01 November 2023

Ingin Melahirkan Normal? Ketahui Hal Ini Dulu Moms!

Ketahui segala hal tentang melahirkan normal berikut ini!
Ingin Melahirkan Normal? Ketahui Hal Ini Dulu Moms!

Melahirkan normal adalah proses persalinan dengan melahirkan bayi melalui vagina.

Mengutip World Health Organization (WHO), sekitar 140 juta wanita melahirkan setiap tahunnya.

Melahirkan merupakan momen yang mengubah hidup para wanita, terutama dengan kelahiran Si Kecil ke dunia.

Nah, setiap ibu pasti akan memiliki pengalaman melahirkan yang berbeda.

Meski begitu, tidak sedikit Moms yang selalu berupaya agar bisa melahirkan secara normal dengan positif dan nyaman.

Apakah Moms termasuk salah satu yang juga demikian?

Jika ya, Moms sebagai calon ibu perlu mencari tahu segala jenis informasi terkait persalinan normal.

Yuk, cek penjelasan selengkapnya di bawah ini, Moms!

Baca Juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!

Persiapan Mental untuk Melahirkan Normal

Melahirkan Normal (Freepik.com)
Foto: Melahirkan Normal (Freepik.com)

Memiliki anak adalah anugerah yang didambakan oleh para Moms.

Terlebih, usai 9 bulan mengandung, tentunya rasa tak sabar untuk bertemu Si Kecil kerap hadir.

Meski sudah tidak sabar untuk bertemu Si Kecil, jangan lupa untuk mempersiapkan mental menjelang melahirkan normal, ya!

Agar semuanya lancar, berikut persiapan mental yang harus Moms lakukan!

1. Banyak Membaca untuk Menambah Pengetahuan

Pengetahuan mengenai persalinan bayi adalah hal yang esensial ketika Moms ingin mempersiapkan diri untuk memiliki momongan.

Hal tersebut tentu saja untuk menunjang kesiapan diri ketika mengalami masalah di waktu yang akan datang.

Ketika sudah mendekati persalinan, jangan sampai tidak membekali diri dengan ilmu parenting ya, Moms!

Jangan sampai ada salah langkah dan malah menjadi masalah di kemudian hari.

2. Hindari Stres

Tak bisa dipungkiri bahwa bingung dan bahagia bisa menjadi satu ketika akan melahirkan anak pertama.

Hal tersebut wajar karena mungkin Moms belum pernah mengalami proses ini sebelumnya.

Demi menjaga kesehatan mental dan membuat suasana menjadi tenang, cobalah untuk tidak terlalu stres dan membuat diri serta lingkungan sekitar menjadi bingung.

Jika memang menemui masalah di tengah jalan, cobalah untuk tetap tenang dan segera konsultasikan permasalahannya pada dokter.

Namun yang terpenting, jangan panik agar diri tidak mengalami stres.

3. Pastikan Istirahat yang Cukup

Ketika membicarakan kesehatan mental menjelang persalinan, kualitas dan waktu tidur yang ideal adalah hal penting.

Saat seseorang mengalami kurang tidur, orang tersebut akan lebih mudah terbawa emosi dan pastinya mudah lelah.

Jangan sampai rasa deg-degan akan bertemu Si Kecil membuat Moms mendapatkan waktu istirahat yang kurang.

Perlu diingat, melahirkan normal membutuhkan banyak tenaga. Jadi, Moms jangan lupa istirahat yang cukup ya!

4. Berpikir Positif

Ketika seseorang selalu berpikir positif, orang tersebut akan bertindak dan melakukan hal-hal positif dalam aktivitas hariannya.

Hal tersebut membuat orang yang terbiasa memiliki pola pikir positif akan memiliki ketenangan yang lebih dan mudah untuk merasa senang serta bahagia.

Agar kesehatan mental terjaga menuju melahirkan normal ataupun caesar, jangan lupa untuk selalu memikirkan hal-hal yang baik , Moms!

Supaya pikiran positif tetap terjaga, sebaiknya Moms juga memilih lingkungan yang suportif.

Jangan sampai Moms malah stres karena ada ucapan tak berkenan dari lingkungan yang salah.

Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

Tahapan Melahirkan Normal

Melahirkan Normal
Foto: Melahirkan Normal (Babycenter.com)

Mengutip Women's Health, proses melahirkan normal terjadi dalam tiga tahap.

Ketika kontraksi sudah dimulai, bayi bergerak turun ke panggul saat serviks menipis dan melebar (terbuka).

Durasi dan progres persalinan normal dapat berbeda-beda untuk setiap wanita. Tetapi tahapan melahirkan itu sama dan terjadi di setiap wanita.

1. Persalinan dan Penipisan Serviks

Tahap pertama melahirkan normal dimulai dengan onset persalinan dan berakhir saat serviks terbuka penuh. Ini adalah tahap terpanjang, biasanya berlangsung sekitar 2-24 jam.

Banyak wanita menghabiskan bagian awal tahap pertama ini di rumah. Moms mungkin beristirahat, menonton TV, berbincang dengan keluarga, atau berjalan-jalan.

Tahapan pertama ini terjadi dalam tiga sub-tahapan. Mengutip Swedish.org, sub-tahapan tersebut adalah:

  • Persalinan awal
  • Persalinan aktif
  • Transisi ke tahap kedua

Persalinan Awal

Leher rahim ibu hamil terbuka sekitar 4 cm. Pada tahap ini, calon ibu dapat terus melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Calon ibu akan masuk ke tahap persalinan aktif jika mengalami gejala sebagai berikut:

  • Ketika kontraksi terjadi lebih kuat
  • Ibu hamil lebih sering mengalami kontraksi yang lebih kuat
  • Tidak dapat berbicara selama kontraksi

Persalinan Aktif

Pada tahap ini, serviks ibu hamil dapat terbuka dari 4-7 cm. Ini adalah tahap ketika sang ibu harus dibawa ke rumah sakit.

Kontraksi terjadi setiap 3-5 menit dan masing-masing berlangsung sekitar 30 detik. Kontraksi ini menunjukkan bahwa serviks membuka lebih cepat (sekitar 1 cm per jam).

Saat persalinan berlangsung, ketuban bisa pecah dan menyebabkan cairan mengalir.

Setelah ketuban pecah, kontraksi semakin cepat. Biasanya, para ibu hamil diminta untuk rileks dan mengatur pernapasan.

Bersantai di antara kontraksi sangat penting karena akan membantu serviks melebar.

Ibu hamil juga bisa berendam di bak mandi yang akan meringankan ketidaknyamanan. Tahapan ini dapat berlangsung 4-8 jam.

Transisi ke Tahap Kedua

Di tahap ini, leher rahim akan terbuka dari 7-10 cm. Ini adalah tahapan yang paling menyakitkan dan menegangkan bagi sebagian besar wanita.

Karena di tahap ini, serviks melebar hingga ke titik maksimal. Kontraksi terjadi setiap 2-3 menit dan berlangsung hingga 60-90 detik.

Pada tahap ini, ada hasrat kuat untuk mendorong karena tekanan di daerah dubur dan rasa menyengat di daerah vagina.

Perlahan, kepala bayi bergerak ke bawah menuju lubang vagina.

Di tahapan ini, Moms mungkin akan merasa lelah, terganggu, mual, panas-dingin, bahkan muntah.

Pernapasan secara lambat dan santai sangat efektif selama periode melahirkan normal ini.

2. Mendorong dan Melahirkan Bayi

Setelah serviks benar-benar melebar, tahap kedua melahirkan normal dimulai. Kontraksi pada tahap ini jadi semakin kuat.

Intensitas kontraksi yang sering dapat membantu mendorong kepala bayi ke bawah melalui jalan lahir.

Moms mungkin diminta untuk mengejan lebih kuat.

Di tahapan melahirkan normal ini, Moms akan sangat lelah dan mungkin mual.

Terjadi juga rasa sakit yang hebat di sekitar vagina dan daerah panggul saat kepala bayi keluar melalui lubang vagina.

Dokter juga dapat melakukan episiotomi, yaitu sayatan yang dibuat di area antara vagina dan rektum untuk memperluas lubang vagina, sehingga bayi dapat keluar dengan lancar.

3. Tahapan Afterbirth

Setelah kelahiran bayi, kontraksi terus terjadi untuk mendorong plasenta keluar, ini adalah proses yang juga dikenal sebagai afterbirth.

Tahap ini dapat berlangsung dari beberapa menit hingga setengah jam setelah bayi lahir.

Sebagian besar bayi dapat disusui beberapa menit setelah sang ibu melahirkan secara normal, sedangkan beberapa ibu lainnya mungkin membutuhkan waktu lebih lama.

Menyusui segera setelah lahir juga membantu rahim berkontraksi sehingga mengurangi jumlah perdarahan pada ibu.

Baca Juga: Bayi 1 Bulan Susah BAB tapi Kentut Terus? Ini Kata Dokter


Melahirkan Normal Bayi Kembar

Menggendong Si Kecil (Orami Photo Stocks)
Foto: Menggendong Si Kecil (Orami Photo Stocks)

Setelah Moms tahu bahwa Moms hamil anak kembar, Moms pasti akan segera memilih rencana kelahiran Moms, baik itu secara normal atau caesar.

Jika Moms ingin melahirkan bayi kembar secara normal, ketahui kapan waktu yang tepat, yuk!

1. Tidak Memiliki Masalah Kesehatan

Moms bisa melahirkan bayi kembar secara normal jika tidak memiliki masalah kesehatan.

Kemungkinan besar, Moms akan dapat mencoba untuk persalinan normal.

Hal ini bisa dilakukan jika tidak ada risiko yang menempatkan Moms atau bayi dalam risiko komplikasi, seperti preeklamsia dan diabetes gestasional.

2. Kepala Bayi Siap Keluar Duluan

Siap melahirkan normal juga jika kepala kedua bayi berada di bawah atau tidak sungsang.

Ini adalah posisi janin yang paling kooperatif di mana anak kembar dapat dilahirkan secara normal dan sebanyak 40 persen wanita berhasil melewatinya.

Moms bisa melahirkan secara normal dan mencoba kelahiran melalui vagina.

3. Salah Satu Kepala Janin dalam Posisi Verteks

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, verteks adalah posisi kepala janin di bawah, di muka jalan lahir.

Kepala bayi pertama, yang terdekat dengan pintu keluar, sudah turun.

Namun, bayi kedua berada dalam posisi sungsang dengan pantat atau kaki yang diposisikan untuk dilahirkan pertama kali.

Meskipun demikian, Moms mungkin masih bisa melahirkan secara normal.

Jika seperti ini, Moms akan melahirkan anak pertama Moms, kemudian tenaga medis bisa membantu mencoba untuk mengubah posisi bayi kedua menjadi posisi verteks.

Cara ini biasanya dilakukan dengan memberikan tekanan manual ke perut (cara eksternal) atau dengan mencapai bagian dalam rahim (cara internal).

Bila bayi kedua Moms masih tidak bisa membalik posisinya, tenaga medis mungkin akan menarik kaki bayi keluar terlebih dahulu. Ini disebut ekstraksi sungsang.

Baca Juga: 6 Tips Agar Memandikan Bayi Kembar Menjadi Lebih Mudah

Melahirkan Normal dengan Jahitan

Ibu Menggendong Bayi
Foto: Ibu Menggendong Bayi (1life.co.za)

Persalinan bukanlah proses yang mudah.

Saat proses persalinan normal sedang terjadi, Moms pasti akan diminta untuk mengejan sekuat tenaga, untuk membuka jalan lahir bagi bayi supaya dapat dilahirkan.

Ketika Moms mengejan dan mendorong bayi keluar dari rahim, maka vagina dan perineumnya akan mengalami tekanan yang sangat kuat.

Hal ini tentu berisiko tinggi, sehingga akan menyebabkan luka robekan pada vagina dan perineum.

Hal ini dapat menyebabkan Moms mengalami perdarahan pasca persalinan.

Oleh karena itu, dokter atau bidan biasa akan memberikan sedikit penjahitan.

Selain akibat mengejan, jahitan setelah melahirkan normal juga dilakukan apabila Moms menjalani prosedur episiotomi

Ini merupakan sayatan yang dibuat di perineum dan vagina ibu untuk mempermudah proses kelahiran bayi.

Nah, agar jahitan ini bisa cepat kering dan Moms bisa beraktivitas kembali seperti semula tanpa merasakan perih, yuk coba konsumsi beberapa makanan di bawah ini Moms!

1. Mengandung Vitamin C

Agar jahitan dari melahirkan normal bisa cepat kering, Moms harus mengonsumsi makanan yang mengandung asupan untuk menyembuhkan luka, yaitu vitamin C.

Jenis vitamin ini berfungsi untuk pembentukan kolagen dalam tubuh. Karena itu penyembuhan luka jahitan membutuhkan perbaikan kolagen.

Perlu Moms ketahui bahwa kolagen penting untuk menjaga kesehatan kulit dan jaringan untuk proses penyembuhan luka.

Nah, agar luka bekas jahitan bisa cepat sembuh, Moms harus mulai menambahkan makanan yang kaya akan vitamin C pada menu makanan hari-hari, seperti:

2. Vitamin A

Tubuh kita juga membutuhkan asupan vitamin A untuk mempercepat pengeringan luka bekas jahitan usai melahirkan normal.

Hal ini dikarenakan vitamin A memiliki kandungan antioksidan yang tinggi agar penyembuhan sel kulit dapat lebih cepat terjadi.

Vitamin A sendiri merupakan hasil perubahan dari asupan beta karoten di dalam tubuh.

Nah, jika Moms ingin jahitan usai melahirkan lebih cepat kering, perbanyaklah makanan yang mengandung asupan vitamin A ya.

Misalnya, seperti mengonsumsi susu, hati, wortel, blewah, ubi, bayam, selada, dan sayuran hijau lainnya.

3. Seng

Selanjutnya Moms juga perlu memperbanyak asupan seng di dalam tubuh.

Perlu diketahui bahwa seng memiliki cara kerja yang sama dengan vitamin C, yaitu mendorong sel kulit untuk melakukan perbaikan.

Dengan begitu, luka jahitan saat melahirkan normal dapat lebih cepat kering dan sembuh.

Tak hanya itu, seng juga dapat membantu tingkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

Agar asupan seng terpenuhi, Moms bisa mengonsumsi makanan laut, daging merah, hati sapi, bayam, dan jamur.

4. Protein

Ada protein juga yang Moms butuhkan. Protein ini memiliki peran penting untuk tubuh.

Selain membantu metabolisme tubuh, protein juga dapat membantu membuat jahitan usai melahirkan lebih cepat kering dan sembuh.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa protein menjadi asupan yang sangat penting dalam penyembuhan luka.

Proses penyembuhan luka akan lebih cepat dengan mengonsumsi protein sebanyak 2-3 porsi sehari.

Agar asupan protein tercukupi, Moms harus mengonsumsi berbagai makanan, seperti:

  • Daging merah tanpa lemak
  • Ikan
  • Kacang-kacangan
  • Biji-bijian
  • Makan yang berasal dari susu seperti keju, yogurt

Baca Juga: Tanya Jawab Psikolog soal Anak Hiperaktif Terlambat Bicara

Pemulihan Setelah Melahirkan Normal

Melahirkan Secara Normal
Foto: Melahirkan Secara Normal (Wexnermedical.osu.edu)

Kehadiran Si Kecil ke dunia tentu memberikan kegembiraan tersendiri pada setiap ibu.

Sebelum pulang ke rumah, Moms juga perlu melewati masa pemulihan usai persalinan.

Pemulihan pasca melahirkan memerlukan periode beberapa hari.

Mengutip American Academy of Family Physicians, ini beberapa hal yang dapat terjadi pada tubuh sebagai bentuk pemulihan usai melahirkan normal.

1. Sakit Perut Bagian Bawah

Saat rahim menyusut kembali ke ukuran dan bentuk normalnya, Moms akan merasakan sakit di perut bagian bawah.

Sebagian besar rasa sakit ini terasa ringan, tetapi beberapa akan tajam.

Rasa sakit ini akan lebih banyak dialami saat menyusui Si Kecil.

Itu karena menyusui merangsang zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan rahim berkontraksi/mengencang.

Moms bisa menggunakan bantal pemanas atau botol air panas. Sementara, nyeri perut akan mereda seiring waktu.

Jika rasa sakit ini memburuk atau tidak mereda, hubungi dokter.

Baca Juga: Panik Tangan dan Kaki Bayi seperti Kejang? Ini Kata Dokter!


2. Baby Blues

Sebagian besar wanita (70-80 persen) bergumul dengan perasaan sedih beberapa minggu pertama setelah melahirkan, ini biasanya disebut baby blues.

Moms bisa curhat dengan teman, atau keluarga untuk membuat perasaan menjadi lebih baik.

Jika perasaan ini bertahan lebih dari beberapa minggu atau mengganggu aktivitas, bisa jadi Moms mengalami depresi pasca persalinan. Hubungi dokter jika hal ini terjadi.

3. Sembelit

Sangat umum mengalami konstipasi setelah melahirkan normal. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan ini.

Mungkin karena obat penghilang rasa sakit, anestesi, atau rasa takut jika Moms memiliki episiotomi.

Untuk membantu meringankan sembelit, minumlah banyak air dan makan makanan yang mengandung banyak serat.

Bila Moms masih belum bisa buang air besar sampai empat hari pasca persalinan, hubungi dokter.

4. Puting dan Payudara Sakit

Pada beberapa hari pertama menyusui, wanita biasanya mengalami rasa sakit pada puting dan payudara.

Jika rasa sakit berlanjut beberapa hari, bisa jadi bayi tidak dapat menyusu dengan posisi yang benar.

Coba ubah posisi atau hubungi ahli laktasi untuk mendapatkan bantuan.

5. Pendarahan dan Keputihan pada Vagina

Setelah melahirkan normal, wajar jika vagina akan mengalami perdarahan.

Ini adalah cara tubuh menghilangkan darah dan jaringan ekstra yang digunakan bayi untuk tumbuh dan sumber makanan.

Pendarahan ringan dan bercak dapat bertahan hingga enam minggu setelah melahirkan. Moms dapat menggunakan pembalut pada periode ini.

6. Pembengkakan Bagian Tubuh

Beberapa bagian tubuh Moms akan mengalami pembengkakan bahkan jika sudah melahirkan.

Kondisi ini dikenal sebagai edema postpartum (pembengkakan).

Tubuh akan terus menahan air karena peningkatan hormon yang disebut progesteron.

Dampaknya, Moms mengalami bengkak di tangan, dan kaki.

Melahirkan Normal Setelah Caesar

Proses Melahirkan (freepik.com)
Foto: Proses Melahirkan (freepik.com)

Berdasarkan North American Journal of Medical Sciences, kelahiran vagina setelah operasi caesar (VBAC) adalah salah satu strategi untuk mengendalikan peningkatan tingkat operasi caesar (CSs).

Melahirkan caesar merupakan sebuah proses operasi, di mana bayi dilahirkan melalui sayatan yang dibuat oleh dokter di perut dan rahim Moms.

Ada Moms yang mencoba melahirkan normal setelah caesar dan berhasil, namun ada juga yang tidak berhasil dengan metode yang sama.

Ada faktor-faktor tertentu, seperti bekas luka rahim yang berisiko tinggi, yang dapat menurunkan kemungkinan VBAC bagi Moms dan sebaiknya tidak dipilih.

Baca Juga: 26 Makanan Sehat untuk Ibu Hamil, Catat!

Alasan Memilih Melahirkan Normal setelah Caesar

Ibu Melahirkan
Foto: Ibu Melahirkan (https://www.motherrisingbirth.com/)

Apa alasan para ibu mempertimbangkan untuk melahirkan normal setelah caesar?

Yuk, kita intip Moms!

1. Waktu Pemulihannya Cepat

Moms akan memiliki masa pemulihan yang lebih pendek setelah melakukan VBAC daripada yang jika Moms melakukan operasi caesar kembali.

Menghindari operasi akan membantu kita melanjutkan aktivitas normal lebih cepat, serta mengurangi biaya melahirkan.

2. Meminimalisir Risiko Kehamilan

Jika berencana untuk memiliki keluarga yang besar, melahirkan normal setelah caesar dapat membantu untuk menghindari beberapa risiko, seperti jaringan parut.

Jaringan parut mungkin menyulitkan pembedahan tambahan dan meningkatkan risiko masalah plasenta pada kehamilan.

3. Risiko Komplikasi Bedah Lebih Rendah

Melahirkan normal memiliki risiko perdarahan, infeksi, dan pembekuan darah (deep vein thrombosis) yang lebih rendah.

Cedera pada organ perut, seperti kandung kemih atau usus, juga lebih jarang terjadi.

4. Pilihan Para Wanita

Melahirkan normal bagi sebagian besar wanita adalah proses yang banyak dipilih.

Penting untuk menjalankan persalinan melalui vagina jika memang bisa dilakukan.

Baca Juga: Akibat Membawa Tas Terlalu Berat Menurut Dokter Spesialis!

Kondisi pada Ibu yang Tidak Bisa Melahirkan Normal

Pemeriksaan saat Hamil
Foto: Pemeriksaan saat Hamil (https://journal.sociolla.com/)

Banyak calon ibu yang memiliki keinginan untuk melahirkan normal.

Sayangnya, ada beberapa kondisi yang membuat seorang ibu kemungkinan tidak dapat melahirkan secara normal.

Mengutip Cleveland Clinic, berikut ini beberapa kondisi yang membuat seorang ibu tidak bisa melakukan persalinan normal.

1. Cephalopelvic Disproportion (CPD)

Ini merupakan istilah yang berarti kepala atau tubuh bayi terlalu besar untuk melewati panggul ibu dengan aman.

Kondisi ini juga bisa terjadi bila panggul ibu terlalu kecil untuk melahirkan bayi secara normal.

2. Pernah Melahirkan Secara Caesar

Tidak semua calon ibu dapat melakukan persalinan normal jika sebelumnya pernah melalui operasi caesar.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi apakah seorang wanita dapat melakukan persalinan normal setelah operasi caesar termasuk:

  • Jenis sayatan rahim pada operasi caesar sebelumnya
  • Risiko pecahnya rahim jika melahirkan normal

3. Kehamilan Kembar

Walaupun bayi kembar sering kali dapat dilahirkan normal, dua atau lebih bayi mungkin memerlukan persalinan sesar.

4. Plasenta Previa

Dalam kondisi ini, berarti plasenta terpasang terlalu rendah di dinding rahim dan menghalangi bayi keluar melalui serviks.

5. Posisi Bayi

Bayi dalam posisi horizontal, atau menyamping dalam rahim juga disarankan untuk melakukan operasi caesar ketimbang melahirkan secara normal.

Hal yang sama juga berlaku untuk bayi yang berada dalam posisi sungsang, di mana kaki bayi berada di dekat pintu keluar rahim.

Dokter akan melakukan diagnosis untuk menentukan apakah Moms dapat melahirkan secara normal atau tidak.

Bila posisi bayi tidak dapat diubah melalui manipulasi perut, maka harus dilakukan operasi caesar.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang? Ini Kata Dokter!

Demikian penjelasan tentang melahirkan normal yang bisa Moms ketahui.

Semoga bisa membantu Moms memilih cara melahirkan bayi yang sesuai dengan kondisi dan keinginan, ya!

  • https://my.clevelandclinic.org/health/articles/9675-pregnancy-types-of-delivery
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3624716/
  • https://familydoctor.org/recovering-from-delivery/
  • https://www.swedish.org/services/pregnancy-and-childbirth/labor-delivery/what-happens-during-delivery/stages-of-labor
  • https://www.womenshealth.gov/pregnancy/childbirth-and-beyond/labor-and-birth
  • https://www.who.int/reproductivehealth/intrapartum-care/en/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb