03 November 2023

Perubahan dan Perkembangan Janin pada Tiap Trimester Kehamilan!

Cari tahu juga komplikasi apa yang bisa terjadi tiap trimester kehamilan
Perubahan dan Perkembangan Janin pada Tiap Trimester Kehamilan!

Trimester Kehamilan Kedua (Minggu 13-27)

  1. Lakukan Tes Prenatal: Ikuti rekomendasi dokter untuk melakukan tes prenatal dan pencitraan, seperti USG.
  2. Latihan Fisik: Pertimbangkan untuk melakukan olahraga ringan seperti berenang atau berjalan, selama tidak ada komplikasi.
  3. Makan Sehat: Terus makan makanan sehat dengan tambahan kalori yang sesuai dengan kebutuhan tambahan selama kehamilan.
  4. Perhatikan Kenaikan Berat Badan: Monitor kenaikan berat badan sesuai dengan rekomendasi dokter.
  5. Pertimbangkan Pendidikan Persalinan: Moms mungkin ingin mendaftar dalam kelas persalinan untuk mempersiapkan diri.

Trimester Kehamilan Ketiga (Minggu 28 sampai persalinan)

  1. Rencanakan Persalinan: Diskusikan opsi persalinan dan rencanakan persalinan dengan dokter.
  2. Istirahat dan Relaksasi: Luangkan waktu untuk istirahat dan relaksasi. Posisi tidur yang nyaman sangat penting.
  3. Pantau Gerakan Bayi: Perhatikan gerakan bayi. Jika Moms merasa ada perubahan yang signifikan, segera konsultasikan dengan dokter.
  4. Pantau Tekanan Darah: Seringkali, dokter akan memantau tekanan darah secara teratur.
  5. Periksa Rutin: Terus lakukan periksa rutin dengan dokter dan ikuti semua rekomendasi perawatan prenatal.

Komplikasi di Tiap Trimester Kehamilan

Sebenarnya, apa saja komplikasi di tiap trimester kehamilan yang harus Moms juga Dads perhatikan?

Trimester Pertama

Trimester Pertama Kehamilan (Orami Photo Stock)
Foto: Trimester Pertama Kehamilan (Orami Photo Stock)

Trimester pertama kehamilan merupakan waktu yang paling penting untuk perkembangan Si Kecil dalam kandungan.

Namun, ada beberapa komplikasi yang mungkin akan Moms hadapi saat trimester kehamilan ini, seperti:

1. Pendarahan

Moms, komplikasi trimester kehamilan pertama ini bisa berupa pendarahan.

Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), sekitar 15 hingga 25 persen Moms mengalami pendarahan pada trimester kehamilan pertama.

Keluhan ini tidak pernah dianggap normal dan selalu membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

Dalam kondisi tertentu, pendarahan bisa menjadi gejala keguguran yang akan terjadi.

Jika Moms mengalami pendarahan vagina, Moms harus berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan tidak ada yang lebih serius yang terjadi maupun komplikasi kehamilan.

2. Keguguran

Komplikasi trimester kehamilan pertama selanjutnya adalah keguguran.

Hampir satu dari empat wanita mengalami keguguran di awal kehamilan. Walaupun beberapa yang mengalami keguguran pada usia 20 minggu kehamilan.

Namun, kebanyakan keguguran terjadi pada trimester pertama, yaitu 13 minggu.

Keguguran bisa disebabkan abnormalitas kromosom dapat mencegah perkembangan sel telur yang dibuahi dengan baik atau masalah fisik dengan sistem reproduksi wanita dapat menyulitkan Si Kecil untuk tumbuh dengan sehat.

Keguguran kadang-kadang disebut abortus spontan, karena tubuh mengeluarkan sendiri janin seperti aborsi prosedural.

Tanda keguguran yang paling umum adalah pendarahan vagina yang abnormal.

Gejala lain dapat termasuk nyeri perut bagian bawah dan kram, dan hilangnya gejala kehamilan, seperti mual di pagi hari.

Sebagian besar keguguran tidak memerlukan intervensi bedah.

Ketika keguguran terjadi di bawah 12 minggu, jaringan akan sering larut atau lewat secara spontan tanpa perlu intervensi lebih lanjut.

Beberapa akan memerlukan obat atau prosedur kecil di ruang operasi untuk membantu pelepasan jaringan.

3. Kehamilan Ektopik

Dilansir dari WomensHealth.gov, kehamilan ektopik terjadi ketika telur yang dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi.

Gejala kehamilan ektopik ini seperti sakit perut, sakit bahu, pendarahan vagina, merasa pusing hingga pingsan.

Komplikasi trimester kehamilan pertama ini sebabkan sel telur tidak bisa berkembang.

Obat-obatan atau pembedahan menjadi solusi untuk mengangkat jaringan ektopik sehingga organ Moms tidak akan rusak.

Baca Juga: 8 Cara Menghitung Usia Kehamilan agar Tahu Kapan Waktu HPL!

Trimester Kedua

Trimester Kedua Kehamilan (Orami Photo Stock)
Foto: Trimester Kedua Kehamilan (Orami Photo Stock)

Trimester kedua (minggu ke 13 hingga 27) biasanya merupakan periode waktu paling nyaman bagi sebagian besar Moms ketika hamil.

Sebagian besar gejala awal trimester kehamilan akan hilang secara bertahap. Namun, trimester kedua ini pun tak luput dari adanya komplikasi kehamilan:

1. Persalinan Prematur

Ketika persalinan terjadi sebelum minggu ke-38 kehamilan, itu dianggap prematur berdasarkan pedoman dari AWHONN.

Berbagai kondisi dapat menyebabkan persalinan prematur, seperti infeksi kandung kemih, merokok, kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal.

Faktor risiko untuk persalinan prematur meliputi kelahiran prematur sebelumnya, kehamilan kembar, cairan ketuban ekstra,infeksi cairan ketuban atau selaput ketuban.

Gejala persalinan prematur yaitu peningkatan keputihan, kram panggul, nyeri punggung menjalar ke perut.

Dalam kasus lain, gejala persalinan prematur lebih jelas, seperti kontraksi yang menyakitkan, kebocoran air ketuban, pendarahan vagina.

Hubungi dokter kandungan bila Moms memiliki gejala-gejala di atas dan khawatir akan melahirkan.

2. Ketuban Pecah Dini

Sebenarnya, keadaan ketuban pecah selama persalinan merupakan hal yang normal.

Namun, keadaan ini akan sebaliknya jika air ketuban pecah terlalu dini yang disebut sebagai ketuban pecah dini

Penyebab pasti dari ketuban pecah dini tidak selalu jelas. Namun, dalam banyak kasus, sumber masalahnya adalah infeksi pada membran.

Ketuban pecah dini pada trimester kehamilan ini adalah masalah besar, karena dapat menyebabkan kelahiran prematur.

Bayi yang lahir antara minggu ke-24 dan ke-28 memiliki risiko terbesar untuk mengalami masalah medis jangka panjang yang serius, terutama penyakit paru-paru.

3. Ketidakmampuan Serviks (Insufisiensi Serviks)

Serviks adalah jaringan yang menghubungkan vagina dan rahim. Terkadang, leher rahim tidak mampu menahan tekanan rahim yang tumbuh selama kehamilan.

Tekanan yang meningkat dapat melemahkan serviks dan menyebabkannya terbuka sebelum mencapai akhir trimester kehamilan ketiga.

Kondisi ini dikenal sebagai inkompetensi serviks, atau insufisiensi serviks. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius.

Pembukaan dan penipisan serviks akhirnya menyebabkan pecahnya membran dan pengiriman janin yang sangat prematur.

Ini biasanya terjadi sekitar minggu ke-20 kehamilan. Karena janin terlalu dini untuk bertahan hidup di luar rahim pada saat itu, kehamilan seringkali tidak dapat diselamatkan.

4. Preeklamsia

Komplikasi trimester kehamilan kedua selanjutnya yaitu preeklamsia yang akan terjadi karena tekanan darah tinggi, proteinuria (sejumlah besar protein dalam urine), edema atau pembengkakan berlebihan.

Preeklamsia memengaruhi setiap sistem dalam tubuh termasuk plasenta.

Plasenta bertanggung jawab untuk memberikan nutrisi kepada Si Kecil.

Meskipun preeklamsia biasanya terjadi selama trimester ketiga untuk kehamilan pertama kali, beberapa Moms mengalami preeklamsia selama trimester kedua.

Sebelum membuat diagnosis, dokter akan mengevaluasi Moms untuk kondisi lain yang mungkin dikacaukan oleh preeklamsia, seperti lupus saat hamil dan epilepsi.

Selain itu, dokter akan mengecek kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan preeklamsia dini, seperti gangguan pembekuan darah dan kehamilan mola.

Baca Juga: 19 Keluhan Ibu Hamil di Trimester 1 hingga 3 yang Sering Dialami

Trimester Ketiga

Trimester Ketiga Kehamilan
Foto: Trimester Ketiga Kehamilan (Parenting.firstcry.com)

Minggu ke-28 hingga 40 merupakan trimester ketiga. Waktu ini mengasyikkan karena menjelang kedatangan Si Kecil.

Namun, komplikasi di tiap trimester kehamilan seperti dua trimester pertama dapat terjadi, demikian pula yang ketiga, yaitu:

1. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional terjadi karena perubahan hormon kehamilan membuat tubuh Moms lebih sulit menggunakan insulin secara efektif.

Ketika insulin tidak dapat melakukan tugasnya menurunkan gula darah ke tingkat normal, hasilnya adalah kadar glukosa (gula darah) abnormal tinggi.

Beberapa Moms tidak memiliki gejala walaupun kondisi ini biasanya tidak berbahaya bagi Moms, namun dapat menimnbulkan beberapa masalah bagi Si Kecil.

Seperti, makrosomia (pertumbuhan berlebihan) janin dapat meningkatkan kemungkinan kelahiran sesar dan risiko cedera kelahiran.

Ketika kadar glukosa dikontrol dengan baik, makrosomia lebih kecil kemungkinannya.

Untuk itu, pada awal trimester kehamilan ketiga (antara minggu 24 dan 28), semua wanita harus menjalani tes diabetes gestasional.c

3. Plasenta Previa

Moms, plasenta adalah organ yang memberi makan Si Kecil saat dalam kandunga. Biasanya, plasenta lahir setelah Si Kecil terlebih dulu hadir.

Namun, Moms dengan plasenta pervia maka keadaannya sebaliknya. Plasenta previa membuat plasenta lebih dulu turun dan menghalangi pembukaan ke serviks.

Komplikasi kehamilan seperti placenta previa meningkatkan risiko perdarahan sebelum dan selama persalinan. Ini bisa mengancam jiwa.

Gejala umum plasenta previa adalah pendarahan vagina yang berwarna merah terang, tiba-tiba, banyak, dan tidak nyeri, yang biasanya terjadi setelah minggu ke-28 kehamilan.

Dokter biasanya menggunakan USG untuk mengidentifikasi plasenta previa.

Pengobatan untuk plasenta previa tergantung apakah janin ada kemungkinan prematur dan jumlah pendarahan.

Jika persalinan tidak dapat dihentikan, bayi dalam kesulitan, atau ada pendarahan yang mengancam jiwa, kelahiran sesar segera diindikasikan tidak peduli usia janin.

Berkat perawatan kebidanan modern, diagnosis ultrasound, dan ketersediaan transfusi darah, jika perlu, Moms dengan plasenta previa dan bayinya biasanya baik-baik saja.

Baca Juga: 25+ Senam Ibu Hamil 8-9 Bulan untuk Melancarkan Persalinan

Solusio plasenta adalah kondisi langka di mana plasenta terpisah dari rahim sebelum persalinan. Ini...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb