10 Oktober 2023

Susu Kedelai vs Susu Sapi, Mana yang Lebih Baik untuk Bayi?

Apakah susu kedelai bisa jadi alternatif pengganti susu sapi untuk bayi?
Susu Kedelai vs Susu Sapi, Mana yang Lebih Baik untuk Bayi?

Moms sedang mempertimbangkan antara susu kedelai vs susu sapi?

Terutama saat Si Kecil menunjukkan gejala alergi setelah mengonsumsi susu sapi, susu kedelai sering menjadi pertimbangan.

Susu kedelai, terbuat dari biji kedelai, dikenal sebagai opsi yang populer.

Menurut Verry Well Family, American Academy of Pediatrics telah mengonfirmasi bahwa susu formula berbasis kedelai aman untuk konsumsi bayi dan memiliki nutrisi yang setara dengan susu berbasis susu sapi.

Namun, penting untuk membedakan antara susu kedelai untuk orang dewasa dengan susu kedelai untuk bayi.

Formula bayi dirancang khusus untuk kebutuhan nutrisi Si Kecil, sementara susu kedelai untuk orang dewasa biasanya diemulsi dengan air dan terkadang ditambahkan minyak sayur.

Susu ini mungkin kurang sesuai untuk Si Kecil karena sistem pencernaan bayi yang sensitif.

Baca juga: Ketahui Cara Mengganti Popok Bayi yang Benar, agar Si Kecil Terlindungi dari Ruam Popok

Susu Kedelai vs Susu Sapi untuk Bayi

Susu Kedelai (thespruceeats.com)
Foto: Susu Kedelai (thespruceeats.com)

Saat mempertimbangkan susu kedelai vs susu sapi sebagai sumber nutrisi bagi Si Kecil, susu kedelai muncul sebagai alternatif penting.

Khususnya bagi Moms yang tak bisa memberikan ASI atau memerlukan tambahan nutrisi.

Dokter anak biasanya merekomendasikan susu kedelai bagi bayi yang membutuhkannya, termasuk bayi dengan kondisi:

1. Bayi dengan Galaktosemia

Menurut penelitian yang dilakukan National Organization for Rare Disorders, galaktosemia adalah kondisi genetik yang langka.

Ini adalah kondisi di mana bayi tidak dapat mengurai galaktosa, gula kompleks yang ditemukan dalam susu.

Ini dapat menjadi alasan mengapa beberapa bayi tidak dapat disusui atau mengonsumsi susu formula berbahan dasar susu sapi.

Susu kedelai bisa jadi alternatif pengganti susu sapi untuk bayi yang kaya manfaat.

Namun, penting untuk diingat bahwa susu kedelai sesuai untuk bayi yang berusia di atas 12 bulan.

Bayi di bawah usia ini sebaiknya diberi susu formula bebas galaktosa yang direkomendasikan oleh dokter.

2. Bayi Memiliki Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh seseorang, termasuk bayi, kesulitan mencerna laktosa karena kekurangan enzim laktase.

Ini dapat terjadi karena kurangnya produksi enzim laktase, yang diperlukan untuk mencerna laktosa.

Bayi yang mengalami intoleransi laktosa mungkin mendapat manfaat dari susu kedelai.

Formula ini secara alami tidak mengandung gula laktosa, sehingga aman bagi bayi yang memiliki kondisi ini.

3. Orang Tua yang Mengikuti Veganisme

Bagi orang tua yang mengikuti pola makan vegan, susu kedelai bisa jadi alternatif pengganti susu sapi untuk bayi yang tepat.

Susu formula ini tidak mengandung bahan turunan hewan dan cocok sebagai alternatif bebas susu sapi.

Jika bayi disapih dari ASI setelah usia 12 bulan, susu kedelai dapat diberikan sebagai sumber nutrisi yang baik.

Walaupun ada alasan khusus yang disebutkan di atas dalam memilih antara susu kedelai vs susu sapi, faktanya, susu kedelai sesuai untuk mayoritas bayi.

Kandungan nutrisi yang kaya, seperti protein nabati, membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk pertumbuhan bayi yang sehat.

Namun, ingat, Moms, setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda.

Dalam mempertimbangkan susu kedelai vs susu sapi, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter anak tentang pilihan terbaik untuk bayi.

Baca juga: 15+ Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi, Yuk Coba!

Kapan Bayi Tidak Boleh Mengonsumsi Susu Kedelai?

Susu Kedelai vs Susu Sapi (vox.com)
Foto: Susu Kedelai vs Susu Sapi (vox.com)

Ada beberapa kondisi bayi yang tidak memungkinkan untuk pemberian susu kedelai. Apa saja? Berikut daftarnya!

  • Dalam pilihan susu kedelai vs susu sapi, bayi dengan kolik sebaiknya hindari susu kedelai karena kemungkinannya tidak memberikan manfaat bagi kondisi mereka.
  • Alergi protein susu sapi, karena banyak dari bayi dengan kondisi ini juga mengalami alergi terhadap protein kedelai dan harus minum formula protein hidrolisat, seperti Nutamigen atau Aliimentum.
  • Risiko tinggi terhadap alergi makanan, jika tidak menyusu, bayi dengan kondisi ini seharusnya minum Nutramigen atau Alimentum dan bukan formula berbasis susu sapi atau kedelai.
  • Bayi lahir prematur, karena dapat menyebabkan penurunan mineralisasi tulang, bahkan ketika bayi diberikan kalsium tambahan.

Kecuali ada alasan khusus untuk memulai memberikan formula berbasis soya pada bayi.

Jika Moms berhenti menyusui langsung sebelum Si Kecil berusia 12 bulan, Moms mungkin bisa menggunakan susu formula sapi dibandingkan yang berbasis soya.

Apakah Susu Kedelai Berbahaya Untuk Bayi?

Susu Kedelai vs Susu Sapi (milklife.com)
Foto: Susu Kedelai vs Susu Sapi (milklife.com)

Dalam debat susu kedelai vs susu sapi, sejumlah peringatan muncul mengenai risiko susu kedelai.

Khususnya setelah sebuah penelitian menunjukkan potensi kerusakannya pada sistem reproduksi.

Pusat Nutrisi di Children's Hospital of Philadelphia menerbitkan hasil penelitian dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.

Penelitian tersebut menemukan bahwa bayi yang diberi susu kedelai sejak baru lahir menunjukkan perbedaan dalam beberapa sel dan jaringan sistem reproduksi.

Kondisi ini diperkirakan terjadi karena adanya paparan senyawa mirip estrogen yang ditemukan dalam jenis susu ini.

Meski demikian, belum ada bukti kuat dari populasi manusia—baik dewasa maupun bayi—yang menunjukkan dampak negatif konsumsi susu kedelai terhadap perkembangan, reproduksi, atau fungsi endokrin.

Meskipun begitu, dalam pertimbangan susu kedelai vs susu sapi, susu kedelai tidak selalu dapat dianggap sebagai pengganti langsung formula susu sapi.

Tidak dianjurkan untuk memberikan susu kedelai secara rutin pada bayi yang berusia di bawah dua tahun.

Selain itu, susu formula berbasis kedelai juga tidak boleh diberikan kepada bayi yang lahir prematur.

Baca juga: Ciri Feses Bayi Tidak Cocok Susu Formula dan Penyebabnya


Mitos dan Fakta Susu Kedelai vs Susu Sapi

Susu Kedelai vs Susu Sapi
Foto: Susu Kedelai vs Susu Sapi (Freepik.com/user9995248)

Ada beberapa mitos mengenai efek samping susu kedelai sebagai alternatif pengganti susu sapi untuk bayi, yaitu:

1. Mitos 1: Susu Kedelai Kurang Bergizi Dibanding Susu Sapi

Fakta: Dalam konteks susu kedelai vs susu sapi, ada anggapan bahwa susu kedelai kurang bergizi dibanding susu sapi.

Susu formula bayi dari kedelai secara nutrisi setara dengan susu formula bayi berbahan dasar susu sapi.

Manfaat susu formula bayi dari kedelai sama dengan susu formula berbahan dasar susu sapi karena produsen menjaga keseimbangan nutrisi dalam produknya.

Sebuah studi pada 2008 yang diterbitkan di jurnal Pediatrics menemukan bahwa susu formula kedelai memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang berbeda dibandingkan dengan susu formula berbahan dasar susu sapi.

Hal ini dibandingkan susu formula berbahan dasar susu sapi.

Para peneliti tidak melihat perbedaan dalam pertumbuhan tulang antara bayi yang diberi susu formula kedelai dan bayi yang diberi susu formula sapi.

2. Mitos 2: Kedelai Dapat Menyebabkan Ketidakseimbangan dan Masalah Hormonal pada Bayi

Fakta: Ketika berbicara tentang susu kedelai vs susu sapi dari sisi hormonal, ada kekhawatiran bahwa kedelai dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada bayi.

Kedelai tidak menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada bayi.

Kedelai memiliki banyak isoflavon, senyawa yang strukturnya mirip dengan estrogen, hormon seks wanita.

Beberapa orang khawatir bahwa susu kedelai dapat memberikan paparan isoflavon yang berlebihan pada bayi.

Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan masalah berikutnya seperti pubertas dini, terutama pada wanita.

Anak laki-laki dikhawatirkan akan mengembangkan ciri-ciri seksual perempuan saat pubertas.

Kedengarannya meresahkan, tapi belum ada bukti ilmiah konkrit yang membuktikan bahwa konsumsi susu formula kedelai dapat menyebabkan masalah hormonal.

Tidak ada data konklusif mengenai masalah ini. Namun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa kedelai tidak memiliki dampak atau pengaruh terhadap sistem endokrin bayi.

Isoflavon juga ditemukan dalam ASI. Oleh karena itu, ginjal bayi tampaknya cukup mahir dalam menyaring dan mengeluarkan senyawa tersebut.

3. Mitos 3: Susu Formula Kedelai Mengandung Aluminium

Fakta: Formula kedelai modern tidak memiliki kadar aluminium yang berbahaya.

Pada tahun 1990-an, ditemukan bahwa susu formula kedelai memiliki kadar aluminium yang tinggi.

Hal ini karena adanya garam mineral yang ditambahkan untuk memperkuat formula tersebut.

Namun, susu formula bayi berbahan kedelai saat ini tidak mengandung tingkat aluminium yang berbahaya karena adanya perbaikan dalam formulasi.

Menurut laporan di NTP Peer Review Report for Soy Infant Formula, para peneliti tidak menemukan dampak aluminium pada kesehatan bayi.

Terutama karena unsur tersebut terdapat bahkan dalam ASI yang diberikan ibu.

Bayi dengan fungsi ginjal normal dapat mengeluarkan aluminium dari tubuhnya.

Hanya bayi prematur yang berisiko, tapi susu formula kedelai biasanya tidak dianjurkan dokter untuk bayi prematur.

Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter, jika ingin memilih alternatif pengganti susu sapi untuk bayi.

Baca juga: 8 Penyebab Bercak Putih pada Wajah Bayi, Apakah Bahaya?

4. Mitos 4: Susu Formula Kedelai Menyebabkan Diare Akut

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang membuktikannya.

Belum ada penelitian yang menemukan hubungan antara konsumsi susu kedelai dan timbulnya diare.

Bayi yang menderita diare akut bisa diberi susu formula kedelai.

Beberapa penelitian bahkan mencatat bahwa bayi yang diberi susu formula kedelai pulih lebih cepat dari diare.

Dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula berbahan dasar susu sapi.

Itulah pembahasan mengenai susu kedelai yang bisa jadi alternatif pengganti susu sapi untuk bayi.

Baca Juga: Panduan Membuat Oralit untuk Bayi saat Mengalami Diare, Catat!

Meski ada banyak mitos antara susu kedelai vs susu sapi, susu ini boleh diberikan pada bayi, asalkan Moms berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

  • https://rarediseases.org/rare-diseases/galactosemia/
  • https://doi.org/10.1542/peds.2008-0564
  • https://www.momjunction.com/articles/is-it-safe-to-give-soya-milk-to-my-baby_00117457/
  • https://www.babycenter.com/baby/formula-feeding/soy-or-milk-based-formula-which-is-better-for-my-baby_1962
  • https://www.verywellfamily.com/soy-milk-and-soy-baby-formula-2633746

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb