

Selain pengawet makanan alami, ada juga yang disebut jenis pengawet makanan buatan yang lebih pekat...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb