30 April 2024

14 Jenis Pengawet Makanan yang Aman dan Berbahaya, Wajib Tahu!

Ada pengawet makanan alami yang aman dan buatan yang berbahaya
14 Jenis Pengawet Makanan yang Aman dan Berbahaya, Wajib Tahu!

Jenis Pengawet Makanan Buatan

Jenis Pengawet Makanan Buatan
Foto: Jenis Pengawet Makanan Buatan (healthline.com)

Selain pengawet makanan alami, ada juga yang disebut jenis pengawet makanan buatan yang lebih pekat dan penggunaannya lebih sedikit.

Perlu dipahami, tidak semua pengawet makanan buatan berbahaya untuk kesehatan.

Namun, tetap ada dampak buruk yang mungkin ditimbulkan. Untuk itu, perhatikan takaran penggunaannya.

Bahan pengawet makanan buatan ini disebut juga Bahan Tambahan Pangan (BTP) oleh BPOM Indonesia.

BTP tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung atau tidak dapat dijadikan sebagai bahan baku pangan.

Sebab, pengawet makanan buatan tidak mempunyai nilai gizi.

Bahan ini hanya ditambahkan ke dalam makanan untuk tujuan teknologis pada pembuatan, pengolahan, dan pengemasan makanan.

Dilansir dari BPOM Indonesia, beberapa jenis bahan pengawet makanan buatan yang diperbolehkan untuk digunakan yaitu:

  1. Asam sorbat dan garamnya
  2. Asam benzoat dan garamnya
  3. Etil para-hidroksibenzoat (Ethyl para-hydroxybenzoate)
  4. Metil para-hidroksibenzoat (Methyl para-hydroxybenzoate)
  5. Sulfit (Sulphites)
  6. Niasin
  7. Nitrit
  8. Nitrat
  9. Asam propionat dan garamnya
  10. Lisozim hidroklorida (Lysozyme hydrochloride)

Penggunaan jenis pengawet makanan buatan tersebut harus memenuhi batasan yang sewajarnya dan tidak boleh berlebihan.

Baca Juga: Mengenal Garam Epsom atau Garam Inggris Beserta Manfaatnya

Dilansir Live Strong, terdapat penjelasan mengenai beberapa jenis pengawet makanan sintesis, seperti:

6. Kalsium Fosfat

Pengawet ini digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan makanan. Ini membantu mencegah pembentukan gumpalan.

Ini biasa ditemukan pada makanan yang dipanggang, seperti campuran kue dan tepung. Ini juga ditemukan dalam makanan kaleng, roti dan jeli.

Bentuk lain dari fosfor juga digunakan sebagai aditif makanan, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease (NIDDK).

Moms akan menemukannya dalam makanan seperti keju, susu dan kacang kering.

Orang yang memiliki penyakit ginjal kronis harus membatasi asupan kalsium fosfat, karena ginjalnya mungkin tidak membuang fosfor dengan benar.

Orang dengan penyakit ginjal kronis juga harus menghindari makanan dengan bahan yang mengandung ‘phos’ dalam namanya, menurut NIDDK.

7. Asam Sorbat

Ketika digunakan sebagai pengawet, asam sorbat dibuat secara sintetis dan dianggap boleh dikonsumsi. Ini juga terjadi secara alami pada buah-buahan, terutama buah beri.

Ini digunakan dalam anggur dan keju, serta untuk mengawetkan daging, kata Shapiro. Seperti banyak pengawet makanan lainnya, asam sorbat memiliki sifat mikroba.

Ini membantu mencegah jamur dan ragi berkembang, menurut Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

Moms tidak akan merasakan atau mencium zat aditif ini saat digunakan dalam kadar rendah.

8. Nitrat dan Nitrit

Kedua bahan pengawet ini biasa ditambahkan pada daging olahan.

Banyak buah dan sayuran secara alami memiliki nitrat dan nitrit, yang aman jika terjadi secara alami, menurut Michigan State University Center for Research on Ingredient Safety.

Kemungkinan besar, Moms juga pernah melihat daging yang diiklankan sebagai ‘bebas nitrit atau nitrat’.

Itu karena ada risiko kesehatan untuk menambahkan keduanya, seperti dapat menyebabkan pembentukan bahan kimia karsinogenik.

Metode memasak makanan dengan pengawet makanan ini juga perlu diperhatikan. Sebab, memasak makanan dengan bahan pengawet ini pada suhu tinggi menciptakan nitrosamin, karsinogen.

Baca Juga: 5 Ide Makanan Bebas Gula

9. Asam Benzoat dan Natrium Benzoat

Asam benzoat dan natrium benzoat dikelompokkan bersama karena dapat ditukar dalam beberapa kasus.

Moms akan menemukannya secara alami di beberapa buah dan rempah-rempah.

Moms akan paling sering menemukan asam benzoat dan natrium benzoat yang digunakan untuk mengawetkan makanan asam, seperti jus buah dan acar.

Ini akan membantu membatasi pertumbuhan mikroba dan meningkatkan rasa.

Karena asam benzoat tidak terlalu larut dalam air, natrium benzoat, yang dibuat oleh manusia, sering digunakan sebagai gantinya.

Survei terhadap hampir 500 mahasiswa menemukan bahwa orang yang minum minuman dengan natrium benzoat menunjukkan lebih banyak gejala ADHD, catat studi Journal of Attention Disorders.

10. Sulfit

Sulfit adalah pengawet makanan yang biasa digunakan yang membantu mencegah pencoklatan.

Moms akan melihatnya di daftar bahan sebagai belerang dioksida, natrium sulfit, natrium bisulfit, kalium bisulfit, natrium metabisulfit dan kalium metabisulfit.

Berkat sifat antimikrobanya, sulfur dioksida membantu mencegah buah kering membusuk.

Selain buah-buahan kering, itu juga digunakan sebagai pengawet dalam jus buah dan anggur.

Sementara sulfur dioksida umumnya dianggap aman, namun bisa berbahaya bagi orang yang menderita asma.

Pengawet makanan ini sering ditemukan dalam makanan kaleng, saus, soda, dan makanan lainnya,...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb